Suatu pagi di kelas 3A, terjadi pertengkaran sengit antara Edo dengan Hanny, entah apa yang mereka perebutkan sampai tangan Hanny menyenggol jendela. Prang!!! Kaca jendela pun pecah, siku tangan Hanny terluka.
Tak berselang lama Pak Tejo sang wali kelas datang, menanyakan kronologis lalu memanggil Edo, Hanny, Winda, Natan dan Nia. Masing-masing ditanyai mengenai kejadian yang disaksikan mereka.
Menurut Winda, Edolah yang memulai, usil menyahut buku catatan Hanny yang entah apa isinya sampai Hanny panik. Natan dan Nia pun berpendapat yang sama. Edo menjelaskan bahwa hanya iseng saja karena membaca namanya tertulis di buku itu. Hanny mengelak, dia berkata bahwa tidak ada tulisan namanya di sana, dan merasa itu bukan urusan Edo buat melihat buku miliknya tanpa izin. Akhirnya mereka berdua diminta saling meminta maaf dan urunan mengganti kaca yang pecah.
"Han, maaf ya, atas kejadian tadi, ga nyangka kamu sebegitu gigihnya mengambil kembali bukumu." ucap Edo dalam perjalanan kembali ke kelas. Hanny diam saja tidak menyahut. Inez dan Sisca menunggu cerita teman-temannya yang melihat kejadian langsung, mereka sedang ke toilet saat kejadian berlangung.
"Gimana, Han? Tanganmu ga kemasukan serpihan kaca kan?" Inez nampak khawatir, sedangkan Sisca malah mendatangi Edo meminta penjelasan padanya. Memang Edo dan Sisca sudah menjadi sahabat sejak awal masa SMP.