Senin pagi, upacara bendera di lapangan sekolah, para siswa mengikutinya. Acara rutin tiap Senin di kala itu, sampai kadang berharap turun hujan agar tak perlu upacara. Namun doa dengan niat buruk tak pernah didengar oleh-Nya. Justru matahari akan selalu tersenyum di hari Senin pagi.
Selepas upacara, ada beberapa menit sebelum pelajaran dimulai. Airin dan Livi sudah menunggu para siswa SMA yang kembali dari upacara di halaman sekolah mereka yang ada di seberang jalan. Setelah para 'tersangka' yang match dengan ciri yang disebut Sisca muncul, mereka langsung mendatangi kelas Sisca. Karena sebelumnya Sisca yang ditunggu di kelas Ronny malah memilih jalan memutar untuk menghindari Livi.
"Sis, itu ada 3 orang duduk di bangku panjang menghadap ke arah kita. Yang mana yang kamu bilang cakep itu? Note tebal ya dari aku, jangan bilang Ardi lho... Sudah kulabeli dia." tanya Livi lengkap dengan pesan sponsornya.
"Apa sih, niat amat dari kemarin. Sabar lah orangnya ga keliatan hahahhaha... Dan lagi, aku kan sudah bilang waktu kamu bilang Ardi cakep, menurutku ada yang lebih cakep kok. Aku ga suka yang model-model Ardi kok."
"Tipe Sisca itu yang oriental face gitu lho, Vi, berapa lama sih kamu itu kenal dia? Mungkin Agung itu cocok." kata Airin.
Lalu seseorang yang seharusnya dimaksud oleh Sisca keluar dari kelasnya, duduk bergabung di bangku yang sama dengan tiga orang tadi.
"Atau itu ya, Sis? Yang baru duduk itu?" tanya Livi menyambung dan Sisca seperti biasa langsung salah tingkah. Airin langsung paham yang mana yang dimaksud.
"Oooh, bener ya yang katamu kakaknya Untung itu? Ya ya sedari awal sih aku sudah mulai curiga. Tumben kamu nanyain orang acak gitu, ternyata ga acak juga." ekspresi Airin senyum meledek temannya.
"Ah ga tahu, kabur aja aku." jawab Sisca sambil kembali ke kelasnya dengan rasa malu karena temannya bisa menebak dengan tepat.
Di dalam kelas, Inez sedang mencorat-coret kertas buku tulisnya dengan gambar-gambar kartunnya. Hanny menyambut kedatangannya dengan semangat.
"Sisca, dapat salam tuh dari ehem ehem." sontak saja Nancy, Kumala dan Mira bertanya penasaran kepada Hanny. Maklum geng cantique yang ga pernah mau ketinggalan berita heboh. Hanny pun tampak bersiap bercerita sebelum terpending kedatangan Pak Banu.
"Han, jangan cerita aneh-aneh yaaaa. Awas kamu!" ancam Sisca yang tentu saja ga mempan buat meredam mulut ember temannya itu.
"Hahahha...iyaaa, siap bozzz. Tapi kayaknya cocok deh kamu sama dia." jawabnya.
Siang harinya, tak seperti biasanya, Livi menunggu di depan kelas Sisca bersama Airin. "Namanya Dave, Sis, mau kukasih nomor teleponnya? Masih jomblo."