The Constellation

Cornelius Zii
Chapter #5

Bab 5: Temui Aku di Hari Rabu

Di meja kasir, kutemukan sebuah kertas putih bertuliskan kunjungan ke museum historis di hari rabu, dan setelah kubalik kertasnya...


"ELRIS?"


Beberapa saat setelah aku memegang surat itu pun robot R-1 langsung menghampiriku. Ia mengatakan bahwasanya tadi pagi sebelum kafe ini buka, ada pegawai ELRIS yang mampir kesini untuk menitipkan surat. Pegawai ELRIS itu mengatakan bahwasanya, ia mengundang pegawai Alteris Coffee Shop untuk mendirikan stand bazaar minuman di hari rabu nanti di depan museum historis. Karena nanti hari rabu akan ada anak-anak dari Sekolah Neural Elementary yang study tour kesana dan event bazaar besar. Kutanya robot R-1, apakah orang yang mengatakannya memiliki rambut hijau, tinggi, dan berkacamata kotak? Ia menjawab, tidak seperti itu orangnya. Yah... tadinya kukira Zii yang menitipkan surat ini. Ternyata bukan, ya?


Robot R-1 langsung kembali ke dapur setelah kita berbicara singkat tadi. Kubuka surat tersebut, isinya ternyata surat proposal. Disitu tertulis minimal satu orang yang datang kesana di hari rabu. Fyuh... kukira semua pegawai yang harus kesananya. Tapi... siapa ya, yang mau pergi kesana? Kupanggil kembali robot R-1 dan beberapa detik kemudian ia melesat dengan gesit menghampiriku. Kutanya dia, kira-kira siapa yang mau datang ke museum itu di hari rabu nanti? Tapi dia hanya mengangkat bahunya. Tidak ada yang mau datang kesana di hari rabu. Karyawan lain katanya terlalu sibuk dan tak bisa meninggalkan kerjaan kafe maupun urusan rumahnya.


Itulah kenapa suratnya diletakkan di meja kasir. Karena tidak ada lagi yang mau datang kesana di hari rabu — kecuali aku yang masih belum ada jawaban pasti. Aku menghela nafasku. Robot R-1 bertanya kepadaku, apakah aku akan datang atau tidak? Kalau tidak, nanti benar-benar tidak ada yang datang mewakili Alteris kesana. Pak Jun pasti malu. Apalagi ini undangan langsung dari orang ELRIS.


Dengan berat hati, aku pun mengiyakan untuk datang kesana kepada robot R-1. Ia kemudian mengucapkan semangat padaku untuk hari rabu nanti. Aku pun langsung menandatangani surat tersebut lengkap dengan namaku dibawahnya. Robot R-1 langsung mengambil surat tersebut kembali, kemudian mengonversinya ke bentuk surat digital untuk kemudian dikirim langsung ke email resmi ELRIS. Setelah itu, ia pun melesat kembali ke dapur.


Aku kembali ke meja kasir dan memusatkan fokusku untuk kerja lagi. Hingga... waktu pun tak terasa sudah sore lagi. Aku bersiap-siap pulang seperti biasanya, membersihkan meja kasirku, kemudian keluar dengan rapih. Di perjalanan, aku mendapatkan notifikasi di ponsel kalau saldo Etheriumku bertambah — gajiku sudah masuk. Mumpung masih di perjalanan pulang, aku pun mampir dulu ke Uni Shop untuk beli stok makanan. Awal bulan begini memang pasti bakalan ada beberapa diskon harga. Tradisi receh karena mereka tahu kalau karyawan-karyawan sudah gajian, ahahah.


Selesai berbelanja, aku pun kembali berjalan pulang. Saking asiknya aku menikmati suasana malam sembari menghirup udara yang segar, perjalananku begitu tidak terasa. Beberapa menit kemudian, aku sudah sampai di depan pintu apartemenku. Pintu terbuka otomatis, dan kulihat ruangan sangat bersih. Harum masakan dari dapur sudah tercium dari pintu masuk. Kaela tampaknya memasak sesuatu untukku.


