DING DONG
Bel rumah dibunyikan langsung setelah Hye-ah dan rekan-rekannya baru sampai di rumah kakak beradik itu.
Namun tidak ada jawaban.
“Eoh? Kenapa tidak ada jawaban?”, tanya Hye-ah sambil membunyikan bel lagi.
DING DONG
Tetap tidak ada jawaban.
“Apa Wangsoo belum pulang?”, tanya Youngsik sambil melihat sekeliling dan melihat ada seseorang menuju ke mereka dari kejauhan.
“Hmm? Itu Wangsoo kan?”, tanya Youngsik lagi sambil menunjuk ke orang itu.
“Ah iya benar, rupanya kita datang lebih cepat sedikit”, kata Hye-ah.
“Wangsoo-ssi!”, teriak Hye-ah dari depan rumah Wangsoo dan kakaknya.
“Oh? Bu polisi!”, teriak Wangsoo dari kejauhan sambil melambaikan tangannya, kemudian berlari mendekati polisi-polisi itu.
“Kalian sudah menunggu lama ya? Maafkan aku”, kata Wangsoo sambil membungkukkan badannya.
“Ah tidak kok, kami juga baru sampai disini”, jelas Hye-ah.
“Apa kakakmu di dalam?”, tanya Youngsik.
“Tidak, hyung-ku masih bekerja, dia akan pulang malam”, jelas Wangsoo.
“Kalau begitu, ayo masuk dulu”, kata Wangsoo sambil membuka gerbang rumahnya dan mempersilahkan pollisi-polisi itu masuk.
“Baiklah, terima kasih”, kata Hye-ah kemudian masuk ke rumah Wangsoo diikuti oleh rekan-rekannya.
“Apa kakakmu bekerja di supermarket?”, tanya Hye-ah kerika sudah masuk ke dalam rumah mereka.
“Iya benar, bagaimana bu polisi bisa tahu?”, tanya Wangsoo.
“Ah itu, aku bertemu dengannya tadi siang di supermarket”, jawab Hye-ah.
“Uhm ngomong-ngomong, namaku Kang Hye-ah, maaf aku lupa memperkenalkan diri waktu pertama kali bertemu denganmu”, jelas Hye-ah.
“Ah tidak apa-apa kok”, jawab Wangsoo.
“Dan ini rekan-rekanku. Ini Kim Youngsik, ini Lee Taejun dan ini Park Jungseok”, jelas Hye-ah lagi memperkenalkan rekan-rekannya.
“Ah begitu, salam kenal semuanya”, kata Wangsoo sambil membungkukan bandannya sebagai tanda salam.
“Kau boleh panggil aku dan Jungseok, hyeong saja”, kata Taejun.
“Kalau yang ini, panggil saja ahjussi *panggilan untuk pria yang umurnya jauh lebih tua atau jika sudah menikah*”, kata Taejun lagi sambil menunjuk Youngsik.
“Ah jangan dengarkan anak ini, aku tidak setua itu, kau boleh panggil aku Youngsik hyeong”, kata Youngsik.
“Kalau begitu, kau juga bisa panggil aku nuna *panggilan kakak perempuan bagi laki-laki*”, kata Hye-ah.
“Ahahaha baiklah baiklah”, jawab Wangsoo.
“Tunggu sebentar ya, aku akan ambilkan minum”, kata Wangsoo kemudian segera mengambil minuman untuk para polisi di rumahnya itu.
“Ah baiklah”, jawab Hye-ah.
“Ini silahkan, kalian pasti sudah bekerja keras hari ini”, kata Wangsoo sambil menyuguhkan segelas jus jeruk.
“Wah terima kasih banyak”, jawab Hye-ah.
“Wah benar-benar menyegarkan”, kata Taejun sambil meneguk jus jeruk tersebut.
“Uhm, jadi apa lagi yang perlu kalian tanyakan?”, tanya Wangsoo.
“Jadi, waktu itu kau bilang kakakmu belakangan ini aneh? Bisa kau jelaskan lebih rinci pada kami?”, tanya Hye-ah.
“Oh itu, waktu itu kalau tidak salah dua hari yang lalu. Seperti biasanya, aku bangun pagi-pagi sekali untuk membuat sarapan dan bekal untuk kakakku yang akan pergi bekerja”, jelas Wangsoo.
“Memangnya jam berapa kakakmu pergi bekerja?”, tanya Taejun.
“Supermarket tempat kakakku bekerja itu buka dua puluh empat jam, bagian shift kakakku itu jam enam pagi, jadi kakakku harus bangun setengah jam sebelumnya yaitu jam setengah enam pagi, dan aku harus bangun jam setengah lima karena harus memasak dan mempersiapkan perlengkapan kerja kakakku”, jelas Wangsoo.
“Wah kau benar-benar adik yang berbakti”, puji Taejun.
“Aku iri pada kakakmu, pasti bangga sekali mempunyai adik sepertimu”, puji Hye-ah.
“Ahaha, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kerja keras kakakku selama ini untuk bertahan hidup”, jelas Wangsoo.
“Uhm akan aku lanjutkan yang tadi. Jadi setelah kakakku pergi bekerja, tidak lama kemudian, tiba-tiba ia pulang dengan gemetaran dan berkeringat. Saat aku tanya ada apa, dia bilang dia tidak enak badan tiba-tiba saat perjalanan menuju tempat kerjanya. Tapi anehnya sejak hari itu, kakakku jadi lebih sensitif dan sering marah-marah, aku tahu itu bukan sifat dia biasanya, aku rasa ada yang dia sembunyikan dariku”, jelas Wangsoo.
“Apa kakakmu pernah mengatakan hal-hal yang menurutmu aneh?”, tanya Youngsik.
“Tidak pernah. Ketika aku bertanya tentang apa yang terjadi hari itu, dia terus menjawab jawaban yang sama dengan yang ia ucapkan pertama kali”, jawab Wangsoo.
“Oh begitu, jam berapa kakakmu akan pulang hari ini?”, tanya Hye-ah.
“Dia akan pulang jam lima nanti”, jawab Wangsoo.
“Kalau begitu, apa boleh kami menunggunya di sini sampai kakakmu pulang?”, tanya Hye-ah.
“Ah tentu saja”, jawab Wangsoo.
“Uhm, boleh aku tanya sesuatu?”, tanya Taejun.
“Iya?”, tanya Wangsoo.
“Uhm… dimana kedua orang tuamu? Kenapa kalian hanya berdua saja di rumah ini?”, tanya Taejun.
“Ah itu, ayah kami sekarang ada di penjara, dan ibu kami sudah tidak ada sejak kami kecil”, jelas Wangsoo.
“Ah maaf sudah membahas ibumu…”, kata Taejun.
“Tidak apa-apa, kami sudah tidak sedih mengenai hal itu”, jawab Wangsoo.