“Kurang ajar. Kakaknya datang tidak disuruh masuk,” celetuk Livina. Tanpa dipersilakan, dia langsung masuk dan duduk di atas sofa. Rambutnya, dan gaya berpakaiannya masih sama. Masih santai dengan kaos dan celana Jeans yang biasa-biasa saja. Hanya sedikit menua, layaknya wanita usia 30-an tahun. Hari ini dia membalut kaosnya dengan kemeja berwarna abu-abu. Senada dengan sepatu kets putihnya yang terlihat masih baru.
Jason tak menghampiri, dia masih berdiri di pintu dan memandang dengan tatapan menginterogasi.
“Kenapa tiba-tiba pulang?”
“Hah? Hei, sudah sewajarnya aku pulang. Aku, kan, kakakmu. Aku juga mau melihat anakku, Zie. Di mana dia? Dia pasti sudah besar. Aku sangat rindu.” Livina menolehkan pandangannya, menerka keberadaan anaknya di tempat itu. Tapi, sepertinya sedang tak ada.
“Kau masih belum dewasa, Kak.”
Livina hanya memandang sejenak, lalu diam.
“Kau datang tiba-tiba tanpa basa-basi apa pun, dan lagi, apa kau pulang hanya ingin melihat Zie?”
Livina memandangnya lagi, dan akhirnya mengerti. “Maaf … jadi, bagaimana keadaan kalian selama ini? Apa baik-baik saja? Apa ada masalah? Bagaimana kuliahmu? Apa pekerjaanmu sekarang? Apa kau sudah menikah?”
Jason mengerjap, menahan rasa harunya. Karena sebenarnya dia sudah amat sangat rindu, tentu saja. Dia lalu melangkah ke arah kulkas dan menghidangkan segelas jus lemon kepada kakaknya itu. “Minumlah dulu. Di luar panas, kan.”
“Ah, adikku.” Livina tersenyum dan meminumnya. Setelah sesaat kemudian, terdengar suara Zie yang mengucapkan salam dan masuk. Livina terkejut, pun dengan Jason. Namun Jason hanya diam, membiarkan Livina yang terkesima, haru melihat wajah Zie yang ia kenali sebagai anaknya itu.
“Zie, ini kamu kan? Kamu sudah besar, ya?” lirihnya. Sejenak, Zie tertegun, dan bertanya pada Jason, “Ada tamu, ya, Paman?”
Livina menyerngit. Jantungnya sontak terhantam detik itu juga.
“Ini Ibu, Nak. Masa kamu lupa?”
Zie tak menanggapi. Dia semakin risih saat Livina meraih tangan dan mengusap wajahnya.
“Apa, sih?” dengusnya.
“Ini Ibu, Zie. Ibumu.” Mata hitamnya membulat, nyaris sekitarannya memerah.