“Bagaimana ini?! Putra kita! Putra kita satu-satunya...” isak Sang Ratu histeris.
“Jangan..jangan menangis, Sayang..” lerai Sang Raja sembari memeluk istrinya erat, “Kita pasti bisa menemukan seseorang yang dapat menyembuhkan putra kita.. pasti ada.. aku yakin pasti ada penangkalnya..”
KRIEET!! Pintu utama terbuka, masuklah seorang ksatria yang berpakaian layaknya samurai, ksatria yang memiliki helaian perak gondrong itu berjalan menghampiri Sang Raja dan Ratu, seketika menundukkan kepalanya,
“Mohon maaf atas ketidaksopananku, Yang Mulia Raja..”
“Ahh.. Jenderal Raiji... apakah para tamu sudah aman??” tanya Raja yang sedikit cemas, karena ruang utama sudah tampak kosong bahkan tidak ada satu tamu pun yang tersisa.
“Iya, Raja.. Namun, Pangeran...”
“Jenderal Raiji..” potong Sang Ratu.
“Iya, Ratu Lumina!”
“Kumohon.., bawa putraku bersamamu.. kau adalah jenderal yang paling kupercaya, kuhormati.. jadi kumohon..” isak Ratu Lumina sambil berusaha membungkukkan badannya.
“Ratu.., kumohon bangkitlah.. suatu kehormatan bagiku bisa dipercayakan oleh kalian berdua..., aku sudah bersumpah mengabdi pada kalian apapun konsekuensinya!!”
“Terima kasih...terima kasih..kami tidak tahu lagi bagaimana harus membalas jasamu, Jenderal.. kau sudah mengabdi terlalu lama pada kerajaanku.., bahkan sebelum aku lahir..”
“Raja Layoneil.., jauh sebelum tuan muda lahir.., aku sudah berutang nyawa pada Ayahmu! Maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalasnya..”
Sang Raja dan Ratu saling bertatapan.., sekilas menatap putra tercinta mereka, “Baiklah.., mulai hari ini, aku Raja Layoneil.., menyatakan bahwa Jenderal Raiji akan dipensiunkan dari barisan pasukan dan menjalankan misi khusus dari Raja...”
“SIAP!!”
***************************************************************************************
“Kek? Kakek??”
Merasa tubuhnya seperti terguncang, Sang Kakek perlahan membuka kedua matanya, “Huh?!” terlihat ekspresi khawatir yang mulai tercetak jelas pada wajah tampan milik Lucian.
“Jadi, hanya mimpi..” gumam Sang kakek.
“Kakek kenapa?? Tadi kakek mengigau.., jadi aku segera menuju ke kamar kakek...”
“Oh.. tak apa.. maaf kalau kakek mengagetkanmu.., ho-hoho.. kakek memimpikan masa muda kakek barusan..”
“Um.. jadi siapa Ratu Lumina ini, Kek?”