pagi ini, Danny tersentak terbangun oleh gesekan suara piring dari arah meja makan padahal dia baru saja terlelap tidur dan rasanya dia ingin kembali tidur lagi,akan tetapi rasa segan didalam dirinya memaksanya untuk bangkit dari ranjang dan berjalan keluar.
di sana dia mendapat kalau keluarga bibinya tengah menyantap sarapan pagi dengan canda tawa, lantas dia segera mendekati keluarga tersebut.
"maaf bi, aku lama bangun"
"walah kamu sudah bangun, padahal bibi sengaja gak bangunin kamu soalnya bibi lihat tidurmu nyenyak, pasti kamu terganggu ya sama suara di sini? maaf ya nak"
"lumayan bi tetapi gak apa-apa kok"
"ya sudah,ayo makan sini!" Ajak bibi nya, Danny langsung ambil posisi duduk yang berhadapan langsung dengan pamannya yang terlihat ramah seperti tak ada kejadian apapun kemarin, disampingnya juga terdapat Nathan yang berusaha memberitahu sesuatu pada pemuda itu dengan terus memegang ujung kaus Danny bila ada kesempatan sedangkan di bangku pojok hanya ada bangku kosong yang harusnya ditempati oleh Nara.
"naranya ke mana?" tanya Danny, bibi hanya tersenyum dipaksakan saja dan sedikit menatap kearah kamar nara sedangkan paman berusaha tenang dan tak memperdulikan pertanyaan tersebut, dia hanya kembali melanjutkan makannya tanpa sedikitpun menatap Danny.
"Masih tidur dan tak sekolah hari ini, udah kau makan aja Danny" ketus bibi, biasanya bibi tak sekesal ini padanha sehingga Danny hanya bisa mengangguk saja dan kembali melanjutkan makan,tetapi gangguan kecil dari Nathan membuatnya tersadar dan segeralah dia mengambil tindakan yang tepat agar bisa menguak habis misteri dikeluarga ini dan hubungannya dengan Peter .
"kayaknya biar aku aja yang antar Nathan kesekolah sekaligus biar bisa dekat, boleh paman? bibi?" tanyanya.
"Boleh dong, Nathan kan keponakan kamu dan malahan kami senang kalau kalian bisa akrab" Jawab paman.