Senyum dari sosok lelaki tampan menyambut Zie yang baru saja keluar di depan pintu gerbang sekolahnya. Lelaki berambut hitam, mata elang, dan alis yang tebal. Itu Aldy. Melihatnya, Zie terkejut.
“Aldy? Kenapa di sini?”
Lelaki itu mendekat. Penampilannya terlihat kasual. Kaos abu-abu dengan Jeans biru dan sepatu kets berwarna cokelat. Gaya tas hitam yang dipakainya menunjukkan, sepertinya dia baru pulang dari jadwal kuliahnya.
“Sekolah melelahkan, bukan? Bagaimana kabarmu?” tanya lelaki itu.
“Hmm, aku baik .... Ada apa kemari? Mencari Laudya? Dia sudah pulang duluan,” ucap Zie langsung saja.
“Ooh. Kupikir, aku mau mengajak kalian keluar. Tapi, kalau kamu tak keberatan, mau pergi berdua denganku?”
***
Suara televisi dan blender dari dapur menyatu. Deaveka Jason meninggalkan tontonannya dan menghampiri Anneth yang tengah memasak makan siang. Begitu datang, senyuman wanita itu justru yang paling menarik. Membuat Deaveka Jason mendekat dan memeluknya dari belakang.
Anneth tersenyum geli. Dia lanjut memasak dengan ditemani Deaveka Jason. Sesekali pria itu membantunya mengambilkan beberapa keperluan. Sering kali malahan pria itu bersikap nakal, menggoda, dan mengecupnya sembarangan.
Walau begitu, riang, Anneth merasakannya. Dirinya seolah kembali. Bersama Jason, dia akan bahagia.
“Kamu cantik, cantik sekali,” ucap Deaveka Jason tiba-tiba, setelah mereka selesai makan dan lanjut menonton televisi sembari bersantai di sofa. Anneth sedikit kaget dan menoleh pada Deaveka Jason yang menatapnya dalam.
“Benarkah?” Wanita itu mendekat, dekat sekali. Sampai kulit wajahnya dengan wajah Deaveka Jason hampir bertemu.
Pria itu terkejut.
“Wah, apa ini? Kamu sudah nakal?”
“Ada sesuatu di wajahmu.”
“Hah? Apa?”
Tepat ketika itu, Anneth justru mengecup pipinya. Ah, bahagia sekali memang usil seperti itu. Mereka lalu saling menatap. Manik mata Anneth dan Deaveka Jason bertemu melalui tatapan yang dalam. Hati terpaku menikmati detik-detik waktu. Sungguh, rasa yang sudah lama lapuk di dalam dada kini kembali mekar. Keduanya bertaut senyum, kemudian saling menarik ke dalam pelukan kasih sayang. Anneth menenggelamkan wajahnya di atas pundak lebar Deaveka Jason, sembari membisikkan permintaan yang ia minta dengan sungguh-sungguh.
“Jangan tinggalkan aku lagi ....”