Suara motor terdengar dari luar rumah. Louisa tersenyum lebar lalu menatap arah pintu depan. Shane bangkit dan membuka pintu. Seorang pria bertubuh tegap memeluk Shane. Ia berjalan masuk untuk memeluk Louisa lalu keduanya berciuman.
Aku menundukkan pandanganku dan melirik Shane yang sudah duduk di sebelahku. Dengan santai ia meminum tehnya.
Kami semua kembali duduk di meja makan. Shane menuangkan teh chamomile ke dalam cangkir baru dan membagikan pancake ke masing-masing piring.
Aku menatap pria bertubuh tinggi itu. Jean memiliki rahang tegas dengan potongan rambut cepak. Ia memakai jaket kulit berwarna cokelat dengan kaus hijau zamrud. Pria itu berbincang kecil dengan Louisa sambil berpegangan tangan. Cincin yang sama dengan Louisa terlingkar di jari manisnya.
"Mengapa tak kau perkenalkan gadis cantik ini padaku? Siapa dia?"
"Ia Maidy Cap, kekasihku."
Suami Louisa itu melirikku.
"Maidy, Aku Jean. Suami Louisa dan kakak ipar dari Shane. Senang bertemu denganmu," katanya sambil menjabat tanganku.
"Aku juga senang bertemu denganmu."
Kami mulai makan. Jean bercerita banyak tentang bagaimana ia mengajari Shane selama ini. Jean sungguh bangga pada Shane. Jean menggodaku dengan berkata kalau Shane tak akan mungkin melirik wanita lain. Ia hanya jatuh cinta pada belati damaskus yang selalui ia gunakan bertugas. Kami semua tertawa kecuali Shane yang menekuk bibirnya ke samping.
Shane mengumpulkan piring dan cangkir kotor dan membawanya ke dishwashing. Aku membantunya dengan membersihkan meja makan lalu membilas piring dan cangkir yang sudah ia sabun. Kulirik Jean dan Louisa terlibat percakapan serius di ruang tengah.
Suasana rumah ini jadi sedikit serius. Kulihat wajah Shane mulai datar. Aku tahu ia menunggu jawaban mengenai isi amplop cokelat itu. Aku melirik Shane, "Tidak ada hal yang lebih serius kan?"
"Akan kupastikan semuanya akan baik-baik saja."
Kami kembali ke tempat Jean dan Louisa. Jean merapikan semua berkas yang sudah ia bahas dengan Louisa beberapa menit lalu, kemudian memberikan beberapa lembarnya pada Shane. Wajah Shane berubah menjadi yang serius ketika membacanya.
"Baiklah. Kupikir isi berkas sudah jelas. Kalian harus bergegas dalam dua hari ini untuk pindah. THE CANDLES sudah menyediakan seluruh fasilitas untuk kalian di tempat baru."