Hampir selama setengah tahun matahari mendekap Kota Polar. Masyarakat yang berpakaian atasan kaos, bawahan celana pendek, dan alas kaki flat shoes sedang memandangku yang menggunakan atasan sweater hoodie hitam, bawahan training hitam, sarung tangan hitam, sepatu kanvas cokelat, ransel patchbag, dan topi beanie hitam. Sejak Vandalizer Group memegang sebagian besar kontrol mereka mempengaruhi pemerintah daerah untuk membuat kebijakan-kebijakan baru yang bisa dibilang menarik, seperti tren pakaian setiap bulan, pembangunan akses transportasi umum besar-besaran mulai dari kereta gantung, listrik, hingga bawah tanah, dan memberikan pesangon pada setiap gelandangan di kota. Aku hanya seekor kucing yang mengetahui sisi lain dari sebuah koin. Tren untuk memonopoli, kebijakan penggunaan kendaraan umum untuk mempermudah mobilitas pekerjaan mereka, dan pesangon sebagai alat pembungkam.
"Untuk bulan Agustus ini diwajibkan untuk mengenakan pakaian musim panas dari Secrecloth Inc. Aku bakal marah loh kalau kalian gak beli." Ujar seorang wanita selebritis papan atas yang sedang siaran di layar raksasa setiap penjuru kota. Setiap hari mereka menyiarkan produk yang wajib untuk dibeli. Sacrecloth Inc merupakan salah satu anak perusahaan dari Vandalizer Group yang mengatur tren pakaian setiap bulan. Sebelum Vandalizer mejamah Polar terdapat sebuah pusat perdagangan yang berumur hampir dua ratus tahun. Pasar tradisional Kota Polar menjadi pundi-pundi vital untuk kegiatan ekonomi pada saat itu. Selain area yang berdekatan dengan distrik manufaktur perkapalan dan logam pasar ini membentuk hubungan khusus dengan seluruh gelandangan yang hidup di Kota Polar. Para gelandangan menerima limbah industri tersebut untuk diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai dan terjadilah hubungan saling membutuhkan antara masyarakat, pasar, dan produsen sebelum tragedi mengerikan 'Kebakaran Hebat' terjadi.
Selama puluhan tahun Vandalizer bergerak dari bawah tanah mengamati Kota Polar. Organisasi mafia terbesar saat itu yang dianggap legenda oleh masyarakat saat itu kini mengakuisisi seluruh industri manufaktur yang ada di Kota Polar dan berhasil mengendalikan pemerintahan kota. Dua tahun setelah Vandalizer mengendalikan segalanya muncul sebuah tragedi besar dimana pasar yang menopang Kota Polar selama ratusan tahun terbakar habis tanpa sisa. Saat masyarakat hendak melakukan demonstrasi besar-besaran, hampir delapan puluh persen pedagang yang berjualan di pasar Kota Polar menghilang tanpa jejak sedangkan sisanya diberikan tunjangan berupa rumah dan pesangon seumur hidup. Mengatakan bahwa pasar akan direnovasi, Vandalizer malah mengubah pasar itu menjadi pusat perbelanjaan 'mall' yang sekarang dikenal sebagai Polar City Trading Centre, pusat perbelanjaan modern terbesar di dunia. Disana Vandalizer dapat dengan mudah memonopoli perekonomian negara. Pemerintah Kota Polar benar-benar telah menjadi sebuah boneka yang dikendalikan di sebuah pertunjukan.
"Kau ! Ikut kami !" Teriak dua orang yang mengenakan setelan jas hitam dan mengeluarkan kartu nama dengan lambang timbangan berwarna hitam yang menandakan penjaga keamanan Kota Polar. Dua orang besar ini akan menjadi tiket masuk misi pertamaku.
Lima menit dari pusat kota terdapat bangunan dengan logo timbangan raksasa. Biro Keamanan Kota Polar. Mungkin aku orang pertama yang berani menghiraukan tren pakaian yang dibuat oleh Sacrecloth Inc melihat kartu antrian bernomor 1 berada di kantungku. Setelah menunggu di lobi utama mereka memanduku menuju ruangan bertuliskan 'kepala satuan'. Mereka memaksaku mencicipi sebuah kursi pemberian Vandalizer untuk menunggu sang kepala. Membuang waktu hampir setengah jam, muncul seorang perempuan dengan pakaian ala Napoleon dan mengenakan topi baret hitam dengan lambang timbangan bertuliskan kode nama 'Ana'. Kemudian Ia duduk dan menatapku tajam.
"Pertama-tama aku mencurahkan rasa hormat yang luar biasa karena menarik perhatian kami. Bisa-bisanya mengenakan pakaian buronan dunia bawah tanah dan berjalan santai di pusat kota." Ujarnya tegas.
"Kalau tidak begitu aku tidak punya alasan untuk datang kemari. Sudah lama tikus tidak memperkerjakan Sang Kucing."
Perkataanku membuat kepala keamanan memerintahkan para petugas dan pengawal untuk mengosongkan ruangan. Menekan sebuah tombol yang membuat seluruh ruangan tertutup rapat dan melirikkan mata menuju patchbag milikku.
"Serahkan berkas dari Tuan Vandalizer, Beanie Hitam."
Aku mengeluarkan berkas yang berisi informasi target dan senjata yang harus digunakan. Sudah hampir setengah tahun aku tidak melihat Ana menghela nafas karena membaca informasi target dariku. Berkas dengan sandi abstrak yang hanya dapat dibaca oleh Ana secara tidak langsung membuatnya menjadi rekan kerja selama empat tahun terakhir.
"Lagi-lagi orang lugu yang hidup di dunia yang salah. Bagas Helistan, seorang dokter sekaligus aktivis mengenai masalah limbah skala masif yang dibuang Sacrecloth Inc dalam pembuatan pakaian. Data kepolisian mengatakan bahwa beberapa aktivis Bagas Helistan mulai bertindak anarkis dengan menghancurkan beberapa cabang Sacrecloth Inc di pelosok Kota Polar. Hancurkan dadanya menggunakan revolver atau bakar hidup-hidup dengan tempat yang ia huni." Setelah bersimpati sejenak, Ana mulai membaca penjelasan berkas tersebut. Kemudian Ia memberikan revolver kaliber 38 6 alur twist dan dua belas peluru untuk memastikan dada target benar-benar hancur.
"Kehidupan yang benar-benar berat. Andai saja kau melepas ikatan dengan teman Steppe-mu kupastikan kau mendapat posisi tinggi di Kantor Keamanan ini."