The Constellation

Cornelius Zii
Chapter #1

Bab 1: Aku Sang Sepatu Kananmu

27 Maret 2113, Kota Solaris


"Stella..."


Samar-samar suara seseorang menggema. Suaranya beresonansi ke seluruh otakku.


"Stella..."


Gema tersebut semakin terdengar jelas di telingaku, kemudian masuk ke dalam pikiranku.


Tubuhku tergoncang-goncang, apakah bumi sedang gempa? Semakin lama frekuensi goncangannya semakin kuat, membuat diriku terjatuh ke dalam lembah yang begitu dalam.


Kutatap sekelilingku, ombak yang besar tampak ingin mengejarku. Aku lalu berlari sekuat tenagaku untuk menghindarinya. Semakin kukejar, malah semakin mendekat ombak itu.


Lalu...


*Byuurr


"Stella, ini sudah jam 9 pagi. Kamu gak akan berangkat kerja?" Aku seketika terlonjak dari kasurku. Mataku melotot, wajahku sangat basah, kemudian aku menoleh ke arah samping tampak Kaela—robot kompanionku sedang menyimpan ember kosong di pojok kamarku.


"Afufufu, astaga, aku telat lagi?!" Kaela mengangkat bahunya. Tubuhku begitu berat untuk beranjak dari kasur. Mataku masih berat menahan kantuk. Ekspresi Kaela kini tampak sebal kepadaku. Ia kemudian melayang ke arah punggungku, lalu mendorong-dorong punggungku secara keras.


"Ayooo, cepat bangun dari kasurmu sekarang, Stella." Dorongannya begitu kuat hingga membuat tubuhku goyah di atas kasur. "Iya. Aku sudah bangun nih," ucapku sembari berdiri dari kasur. Kusingkirkan selimutku, kemudian aku berjalan dengan langkah tergesa-gesa ke kamar mandi. Kuinjakkan kakiku ke bilik shower bertirai. Kutarik tirainya, lalu kunyalakan shower di kamar mandiku. Airnya begitu dingin hingga membuat tubuhku menggigil.


Selesai mandi, barulah kusadar kalau aku tidak membawa handuk. "Kaela! Tolong ambilkan handuk dong!" Teriakku di kamar mandi. Beberapa detik kemudian, suara mesin Kaela berdesis, terdengar samar di balik pintu kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Kaela membuka pintu kamar mandi.


"Simpan aja di gagang tirainya," ucapku yang masih membilas rambut. Handuk tersebut yang sudah ditaruh di gagang tirai kini terlihat olehku di dalam bilik shower. Kemudian suara lirih derit pintu yang tertutup kemudian terdengar. Selesai membilas rambut, kubalut tubuhku dengan handuk tadi sampai tubuh ini tidak terlalu basah kuyup.


Kubuka tirai bilik, kemudian bergegas ke kamar. Tampak baju seragamku yang berwarna putih bersih dengan rok abu-abu sudah tergantung rapih di depan lemari karena Kaela sudah menyetrikanya. Tanpa pikir panjang, kupakaikan seragam tersebut segera. Setelah itu kutata rambutku dengan model cepol messy seperti biasa. Biasanya setelah itu aku menggunakan makeup, namun hari ini waktunya sedang tidak tepat.


Selesai dengan penampilanku, kemudian aku ke ruang tamu. Di ruang dapur, tampak Kaela seperti sedang sibuk menyiapkan roti untukku. Kuambil sepatu loafer berwarna coklat di rak sepatu yang terletak di sebelah pintu masuk ruang apartemenku. Kusentuh layar kode pintu masuk yang menyumbul dengan kode '2088'. Pintu pun terbuka.

Lihat selengkapnya