The Copycat

Claresta Elysia
Chapter #9

Who Are You?

Di Supermarket…

“Uhm, permisi”, kata Hye-ah pada salah satu pegawai.

  “Ya? Oh! Polisi? Ada yang bisa saya bantu?”, tanya pegawai itu.

  “Kami mencari orang bernama Kang Woojin, apa dia di sini?”, tanya Hye-ah.

  “Oh Woojin? Dia tadi di toilet, mungkin sebentar lagi- oh itu dia sudah datang”, kata pegawai itu menunjuk pada Woojin yang baru keluar dari ruangan pegawai.

  “Kenapa? Oh! Hye-ah?”, tanya Woojin setelah melihat Hye-ah dan rekan-rekannya.

  “Woojin, kau kenal kakek Yun kan?”, tanya Hye-ah.

  “Iya, kenapa?”, tanya balik Woojin.

   “Uhm…, dia… ditemukan tewas…”, jawab Hye-ah.

Kemudian Woojin terdiam sebentar.

  “Ka-kau yakin itu dia?”, tanya Woojin tidak percaya.

   “Ya… adikmu bilang seperti itu”, jawab Hye-ah.

Woojini hanya terdiam, menahan air matanya keluar.

"Woojin, aku janji akan menemukan pelakunya, tapi aku butuh bantuanmu”, kata Hye-ah smabil mendekati Woojin.

 “A-apa yang bisa aku lakukan?”, tanya Woojin dengan mata berkaca-kaca.

  “Kemarin sore, kau pergi bekerja kan? Apa kemarin kau melihat kakek Yun di sini?”, tanya Hye-ah.

    “Tidak… aku tidak bertemu dengannya kemarin…”, jawab Woojin.

   “Ah iya, bu polisi”, panggil pegawai yang sebelumnya.

   “Ya?”, jawab Hye-ah.

 “Kemarin kakek itu memang ada di sini”, kata pegawai tersebut.

  “Benarkah? Jam berapa dia meninggalkan tempat ini?”, tanya Hye-ah.

   “Itu kira-kira jam enam sore”, jawab pegawai itu.

   “Itu jam kerjaku…”, kata Woojin.

   “Iya, tidak lama setelah dia pergi, Woojin baru datang”, kata pegawai itu.

  “Dia pergi kemana? Dan dengan siapa?”, tanya Hye-ah.

  “Aku tidak tahu dia pergi kemana, tapi dia pergi dengan seorang pria”, jawab pegawai itu.

   “Bagaimana ciri-cirinya?”, tanya Hye-ah.

  “Hmm… dia pakai masker hitam, dia lebih tinggi sedikit dariku, pakai sepatu kets putih dan… uhm… aku tidak ingat seperti apa bajunya, tapi aku ingat dia membawa tas punggung hitam”, jelas pegawai itu.

“Boleh kami memeriksa CCTV?”, tanya Hye-ah.

“Ah, iya boleh”, jawab pegawai itu kemudian menampilkan rekaman cctv sehari sebelumnya di komputer yang ada di dekatnya.

“Itu, kakek itu selalu duduk di sana”, kata pegawai itu sambil menunjuk ke bagian layar yang menampilkan kakek Yun sedang duduk di dekat pintu masuk.

Namun saat CCTV akan menampilkan rekaman sesaat sebelum pria itu datang, layar monitor tidak menampilkan video apapun.

“Wah apa ini? Uhm… aku akan coba ulangi”, kata pegawai itu sambil mengulang video rekamannya.

Namun hasilnya tetap sama, tidak ada perubahan.

 “Apa ini rusak? Kenapa bisa pas sekali?”, tanya pegawai itu bingung.

 “Hmm… coba tolong kau putar video rekaman setelah pria itu pergi, kau ingat kapan dia meninggalkan toko ini?”, tanya Hye-ah.

“Sepertinya aku ingat…”, kata pegawai itu sambil memutar video sekitar empat menit setelah pria itu datang.

Tidak lama kemudian, tampilan video menjadi normal.

 “Kenapa bisa seperti ini?”, tanya pegawai itu.

 “Aku yakin dia memakai alat perusak sinyal, mungkin ada di dalam tas ranselnya”, kata Hye-ah.

“Kalau begitu, di CCTV yang terdapat di sekitarnya selama ia bersama kakek Yun… juga tidak akan terlihat apa-apa?”, tanya Youngsik.

Hye-ah mengangguk.

   “Berarti satu-satunya jalan… kita harus mencari saksi”, kata Jungseok.

   “Hah… baiklah, ayo kita mulai”, kata Hye-ah.

  “Woojin, kami akan menangkap pelakunya, jangan khawatir”, kata Jungseok pada Woojin.

Woojin mengangguk sambil tersenyum tipis.

Setelah mengucapkan terima kasih dan memberi salam, mereka keluar dari supermarket itu.

Kemudian sebuah telefon masuk ke ponsel Hye-ah.

   “Ya, Taejun? Sudah dapat informasinya?”, tanya Hye-ah pada Taejun di telfon.

   “Iya, nama lengkapnya Yun Jehwan lahir di Daegu tahun 1954. Saat kecil, ia tinggal ia panti asuhan, karena orang tuanya yang menitipkan dia di sana. Dulu punya istri dan satu anak perempuan, tapi sekarang sudah bercerai, dan anaknya diasuh oleh ibunya. Dia juga pernah masuk penjara dua kali, karena kasus pencurian” jelas Taejun di telfon.

“Baiklah, terima kasih Taejun. Sekarang, tolong kau antar polisi divisi daerah yang tadi ke kantor, bawa dia ke ruang interogasi. Dia yang menemukan kakek Yun pertama kali, kita membutuhkan kesaksiannya lebih lanjut, setelah itu kau coba cari identitasnya juga, berikan hasilnya padaku saat aku ke sana nanti, aku dan yang lain akan ke sana kalau kami tidak menemukan apapun di sini”, kata Hye-ah.

  “Baik”, jawab Taejun lalu menutup telfonnya.

Kemudian Hye-ah dan dua rekannya segera mencari saksi yang melihat pria itu.

Orang-orang yang tinggal di sekitar TKP, di sekitar supermarket, dan di sekitar tempat biasanya kakek Yun berada, semuanya sudah diperiksa oleh Hye-ah dan rekan-rekannya, namun tidak menemukan hasil apapun.

   “Hah… tidak ada saksi atau bukti apapun…”, keluh Jungseok

   “Kalau tidak ada saksi yang melihat pria itu ataupun kakek Yun karena ada banyak orang yang mereka lihat dihari itu, kemungkinan pria itu tidak terlihat mencurigakan sama sekali, seperti pria biasa. Dan saat dia bersama kakek Yun, mungkin mereka hanya terlihat seperti ayah dan anaknya, jadi orang-orang tidak terlalu memperhatikan mereka”, kata Hye-ah dalam hatinya.

“Sebenarnya siapa kau?”, kata Hye-ah dalam hatinya lagi, kemudian menghela napas panjang.

“Menurutmu bagaimana Hye-ah? Kita tidak menemukan apapun”, kata Youngsik.

Lihat selengkapnya