The Candles and Their Owners

Aning Lacya
Chapter #6

Dark Story

Seketika itu pula kurasakan keringat dingin menetes di punggungku. Aku tinggal bersama keluarga pembunuh. Aku tidak salah dengar. Louisa mengatakannya.

Aku melirik Shane. Ia tak memiliki wajah berdosa sama sekali.

"Shane memang membunuh orang di hadapanmu malam itu," kata Louisa lagi.

Shane? Pemilik kelingking putus? Oh Tuhan. Aku masih tak beranjak dari menatap Shane. Tapi laki-laki itu bahkan tersenyum. Anjing liar gila!!!

"Aku memiliki mata yang spesial. Semua orang yang mengetahuinya pasti akan menginginkannya. Orang yang malam itu dibunuh Shane salah satunya. Ia menyelinap ke rumah kami dan berusaha memenggal kepalaku. Shane langsung memburunya. Tak ku sangka kau akan melihatnya."

Perlahan genggaman tangan Louisa kulepaskan. Louisa menatap dalam ke arah mataku. Berusaha mencari pembenaran terhadap perkataan yang akan ia tujukan padaku.

"Bila mata ini sampai digunakan untuk hal yang salah. Dampak yang ditimbulkan akan sangat berbahaya." Louisa berhenti untuk menghela napas.

"Ayah kami adalah seorang penebang kayu. Ibu kami hanya buruh cuci. Kami hidup dalam kemiskinan. Kami tumbuh di sebuah desa yang jauh dari kota ini. Saat Shane masih balita, ibu kami meninggal dunia, ehm..." Louisa berdehem singkat, "tidak tepat rasanya jika dibilang meninggal. Ayah kami menjual ibu untuk dijual organ dalamnya di pasar gelap. Ya ayah kami membunuh ibu untuk mempertahankan hidupnya.

"Ayah kami sangat buruk. Ia sering memaki dan memukuli kami setelah ibu tidak ada. Shane kecil yang tidak paham apa-apa sering kali jadi korban. Jika kau perhatikan tubuhnya penuh dengan luka bukan? Luka di pipinya bukan karena serangan sepertiku, itu luka karena ayah pernah memukulnya.

"Kami lalu pindah kemari karena uang yang dihasilkan dari menjual organ tubuh ibu cukup untuk membelinya. Kami tidak pernah mengecap bangku sekolah. Aku hanya mampu membaca karena aku sempat merasakan bangku sekolah dasar. Ayah menyuruhku bekerja saat Shane berusia dua belas tahun. Shane saat itu hanya menjadi samsak hidup untuk ayah. Sedangkan aku hanya sebagai buruh untuknya. Saat itu hanya ada rumah kami di sini, sisanya hanya hutan pinus dan cemara. Ayah menebang hutan dan menjual kayunya ke kota besar. Ia selalu mabuk dan mengatakan bahwa kami beban hidup untuknya."

Louisa berhenti bercerita. Air matanya menetes. Aku yang tadinya tidak ingin disentuh olehnya justru memeluknya. Ia meraih pergelanganku, seakan ingin mengatakan biarkan aku selesai bercerita. Kukembalikan posisi dudukku seperti semula. Louisa kembali menatapku dalam.

"Suatu pagi, aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku melihat sebuah tv besar di kepala ayah," ia tersenyum. "Dalam tv, kulihat tubuh Shane dicincang olehnya. Selanjutnya ia mencincangku dengan pisau besar yang ada di tangannya. Daging kami lalu di simpan di freezer setelah ia bungkus dengan plastik. Malamnya ia mengeluarkan satu bungkus untuk disantap dengan wine. Ia menumisnya dengan bawang Bombay dan bawang putih cincang."

Louisa menatap Shane sebentar. Lalu kembali menatapku.

"Aku menatap ayah lalu berteriak keras. Sangat keras sampai ku dengar kepakan suara burung terbang dari luar rumah kami. Ayah menatapku dengan tajam seakan ia tahu bahwa aku tahu apa yang ia rencanakan. Ia mengejarku dengan pisau besar di tangannya. Ia amat menyeramkan. Ia tak pantas di sebut ayah. Ia seorang psychopath. Ia mengejarku sampai keluar. Aku terjatuh dan ia berhasil memotong pergelangan kakiku. Saat aku sudah tak berdaya dan hanya bisa menangis dan menutup wajahku.

"Sampai aku mendengar suara pukulan keras dan ayah berteriak lantang. Saat aku membuka mataku, sebuah kapak menancap di kepalanya, dan Shane tepat berada di belakangnya. Aku yang tak bisa berbuat apa-apa hanya mampu menonton adegan per adegan Shane mencabik-cabik tubuh ayah yang tersungkur dengan kapak tadi." Louisa terdiam beberapa saat. Ini sulit dipercaya, tapi itulah kenyataannya.

Jadi, yang diceritakan Shane tentang pembunuhan sadis terhadap ayahnya itu cerita tentang dirinya sendiri?

"Lalu bagaimana kalian bisa tetap hidup?"

Lihat selengkapnya