Pertengkaran kedua pemuda itu, telah sampai di telinga ketiga teman.
Gisel berdecak kesal. “Mereka berdua apa-apan sih. Kayak anak kecil saja berantem.”
“Anyway... aku tidak tahu keseluruhan ceritanya. Tapi sebaiknya kita jangan ikut campur dulu,” kata Yuda.
“Yud, kamu harus menjadi penengah di antara Jefry dan Samuel. Minta mereka berdua untuk duduk dan bicara bersama. Apakah itu kesalahan seseorang atau kesalahpahaman total. Satu-satunya cara untuk menyelesaikannya adalah bicara!” ucap Gisel tegas lugas dan benar.
“Pointnya adalah mereka bertengkar karna memperebutkan cinta Nadia. Mereka berdua menyukai Nadia.”
“Apa??”
‘Jadi keinginan Jefry tempo hari itu bukan lelucon? Apa itu yang sebenarnya dia ingin katakan sama aku kemarin?’. – Nadia.
Namun di situasi ini, Jefry lah yang terkesan berkhianat.
“Aku hampir meragukan Jefry, maksudku dia selalu meledekku.”
Jefry berharap dia memiliki kekuatan untuk memutar kembali waktu. Dia tidak tahu kalau itu akan menjadi bumerang seburuk ini.
“Aku bahkan berpikir mereka berdua punya hubungan khusus, lebih dari teman....”
Yudha melongo kencang. “Hah? Maksudmu mereka....”
“Tidak tidak! Aku sudah salah tentang itu....”
“Jangan berpikir begitu. Jefry sudah naksir kamu sejak semester satu kelas tiga, dia menyukaimu tapi nggak mau mengakuinya. Dia cowok pemalu sebenarnya.”
“Itu berarti Jefry naksir pertama....”
“Samuel sudah mengakui perasaannya padaku, dia memberiku waktu tiga hari untuk menjawabnya,” kata Nadia kemudian. “Aku nggak ingin menjadi penyebab mereka bermusuhan.” lirihnya.
“Ini bukan salahmu, Nad,” kata Yudha. “Kamu nggak tahu apa-apa di sini kok.”
“Ya, kamu tidak harus berkorban,” sambung Gisel. “Kamu bisa menjawab perasaan Samuel atau Jefry dengan intuisimu.”
‘Ini terlalu menghibur. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mengamati drama cinta teman sendiri. hihi’ – Gisel.
Jika buah apel sangat besar, rasanya pasti akan sangat segar. Jika buah apel sangat kecil, rasanya pasti akan asam. Meskipun ukuran kedua apel sama besar, tapi beratnya kadang berbeda. Semakin berat apel, semakin matang. Jika kamu ingin memetik sebuah apel yang bagus. Kamu harus memilih dan memetiknya sendiri.
Ini bukan hal mudah. Apakah Nadia akan mengorbankan perasaannya yang belum seratus persen demi.... karena tidak ingin menjadi penyebab kekacauan pertemanan antara dua pemuda itu.
**-**
Pemuda yang baru saja bertengkar itu, menceritakan kembali tentang apa yang terjadi antara dirinya dan Samuel. Jefry beralih mendatangi Yudha, karena hanya Yudha yang dapat mengerti dan tak bosan mendengar ceritanya.
“Kamu tahu, aku sebenarnya orang keras kepala,” ucap Jefry dengan pandangan kosong ke depan.
“Kamu ngomong apa sih?”
“Kamu juga tidak mengerti?”
“Maksud kamu?”
Sungguh Yudha bingung dengan ucapan Jefry seperti orang yang tak berdaya.
“Hidungmu kenapa?”
“Ini ditonjok Sam,” jawabnya meraba-raba hidungnya, perlahan-lahan nyerinya sudah hilang.
Reaksi Yudha terperangah kemudian berubah tertawa. “Rasanya pasti sangat manis,” ejeknya.
Jefry membayangkan hantaman Samuel saat itu. “Itu pukulan telak, aku sama sekali tidak menduganya. Begitu cepat.”
“Sam memukulmu karna dia terbawa emosi. Aku nggak akan memihak sama kamu.” Yudha ikut jengkel dengan Jefry. “Aku sudah memperingatimu jauh-jauh hari, tapi kamu terus melakukan kebalikan dari hatimu. Seandainya kamu mendengarku, tidak akan ada kejadian ini. Seenggaknya kamu jauh dari masalah.”
“Ini semua salahku. Makanya aku nggak balas waktu dia menghantam dan mencaci aku.”