Pelajaran telah dimulai, namun dari kejauhan tampak seseorang berlari-lari menuju kelasnya. Yah, hari itu Dave terlambat masuk kelasnya dan hal itu terlihat oleh Sisca. Cowok itu duduk di depan kelasnya, 3 jam pelajaran tidak diikutinya, Sisca harus mengatur siasat agar tak tertangkap Bu Esti lagi karena matanya sibuk mengikuti gerak-gerik Dave di depan kelasnya.
Selepas pelajaran Bu Esti, tiba-tiba Kumala berkata, "Win, kata temanku, ada yang penasaran sama kamu, sering nanyain kamu. Namanya Dave, itu yang mondar-mandir di depan sana." Winda diam saja, terkesan cuek. Hanny menyangkalnya, "Masak sih, kok kakakku ga nanya aku aja ya, hmm....Nanti kucari tahu." Sisca bingung harus bereaksi seperti apa, tetapi sudah lama dia berlatih menyembunyikan perasaannya sehingga mudah saja untuk berlaku seolah tak peduli.
Hari itu, ia bertekad menyelesaikan kesalahpahaman antara dirinya dan Hanny.
"Han, aku mau ngobrol nih berdua aja sama kamu. Nanti pas istirahat ya."
"Ngobrol apaan ya? Oke deh, ini aku mau nyalin PR Fisika dulu, belum ngerjain kemarin."
Jam istirahat yang ditunggu pun tiba. Winda segera keluar kelas, biasa menemui Iven. Inez sengaja ikut keluar kelas. Sisca berbalik ke arah Hanny,
"Han, sorry nih, selama ini kayaknya ada kesalahpahaman antara kita. Aku sudah lama tahu kalo kamu ada rasa sama Edo, ga usah merasa ga enak, di sini kita terbuka aja. Aku mau menjelaskan, aku sama dia murni sahabatan, ga lebih. Tapi aku perlu jujur sama kamu, kalo dia sudah ada pandangan lain."
"Gimana bisa kamu tahu? Inez kah yang bilang? Hmmm...iya selama ini aku cukup iri dengan kedekatan kalian. Bisa ketawa-ketiwi lepas, aku juga tahu dia sering curhat sama kamu. Aku udah berusaha dekat, tapi dia menghindar terus. Selama ini semua yang kuinginkan biasanya selalu kudapatkan, tahu kan rasanya kalo ga kesampaian itu gimanaaaa gitu lho."
"Ya tapi kan ga semua rasa harus berbalas, belajar lah menerima dengan tulus." nasehat Sisca untuk Hanny dan juga untuk dirinya sendiri.
"Ya ga tau deh, aku belum bisa nerima kayak kamu." tutup Hanny.
Sepulang dari sekolah, Sisca mulai merenungkan, harus menyerah di sini atau harus memulai langkah baru. Lama dia berpikir dan akhirnya sampailah pada keputusannya. Melangkah menuju pesawat telepon, melanjutkan kembali percakapan dengan Dave.
"Halo, selamat sore, bisa saya berbicara dengan Dave?" sapanya pada suara di ujung sana.
"Ya, ini aku sendiri. Dengan siapa?"
"Ini aku, Lely, tadi pagi kulihat kamu dihukum karena terlambat ya? Kok bisa, kesiangan bangun?"