The Candles and Their Owners

Aning Lacya
Chapter #18

The Roasts

Neill sudah selesai memainkan tubuh Kyla. Sekarang tubuh itu sudah tidak dalam wujud manusia lagi. Seperti bubur kertas yang pernah aku buat saat aku masih kecil. Aku menatapi mayat mereka satu per satu. Yang kulihat saat ini hanya lukisan darah teman-temanku di lantai.

Neill kembali mengincarku. Ia melangkah perlahan-lahan. Kutatap sepatu pantofelnya lengket dengan darah. Ia tepat berada di depanku sekarang.

"Nona... tenanglah. Kau adalah Platinumku. Aku akan memeliharamu dengan baik."

Neill berjongkok di hadapanku. Aku dapat mengintip matanya di balik topeng badutnya. "Shane...kumohon datanglah!" Gumamku pada diri sendiri.

"Shane? Siapa dia nona? Kau mencoba berselingkuh dariku?" Neill melototiku.

"White Ripper. Itu kekasihnya," Jawab Gavin.

"Ok... Marvelous... Aku mendapatkan dua jackpot. Hari ini adalah hari keberuntunganku."

Aku hanya butuh jantung dan pergelangan kaki gadis itu. White Ripper dan sisa tubuh gadis itu jadi milikmu," ujar Gavin.

"Oh... Aku kenal penikmat Ossobucco ini. Si tua dari Rusia pasti sangat menyukainya."

"Aku butuh ia hidup Neill!" Suara pria tua menghentikan obrolan mereka, ia berjalan mendekat.

Aku menatapnya tajam. Ia pengantar koran itu. Ia balas balik menatapku.

"Tak ada koran untukmu Nona! Kau lihat perban di mataku? Terima kasih untuk dressing salad-nya. Sungguh enak sekali."

"Kita akan membawanya sekarang. Pembeliku sudah menungguku di Miami dan Moscow," kata Gavin.

"Aku perlu waktu lima hari untuk memisahkan semua organnya. Dan perlu satu bulan untuk mengawetkan kulitnya," Tambah tuan Eroll.

"Baiklah Eroll... Kuserahkan semuanya padamu. Aku akan..." Belum tuntas Neill bicara, sebuah balok kayu mengarah ke kepalanya.

Bruakkhh!!

Lemparan itu membuatnya jatuh tersungkur. Darah mengalir deras membasahi lantai. Semua mata mengarah ke belakang tubuh mereka. Seseorang berlari ke arah mereka dengan cepat. Itu Shane.

"SHANE!" Teriakku.

Wajahnya datar dengan aura penuh kemarahan. Tuan Eroll mengarahkan pistol ke arah Shane. Ia menembakkan tiga peluru ke arah Shane. Aku dapat melihat tembakan itu mengenai Shane di bagian dada kirinya. Shane masih tetap berdiri. Tak ada ekspresi kesakitan pada dirinya. Bahkan tak ada sedikit pun noda darah menempel di pakaiannya.

Lihat selengkapnya