Sepuluh tahun dalam dunia yang dipenuhi darah, kekerasan, dan pengkhianatan telah membawa Kaito pada puncak kejayaan, sebagai pemimpin tertinggi Geng Araki. Selama ia memimpin, Araki menguasai setiap sudut kota Jakarta, dari club malam, pasar obat-obatan terlarang, hingga kasino.
Namun, di tengah kejayaan itu, Kaito mulai merasa hampa.
Selama seminggu terakhir, Kaito selalu berdiri di balkon rumahnya. Matanya menatap kekuasaan yang ia raih. Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar: Apakah ini yang dia mau? Apakah ini tujuan hidup yang sebenarnya?
Rasa hampa itu kini menggerogoti. Bagaimana kalau kekuasaan ini hilang? Apakah dia masih berharga sebagai Kaito yang dikenal orang-orang? Atau malah, dia memang hanya dijadikan binatang penguasa?
Pintu kaca bergeser pelan. Ares, tangan kanannya, masuk ke kamar Kaito, membawa sebuah tablet.