Mobil itu melaju begitu kencang dengan segala kepanikan yang menimbulkan keributan lalu lintas dikarenakan hampir semua orang berlomba-lomba menuju ruma sakit.
"ke mana kita?"
"Tempat paling sepi saja,pak" Ucap dokter wanita itu sembari mengobati luka Danny yang cukup parah, untungnya dia tidak sempat kehabisan darah.
"Siapa kalian?" Tanya Danny disela-sela setengah sadarnya, dia merasa sangat penasaran akan sosok dua penyelamat ini.
"Aku dokter laisa, kau tidak ingat Danny?" Tanya laisa.
"Bukan, maksudku hubungan kalian dengan Peter?"
"Huftt..laisa sama sekali tidak mempunyai hubungan ataupun dendam pada Peter, dia hanya korban dari kejadian rumah sakit tadi" Jelas bapak tua yang tengah menyetir itu, Danny yang mendengarkan itu hanya menghela napas saja dan mengangguk mengerti lalu bangkit dari tidurnya seusai luka-lukanya diperban.
"Nathan, sini sama kakak!" Ujarnya, dia langsung memberikan pangkuan pada keponakan kecilnya itu, dia merasa tangan kecil Nathan cukup dingin dan keringat ketakutan mengucur membasahi balutan perban putih itu.
"Adikmu sangat syok dan kondisinya cukup parah ditambah lagi masih lemas, kita harus cari rumah sakit terdekat"
"Tidak perlu, Nathan lebih aman denganku" Bantahnya, lalu dia menatap lelaki tua itu melalui cermin mobil.
"Siapa kau, bapak tua?"
"Aku kira kau takkan menanyakan tentangku,nak"
"Memangnya kau siapa,pak?"
"Namaku Andrew, hanya seorang pegawai negeri yang mempunyai dendam pada iblis didalam karung ini" dia memukul-mukul karung yang berada dikursi depan disampingnya, meskipun sama sekali tidak ada reaksi apapun dari dalam karung.