The Chain Of Youth

Haidee
Chapter #6

Hiks Hiks

Gisel mulai menaruh kecurigaan terhadap Jefry. Dia sering mendapati bola mata Jefry melirik Nadia diam-diam, dia juga makin penasaran dengan siswa bernama Samuel.

Suatu hari dia meminta pada Nadia untuk membantunya menjadi mak comblang, minimal mendapatkan nomor ponsel atau akun sosial media dari Samuel.

“Kuperhatikan Jefry tetangga kelas kita suka liatin kamu deh.”

“Berarti kamu memperhatikan dia juga dong.”

“Heh, maksudku….” Gisel tersedak, tak dapat menjawab. “Ke kantin yukk. Aku lapar nih.”

“Tidak. Kamu saja.”

“Kenapa?”

“Aku lagi diet.”

“Hah? Kamu nggak salah program kan?”

“Tidak.”

Gara-gara Jefry mengeluh tubuhnya terlalu berat, pipinya gemoy seperti beruang. Nadia yang sensitif langsung melakukan diet.

“Eh coba kita cari akun sosial medianya Samuel,” seru Gisel.

“Kamu aja deh.”

“Pinjam hpmu yah.”

Gisel menggulirkan layar ponsel milik Nadia untuk mencari akun sosial media Samuel Okto. Lalu diketiknya nama Samuel Okto dikolom searching. Tidak susah mendapatkan dengan beberapa teman yang sama dengan siswa-siswi lain walaupun tidak saling mengenal.

“Haa ketemu....”

Dengan semangat riang, Gisel menunjukkan pada Nadia isi akun linimasa dari Samuel.

“Dia suka main piano,” kata Gisel seraya melihat-lihat postingan publik Samuel, dia antaranya video pendek Samuel bermain piano. “Udah cakep, pintar, jago main piano lagi. Orang tuanya pasti bangga punya anak seperti Sam.”

Nadia ikut dibuat penasaran. “Mana lihat.”

Gisel pun menekan tap play pada postingan video.

Keduanya menonton video durasi dua puluh detik tersebut.

“Kereenn iich....”

Saking semangatnya, tak sengaja jempol Gisel menekan tanggapan Love pada postingan video milik Samuel.

“Heekkkkkk.” 

Gisel menganga selebar mulut dinosaurus.

“Kenapa?”

“Nad.” Gisel menggigit bibirnya. “Aku nggak sengaja ngasi Love di postingan Sam.”

“Hah?”

“Pakai akunmu.”

Keduanya menganga, bola mata pun hampir copot. =_=

“Bagaimana ini?”

“Tapi bisa diurungkan kok.”

“Biar pun diurungkan, notifnya tetap muncul di akun Sam.”

“....” -_-

“Ah kamu…. tangannya gatal banget.”

Sambil terisak-isak, Gisel berkata. “Ma-af.”

“Ya sudah. Kita ke kantin saja, aku jadi lapar.”

Go to Kantin Sekolah.

“Aggh kantinnya full.”

Kedua siswi itu masih berdiri, memandangi puluhan siswa siswi memadati kantin siang ini. Salah satu alasannya adalah karena keduanya malas mengantri.

“Nadia,” tegur suara siswa.

Nadia dan Gisel langsung menoleh.

“Heh? Kamu?”

‘Tidak. Notif itu’ – Nadia. >0<

“Kenapa berdiri disini?”

Gisel menjawab. “Kantinnya full.”

“Kalian mau makan?”

“Enggak. Kami mau beli minuman dingin.”

“Yah kalau begitu kalian cari tempat adem. Biar aku yang beli minumannya.”

‘Apa dia selalu bersikap begitu?’ – Nadia.

“Eh nggak usah.” Nadia tampak gugup. “Kami mau balik ke kelas saja.” Dia pergi dengan tergesa-gesa, disusul Gisel di belakangnya.

Nadia tidak siap untuk menahan malunya yang kedua kalinya. Meskipun yang kedua ini dari kesalahan Gisel.

Samuel hanya senyum senyam kecut, ini kedua kali Nadia pergi seperti itu saat dirinya menghampirinya. Bukannya tersinggung, sebaliknya Samuel semakin dibuat menggemeskan pada Nadia. Dibalik itu, Samuel belum melihat notifikasi di media sosialnya.

-----

Samuel tetap di kantin, karena dia sudah membuat janji temu dengan Jefry saat jam istirahat. Dia ingin menceritakan kepada sahabatnya tentang kenalan barunya tersebut.

Sin Kantin Sekolah.

Lihat selengkapnya