Apa pengertian dari sebuah pertemuan? Mungkin yang ada dalam benak gadis berseragam sekolah berlogo SMA Sakti itu adalah sebuah awal bencana.
Mengapa bencana? Pertemuan gadis itu dengan seorang laki-laki yang tak asing baginya membuatnya ingin menenggelamkan diri saja ke dalam samudra.
Gadis bernama Biarcha Hadara itu kini tengah menatap tajam seorang laki-laki yang membuat hari pertama masuk sekolah sangat menyebalkan baginya.
Mengapa tidak? Seragam berwarna putih dengan logo SMA Sakti di bagian dada sebelah kiri itu kini berubah menjadi warna kecoklatan karena genangan air akibat hujan semalam.
"Lo liat baju gue kotor begini?" Ucap gadis yang dipanggil Chaca itu dengan kilatan amarahnya.
"Liat. Gue punya mata soalnya." Jawab laki-laki itu santai.
"Lo gak niat buat minta maaf?"
"Gue gak salah." Jawab laki-laki tersebut sambil menyilangkan tangan didepan dadanya.
"Kok lo ngeselin sih?"
"Kok gue? Kan lo yang tiba-tiba marah gak jelas."
"Gak jelas? Liat baju gue kotor gara-gara motor yang lo tumpangin tadi!"
"Siapa suruh lo jalan deket genangan air?"
"Ya terserah gue dong!"
"Udah lah. Gue gak punya waktu debatin hal gak penting." Laki-laki itu melenggang pergi dari hadapan gadis yang tengah menganga tak percaya akan ucapan laki-laki tersebut.
Chaca melotot tajam pada laki-laki yang kini tengah berjalan meninggalkannya. Chaca menghirup napasnya untuk meredakan amarahnya.
"WOY MANUSIA ANEH! TANGGUNG JAWAB LO!!!" Teriak Chaca penuh amarah membuat beberapa pasang mata menatapnya.
Laki-laki itu berbalik menghadap gadis yang tengah meluapkan amarah padanya. Kemudian laki-laki itu berjalan berbalik pada gadis yang meneriakinya tadi.
Setelah tiba dihadapan gadis tersebut. Laki-laki itu tersenyum dengan sinis.
"Gue punya nama. Nama gue Bastian Altair Prahaja."
Chaca terdiam memandangi laki-laki bernama Bastian tersebut. Chaca kesal karena ia harus bertemu dengan jenis manusia tak berahlak ini.
"Urusan sama gue apa? Gue cuma mau lo tanggung jawab!" Ucap Chaca ketus.
"Gue gak hamilin lo kan sampai gue harus tanggung jawab?"
"Inget nama gue. Gue yakin suatu saat lo bakal nyari gue." lanjutnya dengan senyum penuh kemenangan.
Chaca menggeleng tak percaya karena ucapan laki-laki dihadapannya ini.
"Bahkan gue gak mau ketemu sama cowo gak tanggung jawab kayak lo!" Ucap Chaca kemudian berlari meninggalkan Bastian.
"Berani banget dia nantangin gue." Gumam Bastian.
"WOY!" Teriak dua laki-laki dibelakang bastian.
Bastian berbalik menatap kedua laki-laki itu dengan alis terangkat. "Apa lo berdua?" Ucap Bastian penuh tekanan.
"Kok lo gak kaget?" Tanya laki-laki bernama Arkana Aguera.
"Emang bisa ya Bastian kaget?" Tanya laki-laki satu lagi bernama Zevano shaherka.
"Lo pikir gue apa sampe gak bisa kaget?" Tanya Bastian sambil menyilangkan dada.
"Kok lo jadi serem gini sih Bas? Gak seru lo!" Ucap Zevan sambil sedikit memukul tangan Bastian.
"Suruh siapa lo pikir gue gak bisa kaget?"
"Ck! Lo berdua bikin kuping gue berbusa. Diem lo semua!" Ucap Arkan sambil berkacak pinggang.
"Diem Lo!" Bastian dan Zevan mengucapkan itu secara bersamaan.
"Gila! Serem kalian! Arkan takut." Arkan memasang wajah memelas yang membuat Bastian dan Zevan merasa mual.
"Naudzubillah." Gumam Bastian pelan.
"Bas, Lo habis ngomong sama siapa tadi?" Tanya Zevan penasaran.
"Bukan siapa siapa."
"Gak usah bohong lo! Nanti tiba-tiba ada yang datang sambil bilang 'Mas aku mengandung anak mu' hahaha" Ucap Arkan menirukan seorang perempuan.
"Terus nanti ceweknya nangis karena gak diakuin Bastian." Ucap Zevan ikut mengompori Bastian.
"Gila humor gue itu liat Bastian gagap tak berkutik."
Zevan dan Arkan tertawa lepas membuat orang yang dibicarakannya tadi menggeram kesal.