Suatu pagi, Natan sang ketua kelas memberitahu Sisca untuk menghadap Bu Edy di ruang guru. Sisca pun kebingungan, salah apa sampai dipanggil menghadap pembina Pramuka. Yang lebih membuatnya malas, ruang guru berada tepat di sebelah kelas Dave. Ia sudah menghindari berada di area sana, menghindari semua area umum yang memungkinkan mereka bertemu, dan sudah seminggu ia tak pernah menelepon Dave lagi.
Tapi panggilan sang guru tak mungkin dielakkan, terpaksalah ia menuju ke sana. Tampak Agung, Ronny dan Ardi duduk di bangku panjang depan kelas mereka. Aman, pikir Sisca.
Bu Edy memintanya mengikuti kegiatan perkemahan gabungan sebagai perwakilan sekolah mereka. Sisca berkata, biasanya mamanya tidak memberi izin, maka ia meminta untuk memberi kesempatan buat yang lain. Bu Edy masih mengharapkannya, maka ia memberi Sisca kesempatan minta izin terlebih dahulu. Sisca pun berkata akan menanyakan dulu dan besok akan memberi kabar kembali seraya berpamitan kembali ke kelas.
Keluar dari ruang guru, Agung menyapanya.
"Bikin ulah apa kamu sampai dipanggil ke ruang guru?"
"Oh, ga kok, bukan karena berulah yaaa tapi berprestasi, hahaha..."
Sisca baru menyadari kalau ada Dave di sebelah Agung setelah cowok itu bertanya,
"Kamu kenal ama Lely?"
"Hah?! Yang mana ya? Ga ada yang namanya Lely di angkatanku, mungkin adik kelas ada, tapi aku juga ga tahu."
"Ooooh, ya kalo ketemu bilang aja, salam dari Dave."
Sisca mengangguk-angguk sok cuek, padahal serasa sudah mau pingsan.
Ia mengurungkan niat kembali ke kelas, tetapi malah masuk ke kelas Livi, mengadu soal nasibnya. Mendengar cerita Sisca, Livi malah tertawa bahagia. "Wah, itu tandanya signal positif, Non! Selamat selamat, anda layak maju ke level berikutnya, hahaha..." Merasa makin kesal dengan sambutan Livi, Sisca meninggalkan kelasnya.
Bingung harus berbuat apa, Sisca mencari Edo, mau minta nasehat sebagai sesama cowok. Namun ia mengurungkan niatnya, makin banyak yang tahu makin memalukan baginya. Ngapain juga si Dave ini nanya ke dia. Apa dia sudah jadi suspect? Ah, cuek aja, dari segini banyak penghuni sekolah masa mungkin ketahuan, pikir Sisca.
Kumala masuk ke kelas dengan baju tak rapi. Geng cantique memang hobi menghilang saat pelajaran tertentu, biasanya mereka sembunyi di kantin atau di toilet atau bahkan di luar sekolah. Entah bagaimana caranya, memang mereka pakarnya. Mira mendatangi Sisca sambil berkata, "Sis, tadi Dave bilang suruh nyampein salam dari temennya Lely, siapa itu ya?" Shock...Sisca langsung panik. "Hah?? Siapa ya? Salah alamat kali. Bukan aku mungkin yang dimaksud." Mira balik menjawab, "Iya dia tadi bilangnya gini : Mira, bilang sama temenmu yang suka pake ransel coklat itu, titip salam dari temannya Lely. Aku ga yakin sih itu kamu, lha tapi sekelas yang pake ransel coklat ya cuma kamu." Sisca jadi emosi, "Waduh, maksudnya apa ya? Bilang balik deh, aku ga ngerti maksudnya." Mira menyetujui untuk menyampaikannya ketika istirahat nanti.