The Colours of Life

Sofia Grace
Chapter #5

Elena Sandi (5 - Selesai)

“Oma hari ini segar sekali. Baru mandi, ya?”

           

“Oma nanti kalau sudah sembuh, main-main ke rumah Ella, ya. Ella punya banyak boneka. Cantik-cantik kayak Oma.”

            

“Hmmm…, rambut Oma harum sekali. Pakai sampo apa? Elly suka,” puji si malaikat kecil seraya mengecup pipi Soraya dengan lembut. Wanita itu terkesiap. Tetapi entah kenapa…hatinya diliputi perasaan bahagia.

            

Masih banyak celotehan dan tingkah laku kedua malaikat itu yang membuat hari-hari Soraya di rumah sakit terasa lebih berwarna. Cucu-cucunya sendiri tidak bisa berlama-lama menemaninya karena harus segera kembali bersekolah di kota tempat tinggalnya masing-masing. Mereka pulang bersama sang ayah, sedangkan sang ibu masih tinggal di sini untuk bergantian dengan Elena menjaga Soraya setiap hari di rumah sakit.

            

Dua minggu kemudian Soraya diperbolehkan pulang ke rumah. Terapi fisik dan akupuntur yang setiap hari dijalaninya di rumah sakit dapat dilanjutkan di rumah. Elena telah mengatur supaya para terapis datang setiap hari ke rumahnya demi mempercepat kesembuhan ibunya. Seminggu kemudian Levi dan Lita, adik-adiknya, pamit pulang ke kota tempat tinggalnya masing-masing karena harus mengurus anak-anak yang rupanya mulai membuat sang ayah kewalahan.

            

Elena mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadi adik-adiknya. 

           

“Buat apa, Kak? Nggak usahlah. Kakak masih harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya perawatan Mama,” tolak Levi sungkan. 

           

“Iya, Kak Lena. Meskipun biaya perawatan Mama masih ditanggung asuransi, tapi kan tetap ada pengeluaran yang harus ditanggung sendiri. Apalagi Kakak sekarang sudah nggak bekerja,” sambung Lita menimpali.

            

Kedua tangan Elena memegang pundak adik-adiknya. 

            

“Terima kasih sudah ikut menjaga Mama begitu lama. Kakak senang melihat keluarga kalian harmonis. Simpanlah baik-baik uang itu, pakai kalau kalian membutuhkannya. Anak-anak sudah semakin besar, kebutuhan mereka tambah banyak.”

           

Levi dan Lita bersamaan memeluk sang kakak tercinta sembari mengucapkan terima kasih. Keduanya merasa terharu dengan perhatian Elena yang tidak berubah sejak dulu. 

            

“Sering-seringlah menghubungi Mama memakai video call. Beliau pasti sangat bahagia.”

           

“Lalu bagaimana dengan kebahagiaan Kakak sendiri?” celetuk Lita lugas.

            

“Iya, Kak. Kapan menikah dengan Bang Thomas?” tambah Levi penuh semangat.

            

Elena tersenyum getir. 

            

“Yaaa…tunggu Mama sembuh dulu. Itu fokus Kakak sekarang.”

            

“Keburu cowoknya ngilang lho, Kak.”

            

“Memang hantu, bisa ngilang.”

          

“Bang Thomas itu masih cakep dan gagah lho, Kak. Pasti banyak cewek yang mau sama dia.”

          

“Ya udah, ambil aja.”

           

“Beneran nih, nggak mau?”

Lihat selengkapnya