The Destiny Of Parallel Worlds: Chosen As The Hero Commander (Ghost of Fluoran)

Eternity Universe
Chapter #9

CHAPTER 7 : Sniper

"Kak Chinua, ada yang tidak beres!" bisik Chengiz, suaranya penuh kecemasan. Dia menggenggam erat kapak besar yang berkilauan, senjata andalannya, dan matanya menyapu kegelapan hutan di sekeliling mereka.

"Aku tahu. Ada sesuatu... atau seseorang yang mengawasi kita," balas Chinua pelan namun tegas. Tubuhnya yang ramping tampak berbalut pakaian hitam hanfu tradisional, dengan pedang pusaka berwarna perak yang menggantung di pinggangnya. Ia bergerak waspada, matanya tak henti menelusuri setiap bayangan di balik pepohonan.

Chengiz, tak ingin mengambil risiko, mengintip dari balik tirai kereta kuda yang berderak pelan. Wajahnya serius saat ia berbicara kepada seorang pria di dalamnya. "Tuan Leonard, apapun yang terjadi, tetaplah di dalam kereta ini!" perintahnya dengan nada mendesak.

Leonard, seorang bangsawan yang ditunjuk sebagai utusan antara Kerajaan Elceria dan Sivieth, hanya tersenyum santai. Ia mengangkat botol Ale berkualitas tinggi yang tengah dinikmatinya. "Ada apa? Apakah kita akan diserang?" tanyanya dengan nada ringan, seolah tak terpengaruh oleh kecemasan Chengiz.

Frustrasi, Chengiz mengetatkan genggamannya pada tirai. "Kelihatannya kita akan menghadapi serangan. Untuk keselamatan Anda, saya mohon—"

"Cukup!" Leonard memotongnya tiba-tiba. Matanya yang tadinya lembut kini tampak tajam, menunjukkan bahwa dia tidak dalam mood untuk diatur. "Aku adalah seorang ksatria, Chengiz. Aku tidak akan bersembunyi seperti pengecut sementara kalian bertarung di luar sana. Lagipula, aku tidak ingin menjadi beban bagi kalian!" Sikapnya yang keras kepala terlihat semakin kuat di bawah pengaruh minuman keras.

"Tuan Leonard, nyawa Anda adalah prioritas utama dalam misi ini. Jika Anda gugur, hubungan antara Elceria dan Sivieth bisa hancur," Chengiz mendesak, nada suaranya semakin tegas.

Leonard menurunkan botol Ale-nya, matanya menatap tajam keluar jendela, tepat ke arah Chengiz dan Chinua. Dengan nada mencibir, ia berkata, "Kalian hanya petualang. Apa urusan kalian dengan politik dua kerajaan? Bukankah kalian hanya peduli pada bayaran?"

Kata-katanya membuat Chinua menggertakkan gigi. Dengan dingin ia menanggapi, "Kami memang bukan ahli politik, tapi reputasi kami sebagai petualang dipertaruhkan. Jika Anda mati dalam pengawalan kami, kami tidak akan bisa menunjukkan wajah di Kota Tura!" Sorot matanya penuh keberanian, menantang pandangan Leonard.

Leonard terdiam, merasakan ketulusan yang mengalir dari kalimat Chinua. Dengan perlahan, ia mengangguk. "Baiklah... aku mengerti. Maaf atas kesombonganku tadi. Tapi setidaknya, biarkan aku bertarung di sisi kalian."

Tiba-tiba, suara panik terdengar dari luar kereta. "Tuan Leonard, kita dikepung!" seorang Kapten ksatria berseru sambil menunjuk ke arah pepohonan.

Chinua dan Chengiz saling bertukar pandang, mengerti bahwa situasi semakin genting. "Kakak!" Chengiz memberi isyarat dengan lirikan tajam, dan Chinua membalasnya dengan anggukan.

Di kejauhan, seorang pria muncul, menunggang kuda hitam dengan sikap arogan. Di belakangnya, bayangan para bandit semakin jelas. Pria itu tertawa mengejek. "Hahaha! Delegasi kerajaan yang lemah, hanya dikawal oleh tujuh ksatria! Benar-benar menyedihkan." Suaranya bergema di tengah keheningan hutan, diiringi dengan ejekan yang tajam.

"Apakah kau pemimpin mereka?" Chengiz berteriak, matanya menyipit, mengenali ancaman di balik tatapan dingin pria itu.

Pemimpin bandit itu tersenyum sinis, "Kerajaan Elceria benar-benar putus asa jika harus menyewa petualang seperti kalian."

"Jaga mulutmu, pengecut!" sahut Kapten ksatria dengan penuh kemarahan. "Kami di sini bukan hanya untuk menjaga delegasi, tetapi juga untuk mengirim kalian ke neraka!"

Pertempuran meletus begitu perintah pemimpin bandit menggema di udara. "Tch, serang! Bunuh mereka semua!" teriaknya. Para bandit menyerbu dengan kebrutalan yang liar.

"Kak Chinua! Kita fokus pada pemimpinnya!" seru Chengiz, sambil mengayunkan kapaknya, membabat dua bandit yang mencoba mendekat. Chinua hanya mengangguk sebelum berlari maju, menyerbu ke arah pemimpin bandit.

Lihat selengkapnya