Blurb
Dulu, ia joki perempuan yang selalu menunggangi kemenangan—sampai suatu hari ditendang kuda di dagu dan mati di lintasan.
Ketika membuka mata, dunia sudah berubah. . . karena kini dialah kudanya. Lebih tepatnya, kuda kerajaan betina—bekas kuda perang yang kehilangan satu kaki, kesayangan sang pangeran, dan satu-satunya kuda yang berani menatap mata tuannya tanpa tunduk.
Si kuda yang tengah pasca-trauma perang, sorak istana, dan latihan balap yang absurd, ia dan badan kuda barunya berusaha menerima kenyataan barunya. Namun, yang membuat dadanya—atau mungkin jantung kudanya—berdebar bukanlah lintasan berikutnya. . . melainkan tangan lembut sang pangeran yang menepuk lehernya setiap pagi dengan senyum yang terlalu manis untuk seekor kuda.
Dan entah mana yang lebih berbahaya: jatuh di lintasan lagi—atau jatuh cinta kali ini, sebagai seekor kuda.