Tak ada Deaveka Jason yang ia panggil malam ini. Adakalanya dia memang hanya ingin duduk menikmati waktunya sendiri, di dalam kamarnya yang gelap, dan ditemani bias cahaya laptop.
Setiap malam, Zie masih rutin menghabiskan waktunya di depan layar pipih tersebut. Membaca tulisan-tulisan di situs dan menyimak obrolan orang-orang di room-chat grup yang biasa ia minati. Setelah berkenalan dengan Laudya beberapa hari yang lalu, Zie baru tahu, ternyata pengguna Deaveka Method ini ada komunitasnya juga. Laudya sengaja mengundangnya untuk masuk ke grup itu supaya Zie bisa kenal lebih banyak teman.
Ting! Ting! Beberapa pesan terus masuk, saling bersahut-sahutan. Hanya sekadar cerita, humor ataupun candaan biasa dari sesama pengguna. Sudah sekitar 3 hari Zie bergabung di grup itu. Dia sering kali hanya menyimak. Sesekali merespons jika ada yang bisa ia balas.
Perlahan matanya mulai lelah, layu dan hendak mengantuk. Sampai tiba-tiba, masuk sebuah pesan yang memicu kecemasan.
-Hei, apa ada di antara kalian yang berpikir bahwa Deaveka itu berbahaya?-
Mungkin sama seperti reaksi member yang lainnya. Zie menyerngit membaca isi pesan tersebut. Beberapa balasan lantas masuk.
-Ah, masa? Jangan berpikir yang tidak-tidak.-
-Selama ini sepertinya aman-aman saja.-
-Hati-hati. Jangan sampai nanti pada akhirnya, bisa-bisa kau sendiri yang dijadikan tumbal.-
-Tumbal? Bukankah semuanya gratis?-
Zie masih memilih hanya menyimak. Matanya yang barusan sempat hampir mengantuk kini jadi kembali fokus, mewanti-wanti kejelasan maksud pesan yang dalam satu menit mengubah suasana di dalam room-chat itu.
Hingga pesan dari orang yang sama kembali masuk.
-Deaveka itu iblis!-
Jantungnya tiba-tiba terpompa lebih keras, terpegun atas kalimat yang mempertegas siapa Deaveka itu sebenarnya. Dari awal dia memang sudah tahu, bahwa Deaveka ialah jelmaan dari kaum jin dan iblis. Namun ... tumbal? Zie tak pernah berpikiran bahwa Deaveka Jason yang dibuatnya itu meminta tumbal dan berbahaya.
Zie coba membuka laman lain, ruang obrolannya dengan Laudya, bermaksud hendak menghubungi gadis itu.
-Sudah lihat grup?-
-Yaah.- balasan dari Laudya datang tak lama.
-Bagaimana menurutmu?-
-Kurasa itu tidak benar. Sudah hampir 1 tahun aku hidup dengan Deaveka, tapi tidak terjadi apa-apa. Aman-aman saja.-