THE CURSE PETER

Safinatun naja
Chapter #3

KELUARGA YANG ANEH

"Nathan...Nara..." panggil Susi pada kedua Anka kembarnya yang berusia 6 tahun itu.

"Aduh ke mana  ya sikembar dibawa jalan-jalan sama paman mu, padahal hari sudah sore begini" keluh bibinya,Susi.

Danni hanya tersenyum geli saja memperhatikan Tingkah bibinya yang tidak penrah berubah itu,selalu saja bertingkah panik dan khawatir berlebihan pada semua orang.

"mereka lagi jalan-jalan kali bi, jadi gak usah panik"

"aihh!!! kau benar...bibimu ini mudah sekali khawatir, yasudah ayo bibi antar ke kamarmu" sekalian bantu kamu beres-beres"

"enggak usah bi, biar aku aja yang beresin baju sendiri,mendingan bibi masak yang enak buat kami" Susi hanya tersenyum saja sembari memegang pundak keponakan tersayangnya itu, jujur dia merasa sangat iba atas peristiwa pedih yamg menimpa Danni dan rasanya baru saja kemarin dirinya memeluk Danni kecil yang kini telah tumbuh dewasa.

"Pastinya bibi akan masak enak kok, ya udah sekarang kamu istirahat aja dulu ya" ucap susi yang langsung berjalan pergi, Danni hanya tersenyum tipis saja lalu berjalan kekamar yang telah disediakan untuknya.

kamar sederhana yang sangat nyaman dengan dilengkapi oleh AC tanpa jendela yang sangat mirip seperti diminta oleh Danni, Danni yang trauma akan kejadian dulu memang telah melupakannya hanya saja rasa ketakutan pada sebuah kamar yang memiliki jendela membuatnya selalu menjerit setiap malam saat pertama kali dirumah sakit jiwa sehingga mau tak mau selama dirumah sakit jiwa, pihak rumah sakit menaruh Danni diruangan isolasi tanpa celah sedikitpun guna memberikan kenyamanan pada pemuda itu.

 

sesampainya dikamar Danni langsung merebahkan tubuhnya di atas  ranjang tersebut sembari memejamkan kedua matanya perlahan\-perlahan hingga terlelap tidur,cukup lama pemuda itu tertidur pulas sampai akhirnya suara tangan mungil yang memegang pipinya sontak membuat Danni terbangun dan meloncat bangkit dari ranjang.

 

"Astaga!!! kau pasti Nathan ya?" Tanya Danni yang menghela napas panjang dan memegang dadanya yang berdetak kencang karena merasa kaget.

"iya" jawab singkat anak kecil bernama Nathan itu, wajahnya benar-benar mirip dengan paman yang memang keturunan blasteran Arab dan kulit putih memperlihatkan ketampanannya diusia masih kecil.

"Aku ini pamanmu, senang bertemu denganmu Nathan" Danni berusaha mengakrabkan diri pada Nathan, tetapi Nathan seperti merasa takut saat Danni berusaha meraihnya.Dia langsung berjalan mundur dan menunjuk kearah Danni dengan tatapan pucat fasih dan salah satu tangannya tergores luka sayat.

Lihat selengkapnya