“Woojin-ah”, panggil Hye-ah.
Woojin masih terus menangis.
“Woojin-ah, ini bukan salahmu”, kata Hye-ah.
“Ini sama sekali bukan salahmu, jangan salahkan dirimu”, kata Hye-ah sambil menepuk punggung Woojin untuk menenangkannya.
“Tapi… tapi kalau saja aku tidak bercerita pada kakek…”, kata Woojin sambil tersedu-sedu.
“Woojin-ah, orang itu psikopat, dia pasti tetap akan melakukan itu pada kakek Yun walaupun ia tidak membocorkan ceritamu pada orang lain”, kata Hye-ah.
“Aku yakin kakek Yun juga tidak mau kau menyalahkan dirimu sendiri seperti ini”, kata Hye-ah.
Woojin masih berusaha menenangkan dirinya.
Sambil menunggu Woojin sampai tenang, Hye-ah terus berpikir.
“Pelakunya memerintahkan Woojin untuk menjebak Jungseok… berarti setiap pembunuhan digunakan untuk menjebak Jungseok?”, pikir Hye-ah.
“Ah benar juga, kalau diingat-ingat, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan Taejun dan Youngsik kemarin… alasan pelakunya melakukan pembunuhan adalah iri hati, iri hati karena masalah pertemanan, kalau begitu bisa dibilang kalau pelakunya merupakan seorang introvert”, kata Hye-ah dalam hatinya.
“Namun penjelasan dokter Ahn tadi siang… katanya pelakunya adalah orang mudah bergaul dengan orang lain sehingga terlihat ramah dan bersahabat, kalau begitu pelakunya adalah seorang ekstrovert… Kenapa mereka memberikan penjelasan yang berkebalikan? Apa ini dilakukan lebih dari satu orang? Atau pelakunya membuat aksi pembunuhan ini seolah-olah dilakukan oleh Jungseok? Ciri-ciri pelaku berdasarkan penyelidikan Taejun dan Youngsik cukup mirip seperti ciri-ciri Jungseok, tidak punya banyak teman, hampir seperti seorang introvert. Dan semua saksi yang sudah di interogasi juga mengatakan bahwa pembunuhnya kidal, sama seperti Jungseok… Jangan-jangan…”
“Woojin-ah, saat kita di taman kemarin, kau bilang padaku kalau pelakunya memakai sepatu yang sama dengan Jungseok, apa saat itu sungguhan?”, tanya Hye-ah setelah melihat Woojin sudah lebih tenang dari sebelumnya.
“… Iya, sepatunya benar-benar sama, aku tidak berbohong…”, kata Woojin.
“Ah begitu…”, jawab Hye-ah.
“Kalau begitu, pembunuhan ini memang dilakukan oleh satu orang, namun pelakunya berpura-pura menjadi Jungseok saat membunuh korban-korbannya, dia membunuh orang-orang yang suka berkumpul dengan teman-temannya sehingga terlihat seperti pelakunya introvert yang iri hati karena masalah pertemanan, karena itu dia sengaja meninggalkan pesan berdarah di TKP pembunuhan Sukyoung, sehingga polisi berusaha mencari ‘penderitaan’ si pembunuh, dan menemukan kalau pelakunya seorang introvert seperti Jungseok, pelaku sebenarnya sengaja ingin membuat para polisi mengalihkan perhatian dari pelaku sebenarnya dan malah mencurigai Jungseok. Dia sengaja menggunakan tangan kirinya untuk membunuh, bahkan dia memakai sepatu yang sama dengan Jungseok”, kata Hye-ah dalam hatinya.
“Kira-kira siapa di kantor, orang yang mencurigau Jungseok sebagai pelakunya? Atau orang yang memuat kami curigai pada Jungseok tanpa kami sadari”, pikir Hye-ah.
#flashback#
Sehari setelah Sukyoung ditemukan…
“Jungseok juga kidal kan?”, tanya Youngsik.
“iya benar”, jawab Jungseok.
“Hooamm… jangan-jangan kau ya ”, kata Youngsik sambil menguap.
“Mana mungkin orang sebaik ini membunuh orang, hmm?”, kata Hye-ah sambil merangkul Jungseok.
…..
Di TKP pembunuhan kakek Yun…
“Menurutmu ini ada hubungannya dengan Jungseok?”, tanya Youngsik.
“Kau pikir begitu?”, tanya balik Hye-ah.
“Yah, kau tahu kan, pembunuhnya kidal, pembunuhnya adalah seseorang yang dijauhi orang banyak, dan kali ini pembunuhan terjadi di dekat rumahnya saat dia tidak masuk kerja. Bagaimana kalau ini bukan kebetulan?”, tanya Youngsik.
#flashback off#
"Tidak mungkin Youngsik kan?”, pikir Hye-ah.
Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponsel Hye-ah.
Tertulis pesan dari “Taejun”.
“Seonbae! Aku lagi di rumah Youngsik”, kata Taejun.
“Sedang apa kau di sana? Sudah kubilang jangan sendirian! Cepat keluar!”, balas Hye-ah.
“Memangnya ada apa? Kenapa seonbae panik begitu? Aku tidak akan terang-terangan menyelidikinya, tenang saja, aku berusaha membantumu”, balas Taejun.
Baru saja Hye-ah ingin memberitahunya tentang kecurigaannya pada Youngsik, namun Taejun lebih dulu mengirim pesan lagi padanya.
“Wah, ada banyak sepatu di sini, rasanya aku pernah melihat salah satunya, siapa ya yang pernah pakai di kantor?”, balas Taejun.
“Jungseok ya?”, balas Taejun lagi.
DEG!
Pikiran Hye-ah langsung tertuju pada perkataan Woojin waktu di taman bahwa pelakunya memakai sepatu yang sama dengan Jungseok.
“Cepat keluar dari sana! Jangan masuk lebih dalam! Keluar secepat mungkin!”, balas Hye-ah.
“Tidak bisa, Youngsik hyung sedang membuatkan aku the di dapurnya, masa aku langsung keluar”, balas Taejun.
Kemudian Taejun memberi foto sepatu sket putih yang tersusun di sebuah rak sepatu.
Lalu Hye-ah cepat cepat memperlihatkan foto itu pada Woojin.
“Woojin-ah, apa ini sepatu yang dipakai oleh pelakunya saat itu?”, tanya Hye-ah.
“… Iya benar, itu sepatunya”, jawab Woojin setelah melihat foto itu secara keseluruhan.
Kemudian Hye-ah kembali lagi pada ponselnya.
“Taejun-ah, keluar dari sana sekarang! Aku rasa Youngsik adalah pelakunya!”, kata Hye-ah.