The Coffee Before The Break

glowedy
Chapter #4

Daniel: The Archive of Almost-Love

Daniel, 27 tahun. Desainer antarmuka yang hidup di antara algoritma dan emosi. Rambutnya selalu sedikit berantakan, seolah terlalu sibuk berpikir daripada bercermin. Ia lajang. Tapi bukan karena sendiri. Ia mencintai dalam diam. Dan dari kejauhan.

*****

Ibunya meninggal karena komplikasi jantung. Tapi bagi Daniel, yang membunuh ibunya lebih dulu adalah kesepian. Perempuan itu terlalu lembut untuk menuntut, dan terlalu kuat untuk menunjukkan kecewa. Ayahnya sibuk. Di luar negeri. Di layar televisi. Di meja makan diplomatik. Nama keluarga mereka dihormati, tapi tak pernah benar-benar hadir.

Daniel pernah bertanya diam-diam saat kecil, “Apa Mama bahagia?”

Ibunya hanya menjawab, “Mama cukup.”

Tapi ia tahu, cukup tidak selalu berarti utuh.

*****

Maria datang seperti bisikan. Tak berisik. Tapi mengisi ruang kosong yang terlalu lama didiamkan. Perempuan itu masuk ke hidup Daniel saat dia bahkan tidak sedang mencari siapa pun. Mereka bertemu di sebuah forum desain arsip budaya—Maria sebagai penulis dokumenter, Daniel sebagai panelis muda yang bicara soal UI/UX untuk pelestarian visual.

Forum itu diadakan di sebuah galeri desain di Kemang, dikelilingi instalasi poster arsip digital dan layar-layar kecil berisi katalog interaktif. Daniel menjadi pembicara sesi keempat—duduk di atas kursi bar tinggi, mengenakan sweater hitam tipis dan celana tailored abu-abu. Rambutnya disisir asal-asalan. Tapi slide presentasinya rapi dan hampir meditatif.

Ia membuka sesi dengan suara datar tapi tajam:

Lihat selengkapnya