Kematian adalah fase akhir dari semua mahluk hidup di bumi ini sebagai bagian dari perputaran alamiah setelah kelahiran sehingga, menjadikan yang hidup pasti mati. Tak seperti tumbuhan ataupun hewan yang tidak memiliki akal pikiran dan emosi, ketika berhubungan mengenai kematian manusia lebih banyak enggan membahasnya.
Mungkin karena belum ada yang pernah menceritakan pengalaman mengenai kematian sehingga manusia cenderung takut mati. Atau karena proses kematian itu sendiri yang sering terlihat menyakitkan bahkan kadang mengenaskan.
Tapi apapun yang terjadi, semua yang hidup pasti mati.
Dan tidak ada yang siap menghadapi kematian kecuali, mungkin tumbuhan, mungkin juga hewan. Atau justru mereka juga tidak siap?
Melainkan keterbatasan manusia yang tak menyadari.
Akan tetapi yang pasti tidak ada manusia yang siap mati.
Termasuk remaja laki-laki bernama Cakra Abiyoga yang sedang ketakukan menghadapi kematiannya yang mungkin akan menjemputnya beberapa detik lagi.
Ia sungguh belum siap.
Serta ketakutan.
Tapi yang lebih ia takuti adalah apa yang akan terjadi setelah kematian meraihnya, ia teringat teori ketuhanan yang menyatakan bahwa setelah kematian ada kehidupan kekal.
Yang jadi masalah adalah, kehidupan kekal itu bercabang dua. Kanan menuju yang mereka sebut surga, sedangkan kiri yang mereka sebut neraka. Dan sepertinya Cakra tahu kemana ia akan melangkah.
Penglihatan akan neraka seakan mengejeknya, samar ia melihat seorang menggunakan jubah hitam berikut sabit panjang yang ia topang sedang melambaikan tangan kearahnya sambil menjulurkan lidah. Ditambah bayangan tersebut bertanduk layaknya rusa namun bedanya tanduk itu menyala seperti api.
Cakra memasuki tahap menerima kematian yang akan ia hadapi, bahkan ia tak akan menolak bila neraka merupakan singgasana abadinya, bukan tanpa alasan mengapa ia begitu yakin bahwa neraka yang akan menerimanya sebagai anggota baru.
Saat Cakra berusaha mencoba melawan ganasnya ombak yang akan membawanya pada kematian, seluruh kenakalan remaja yang ia buat menerornya seakan minta pertanggung jawaban. Setiap tarikan napas yang berhasil ia lakukan terpampang jelas perbuatan yang pernah ia lakukan kepada manusia seusianya yang mereka sebut dengan teman sekolah, bahkan bukan itu saja.
Orang dewasa pun tidak luput akan kenakalannya.
Ia menyesal atas semua tindakannya tersebut.
Ia menyesal telah memiliki samsak selama ia sekolah di SMA Berbudi Pekerti milik orang-tuanya. Samsak itu bahkan mempunyai nama dan duduk di kelas yang sama untuk mendapatkan pengetahuan yang sama.
Tapi karena Cakra adalah Tuan Muda yang harus selalu dilayani, maka ia meminta Dito untuk menjadi samsaknya tanpa menuntut, menolak, apalagi melapor kepada pihak berwajib. Tentu Dito menerimanya karena ancaman beasiswanya yang bisa saja dicabut saat anak 'nakal' ini mengucapkan mantra-mantra ajaibnya.
Tentu saja nama-nama samsak yang dimiliki Cakra selama ia hidup tidak hanya Dito, ada juga Jonny, Adit, Beni, Farid, Dariel, Victor, Tommy, dan beberapa nama laki – laki lainnya. Dan mereka merangkap sebagai asisten pribadinya, terutama saat ia sedang malas melakukan apapun.
Ia menyesal telah mengunci dari luar saat Pak Andi guru Matematika merangkap kepala sekolahnya yang sedang menikmati buang hajat tanpa diketahui beberapa menit kemudian petasan menggelegar seolah memeriahkan agendanya.
Ia menyesal telah memperlakukan dengan sangat indah pada awal perkenalannya dengan Michelle, Devi, Sveta, Alina, Bianca, Samantha, Retno, Indah, Dian, Bulan, Inem, dan juga tak tertinggal Ningsih, Sariyem, Suratmi serta Wati. Dan membuat mereka jatuh cinta serta tergila – gila padanya. Namun begitu mereka rela manjadi budak cintanya ia langsung mencampakkan mereka.
