The Broken Wings

Aisy Permata
Chapter #13

Bab 12

"Pagi, Cantik," sapa Dimas dari arah parkiran bersama Rama.

Febri yang baru saja menjejalkan langkah ke gerbang sekolah langsung berjalan di samping Dimas. Ia sempat melirik Rama yang memasang raut cuek.

"Masih pagi, Dim," kata Febri diiringi tawaan kecil.

"Kan elo emang cantik," gombal Dimas.

Febri menggeleng-gelengkan kepala. "Aamiin, lo juga."

“Gue? Cantik?” Dimas bertanya dengan nada sebal yang dibuat-buat.

“Enggak, becanda,” cengir Febri.

“Coba lo bilangnya gini, ‘Dimas, lo ganteng banget, deh. Bikin jantung gue meleleh.’, gitu.” Dimas menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

“Uhuk.” Rama tiba-tiba terbatuk geli.

Febri hanya melirik, sedangkan Dimas memberi isyarat kepada Rama untuk tidak mengacaukan rencana Dimas.

Hari demi hari berlalu. Entah sejak kapan Febri semakin dekat dengan Dimas. Itu hal yang bagus. Dengan begitu, Febri bisa memiliki teman baru. Namun, hari demi hari itu, di mana Febri semakin dekat dengan Dimas, tidak merubah apa pun di antara Febri dengan Rama. Tidak ada yang berubah. Semua terlihat sama.

Rama yang tetap terlihat dingin seolah tidak peduli, dan Febri yang semakin hari semakin gerogi dan takut untuk lebih dekat dengan Rama.

Tiba-tiba, perkataan Erina beberapa hari yang lalu terdengar lagi di benak Febri. Apa benar kalau ternyata Rama sama dengan cowok populer lainnya?

Febri menoleh ke belakang. Rama dengan wajah datarnya berjalan di belakang mereka tanpa sekali pun memandangnya. Lalu ia berbelok ke arah koperasi sekolah. Sedangkan Dimas terus berjalan ke kelas bersama Febri.

"Eh, lo nggak nemenin Kak Rama?" tanya Febri nggak enak. Secara mereka dari parkiran barengan masa iya langsung pisah nggak ngomong-ngomong.

"Enggak, gue nemenin lo aja." Dimas menyengir lalu kembali berjalan.

Di kelas tampak kacau. Meja berantakan. Kursi ada yang terbalik. Kertas berserakan. Botol-botol bekas beterbaran. Sedangkan anak-anaknya lari sana-sini nggak jelas sambil bawa buku.

Lihat selengkapnya