The Coldest Boyfriend

Coconut Books
Chapter #1

Prolog

Hello, you came to me

 Giving me your shy scent

 In my hazy dream

 You were shining, dazzling

  Gadis itu melangkah gontai menyusuri jalanan berumput yang licin karena embun pagi. Langit masih biru kelabu, sinar mentari belum terlihat untuk menerangi pagi. Hawa dingin yang menusuk kulit membuatnya beberapa kali bergetar menggigil dan memeluk tubuhnya sendiri. Rambutnya masih acak-acakan dengan mata yang hanya setengah terbuka, efek nyawa yang belum terkumpul. Masih dengan baju tidurnya yang bergambar panda, dia terus berjalan walau sempoyongan karena kaki lemas menopang beban.

Ternyata, tujuannya adalah kolam renang. Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang sedang duduk tenang di ayunan pinggir kolam. Di sana, seorang lelaki yang duduk memunggunginya.

 With a fluttering heart, without knowing

 I went to you, step by step

 And I stayed by your side

  “Ri-o,” katanya setengah sadar sambil mengacak-acak malas rambutnya sendiri, terlihat masih ngelindur. Tidak ada sahutan dari lelaki yang ia panggil, bahkan menengok pun tidak.

  “Rioo!” panggilnya lagi setengah berteriak malas, tetapi tetap saja lelaki itu masih berdiam tenang. Karena kesal tak dihiraukan, dia menghampirinya dengan langkah yang tidak teratur. Tanpa kesadaran yang penuh, dia melangkah dengan gusar, membuatnya tak sadar bahwa jalan yang ia pijak adalah turunan berumput yang licin.

Lihat selengkapnya