The Colours of Life

Sofia Grace
Chapter #3

Elena Sandi (3)

“Thomas menerima keadaan Lena apa adanya, Ma. Lena sudah menceritakan semuanya, nggak ada yang ditutupi. Dia nggak berencana untuk punya anak lagi karena keberadaan si kembar sudah cukup baginya. Lena juga nggak akan berupaya untuk hamil kalau memang nggak dikasih. Cukup sudah pengalaman menyakitkan aborsi dan operasi kista dulu itu. Lena cuma ingin membentuk keluarga, hidup bersama orang-orang yang mengasihi Lena setulus hati….”

           

“Apakah nggak cukup kasih sayang Mama selama ini dan orang-orang di luar sana yang memujamu?!”

            

“Mereka cuma memuja prestasi Lena, Ma…bukan diri Lena yang sesungguhnya.”

          

“Lalu Mama ini kamu anggap apa, hah?! Banyak hal penting yang ternyata kamu sembunyikan dari Mama. Affair dengan pria beristri, aborsi, operasi kista, pacaran dengan mantanmu. Kamu ini benar-benar nggak menghargai ibumu sendiri. Dasar anak durhaka! Lihat saja, sampai mati Mama nggak akan pernah merestui pernikahanmu dengan Thomas!”

            

“Sebenarnya apa masalahnya, Ma? Setiap bulan Lena tetap akan memberikan uang sebesar yang Mama terima selama ini. Mau beli barang-barang bermerek, makan makanan mewah, bepergian ke luar negeri, semua kegemaran Mama itu akan tetap Lena penuhi. Ada beberapa aset properti Lena yang bisa disewa-sewakan buat passive income. Lalu Lena akan bekerja full time sebagai penulis online yang kalau ditekuni dengan serius bisa mendatangkan penghasilan yang nggak sedikit….”

            

“Penulis online? Pekerjaan macam apa itu. Apakah hasilnya bisa setara dengan yang kamu capai selama ini?!! Jangan bodoh, Anakku. Sadarlah, Nak…. Sadar!”

            

Soraya mengguncang-guncang tubuh putri kesayangannya itus. Ia benar-benar tidak dapat memahami jalan pikiran Elena. Anaknya ini benar-benar telah berubah. Tidak lagi penurut, tidak lagi ingin membahagiakan ibunya. 

            

Elena tersenyum getir. “Mamalah yang harus sadar. Sudah saatnya Lena hidup bahagia dengan cara Lena sendiri….”

           

Wanita muda bertubuh tinggi semampai itu bangkit berdiri dan beranjak menuju ke kamar tidurnya, meninggalkan ibundanya yang termangu sendirian-mangu sendirian di ruang keluarga. 

 

***

                       

            

“Kamu sudah benar-benar yakin dengan keputusanmu? Nggak takut menyesal?”

            

Elena mengangguk mantap menanggapi pertanyaan Jeffry tersebut. Jeffry, satu-satunya agen rekrutannya yang berhasil menduduki posisi leader level tertinggi seperti dirinya. Di saat agen-agennya yang lain menyerah, Jeffry menjadi satu-satunya yang bertahan di bisnis yang memang membutuhkan keuletan ini dan bahkan berhasil mengembangkan tim dengan kemampuan leadership-nya yang luar biasa.

Lihat selengkapnya