"Kaelaa, aku pulang. Kamu lagi masak, ya?" ucapku sembari menyimpan kantong besar berisi stok makanan di meja ruang tamu. "Stella? Kamu sudah pulang? Tunggu sebentar, ya!" teriaknya dari dapur. Terdengar suara oseng-oseng wajan bergemuruh di telingaku. Aroma harum manisnya menguat hingga tercium di hidungku yang sensitif terhadap makanan. Aku yang duduk dengan tegap di ruang tamu rasanya tak sabar ingin langsung mencicipi rasa makanan Kaela.


Beberapa menit kemudian, Kaela membawa mangkuk berisi makanan penuh ke hadapanku di meja ruang tamu. "Ini makanan apa, Kaela?" tanyaku sembari menunjuk mangkuk tersebut. "Ini Ratatouille, makanan sehat yang cocok untukmu si pekerja keras," jelasnya dengan semangat. Aku pun tersenyum kepadanya. Kucicipi makanan tersebut sembari mendengarkan Kaela menceritakan alasan ia memilih makanan itu.


Kata dia, tadinya ia ingin memasak makanan-makanan enak seperti daging sapi atau ayam bakar dengan kecap manis. Tapi setelah lihat bahan-bahan di dapur yang cuman ada terung, zucchini, paprika, tomat, bawang merah, bawang putih, dan beberapa tanaman herba, Kaela akhirnya mengurungkan niatnya. Ia pun searching untuk masakan dengan bahan seadanya di internet. Akhirnya ia pun memutuskan masak Ratatouille untukku tepat beberapa menit sebelum aku sampai di rumah.


Tak terasa, ternyata mangkuk sudah habis dengan bersih. Aku sangat ketagihan mencobanya. "Ini enak banget, bisa kamu masakkin lagi nanti sepulang kerjaku?" pintaku seraya membersihkan mulut dengan tisu. Kaela tersenyum manis. Ia mengangguk-anggukan kepalanya. "Mau ini lagi, atau... mau steak?" tawar Kaela kepadaku. "Steak?! Emang kamu bisa masaknya?" tanyaku yang menohok tidak percaya. Kaela tersenyum manis. "Bisa kok, asalkan ada bahannya saja, Stella," ucapnya. "Ya sudah, nanti kubelanjakan bahan-bahannya, ya! Atau kamu mau belanja sendiri?" Kaela langsung mempertimbangkan jawabanku. "Kamu saja deh. Biar kamu bisa atur budget juga. Aku nanti kasih catatan bahan-bahan yang dibutuhkan aja ya ke ponselmu." Aku mengacungkan jempolku. "Oke..."


Kaela langsung melayang lagi ke dapur sembari membawa mangkuk yang tadi kumakan. Ia langsung mencucinya di wastafel. Ia kembali ke hadapanku lagi. "Oh iya, aku juga mau bilang sesuatu," kataku setelah Kaela berhenti melayang. Kaela mengangkat alis di monitornya. "Bilang apa, Stella?" Kemudian kujelaskan tentang undangan di hari rabu dari ELRIS tadi dengan detail padanya. "Begitu... dan aku tadinya butuh bantuanmu. Bisa, tidak?" pintaku pada Kaela. Kaela kemudian melihat sekelilingnya sejenak. "Terus apartemen ini, gimana?" tanya dia sembari mengangkat kedua lengannya. Aku tertawa tipis padanya. "Ya ditinggal dulu. Tak apa, nanti kan bisa bersihin sepulang dari sana. Kamu juga mungkin jenuh disini terus," jelasku. "Okie dokie, Stella. Kalau itu dirasa membantumu, aku selalu siap," ucapnya dengan mantap.


Lihat selengkapnya