KITA BICARA TENTANG RASA

Dera Mutia
Chapter #2

CHAPTER-2 | Kita satu kelas

Hari ini adalah hari kedua Chaca bersekolah setelah libur semester. Meski baru dua hari, dirinya sudah banyak dikenal oleh kalangan siswa baru.

Seperti pagi ini, Chaca berjalan melewati banyak pasang mata yang menatapnya kagum dan iri. Tak banyak juga kaum adam yang menyapa serta menggodanya.

Chaca yang terkenal ramah pun hanya tersenyum menanggapi. Chaca adalah salah satu gadis yang memiliki julukan badgirl. Tingkahnya yang berani membuat ia mendapat julukan tersebut.

Chaca memang lah gadis feminim seperti kebanyakan gadis lain. Tapi yang membuat berbeda adalah prilakunya yang sungguh berani dan membuat beberapa orang kagum.

Tak hanya itu, wajahnya yang cantik dan imut menambah kesan menarik bagi Chaca. Ditambah pula keberaniannya, membuat beberapa nyali orang lain menciut.

Chaca berhenti berjalan saat didepan pintu kelasnya. Kemudian keningnya berkerut karena melihat sosok laki-laki tinggi menghalangi pintu, membuat akses masuk dan keluar menjadi sulit.

"Permisi, Lo ngalangin jalan gue." Ucap Chaca sopan.

Kemudian laki-laki itu berbalik sambil memasukan tangannya kedalam kantong celana. Laki-laki itu menatap Chaca dengan alis terangkat.

"Lo!" Chaca memekik keras saat melihat siapa orang yang menghalangi jalannya.

Laki-laki tersebut hanya diam dan menatap aneh pada Chaca.

Chaca berkacak pinggang saat tau siapa orang dihadapannya ini. Laki-laki yang sangat tidak ia sukai.

"Ngapain lo disini? Temen-temen kelas gue pada muak sama lo! Jangan godain temen kelas gue!" Chaca menatap tajam seolah ingin menerkam manusia didepannya.

"Ini kelas punya lo?" Laki-laki itu bertanya santai.

"Bukan punya gue!"

"Terus kenapa lo ribut gini?"

"Lo itu manusia aneh! Bisa gak sih kalau ketemu lo, gue gak marah-marah mulu?" Chaca cukup sebal karema setiap bertemu orang ini ia selalu emosi.

"Nama gue Bastian, kalau lo lupa" Bastian mengulurkan tangannya sebagai tanda pengenalan.

"Males gue kenalan sama lo!"

"Siapa yang mau kenalan sama lo? Gue cuma memperkenalkan diri. Gak butuh gue kenalan sama lo. Satu sekolah tau lo cewek apaan."

"Lo kira gue cewek apaan hah?"

"Cewek bar bar"

Chaca melayangkan pukulan ke arah perut Bastian dengan kuat. Membuat pria itu meringis kesakitan.

"Gila ya lo?" Ucap bastian sambil memegangi perutnya.

"Halah payah lo! Segitu aja sakit!"

"Ini beneran sakit woy! Badan lo kecil tapi pukulan lo gede." Bastian mengusap perutnya pelan.

"Gue gak peduli, minggir lo!"

Perdebatan mereka membuat hampir banyak siswa mengerubungi karena ingin melihat. Tak banyak juga yang mengaktifkan kamera untuk sekedar menjadi info dan berita di akun sosial media SMA Sakti.

Beberapa siswa menatap kagum kedua manusia itu. Sungguh sempurna bila disatukan. Dua duanya memiliki paras yang rupawan dan juga persamaan yang mereka punya adalah tingkahnya selalu membuat geleng kepala.

Keduanya memang sudah terkenal dari kelas X. Tingkahnya yang selalu membuat beberapa guru dan siswa geleng kepala. Hanya saja, seakan tak pernah bertemu, mereka seolah tak mengenal satu sama lain. Hingga ketika duduk dibangku kelas XI mereka menjadi mengenal meski dengan cara tak wajar.

"Woy udah!" Zevan dan Arkan datang bersamaan saat melihat banyak murid yang berkumpul dan melingkar.

Saat melihat apa yang membuat beberapa murid berkumpul, Zevan dan Arkan hanya menghela napasnya pasrah.

Zevan dan Arkan memang mengenal gadis yang tengah berdebat dengan sahabatnya itu dan beberapa kali berbicara padanya. Hanya saja, Bastian dengan kemalasannya untuk mengenal betina membuat pria itu tidak akrab dengan gadis itu. Gadis populer dengan keberanian yang membuat terkagum-kagum.

"Kalian gak usah misahin gue sama dia!" Chaca berbicara pada Zevan dan Arkan yang mencoba maju mendekat.

"Oh lo mau deket deket sama gue ya? Sayangnya gue males nanggepin cewek kayak lo."

Chaca menggeram semakin kesal pada laki-laki berwajah tampan didepannya ini. Memang saat kelas X, Chaca tidak memungkiri ketampanan laki-laki itu. Hanya saja ia tidak mengenal pria itu. Chaca lebih kenal dengan Arkan dam Zevan dibanding laki-laki ini.

"Kenapa lo diem? Nyadar gue ganteng?"

"Oke gue akuin lo ganteng. Sayangnya otak lo yang jelek."

"Lo kok ngatain gue sih?"

"Soalnya gue benci sama lo! Cowok populer yang cuma modal tampang doang!"

"Terus lo apa? Lo juga cewek populer yang cuma punya wajah sama body goals tapi kelakuan bar bar!"

Chaca menatap sengit Bastian. Pria itu pun sama, ia menatap tak kalah sengit pada Chaca.

Chaca berkacak pinggang satu tangan dan satu tangan lainnya menunjuk wajah tampan Bastian.

"Jaga omongan lo!"

Lihat selengkapnya