Ia juga menyesal telah menjadi biang kerok pertempuran pelajar yang sering terjadi antara sekolahnya dan sekolah lain.
Ia juga menyesal sering menjahili teman-temannya, salah satunya, ia pernah meminta Tommy untuk mengutil di salah satu pusat perbelanjaan, namun saat Tommy berhasil keluar dengan barang curian, bak pahlawan Cakra datang dan memberi tahu salah satu petugas toko bahwa Tommy telah melakukan pencurian.
Sungguh ia menyesali semua itu.
Menjadi siswa yang serba paling di sekolah membuatnya layak menjadi anak yang sombong, angkuh, seenaknya sendiri, congkak, egois dan sifa-sifat jelek lainnya. Bukan tanpa alasan kenapa Cakra disematkan sebagai anak 'nakal'.
Karena banyak faktor mungkin yang menjadi alasan utama.
Mungkin karena ia dibesarkan serba kecukupan. Contohnya saat ia mempunyai dana cukup untuk mentraktir teman-temannya keliling Eropa selama sebulan dengan penerbangan kelas satu ditambah menginap di hotel-hotel bintang lima sebagai hadiah persahabatan mereka.
Ia pun selalu bercukupan untuk membeli barang-barang yang ia inginkan, bahkan salah satu mobil yang ia parkirkan di halaman sekolah di atas lahan bertuliskan 'Tuan Cakra' merupakan mobil keluaran General Motors perusahaan otomotif yang memproduksi mobil-mobil yang jarang berlalu-lalang di jalan raya Ibukota.
Mungkin juga karena ia anak yang cerdas, bahkan jenius.
Tidak sedikit medali emas dari lomba olimpiade tingkat nasional dan internasional ia dapatkan. Walaupun medali itu hanya mampir semenit di tangannya, setelah itu entah kemana riwayatnya.
Pernah Bi Chleo kepala asisten rumah tangga di rumahnya jadikan salah satu medali emas olimpiade fisika tingkat internasional milik Cakra sebagai penumpu meja di kamar pribadinya.
Seingat Cakra, sewaktu ia berumur sepuluh tahun ia pernah membuat satu alat canggih namun alat itu hilang entah kemana. Orang-orang yang mengenal Cakra saat balita pun tercengang akan kecerdasan Cakra. Karena kepintarannya tersebut ia dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Massachusetts Institute of Technology.
Mungkin juga karena ia bertalenta, tidak sedikit ia mendapatkan piala dalam bidang olahraga seperti taekwondo, karate, tinju, anggar, dan juga menunggang kuda. Tidak jarang juga ansambel musik besutannya bernama Evil's Smile menyabet juara satu pada setiap festival musik tingkat sekolah menengah hingga umum, dari sana juga banyak produser dan label rekaman ingin menekan kontrak dengannya, namun selalu ia tolak tegas.
"Tanya mereka aja pak! Kalo mereka mau, ambil aja mereka, gue ga tertarik!" dan tentu saja, mereka hanya menginginkan Cakra semata, karena tanpa Cakra grup band itu hanyalah sekelompok anak remaja yang bermain musik sebagai kegemaran dengan cara yang seadanya saja.
Karena bintang utamanya Cakra, selain ia sebagai vokalis, iapun merangkap gitarist, dan sesekali mengganti peran menjadi drummer, bassist, dan keyboardist.
Mungkin juga karena ia terlahir dengan fisik yang menurut para ahli estetika sempurna, wajah oval dengan rahang tajam dan dagu sedikit terbelah. Hidung tidak terlalu panjang dan tinggi namun lurus bertengger di antara mata yang juga berbentuk oval tidak terlalu besar namun simetris.
Belum lagi bibir sedang yang belum berubah gelap akibat rokok yang selalu ia hisap, serta alis tebal lurus seakan menjadi menjadi payung untuk matanya.
Ditambah tinggi badannya yang menjulang serta terbentuk sempurna dengan otot dada bidang, perut datar layaknya talenan serta biceps dan triceps yang tidak terlalu besar namun berotot terlapisi kulit kuning kecoklatan khas rumpun Asia Tenggara.
Ia terlalu tampan!
Bahkan banyak pria mengakui bahwa ia salah satu manusia yang tertampan di Bumi ini.
Siapa yang tidak akan terlena dengan kesempurnaan tersebut?