The Destiny Of Parallel Worlds: Chosen As The Hero Commander (Ghost of Fluoran)

Eternity Universe
Chapter #38

CHAPTER 36 : Amukan

Dengan refleks yang luar biasa, pria itu berhasil menangkis tembakan itu dengan pedangnya.

'Ting!!'

Melihat gerakan mengagumkan itu membuat alisku terangkat. Sungguh di luar dugaanku, dia dapat menangkisnya dengan mudah. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan bagiku mengingat keterampilan yang dimilikinya.

"Akhirnya kau menggunakannya ya! Senjata yang cukup merepotkan," kata pria bertopeng itu dengan dingin.

"Jadi kamu sudah tahu kalau aku membunuh para cecenguk itu dengan senjata ini?" balasku.

"Tidak juga, aku hanya menduga-"

'Tar! Tar! Tar! Tar! Ting!'

Sebelum pria itu sempat mengakhiri kalimatnya, aku melepaskan rentetan tembakan untuk menghabisi pria itu dengan cepat. Namun sekali lagi, hal yang tidak terduga terjadi. Dengan gerakan gesit dan lincah, pria itu berhasil menghindari setiap tembakan dengan sempurna. Bahkan, salah satu peluru berhasil ditangkisnya.

"Percuma, kau hanya membuang-buang amunisimu. Serangan seperti itu tidak akan dapat melukaiku."

"Buset dah, ni orang bener-bener di luar nalar," gumam ku.

"Misi ku disini adalah untuk melenyapkan mu dan merebut dokumen yang kau bawa dari Adipati itu. Jadi, aku tidak akan segan untuk membunuh mu dengan sadis," ujar pria itu dengan dingin.

"Ah, lakukan kalau kamu bisa!" balas ku.

"Sebelum menyayatmu. Pertama-tama, aku ingin berterimakasih padamu!" mendengar kata-katanya membuatku bingung dan mengernyitkan dahi.

"Berterimakasih? Aku gak ngerasa ngebantu kamu. Buat apa berterimakasih?" balas ku.

"Aku mungkin tidak akan memberitahumu alasannya. Tapi karena bantuanmu dalam membantu gadis kecil itu melarikan diri, aku merasa lega. Sebagai imbalannya, aku akan mengakhiri hidupmu dengan cara yang halus. Aku akan memastikan bahwa saat aku menyayat lehermu, kau tidak akan merasakan sakit," jawabnya dengan dingin.

"Apaan dah, ujung-ujungnya di bunuh juga. Ngebunuh pake cara halus? Konyol banget dah," gumam ku.

Lalu mengapa dia berterimakasih atas bantuan kepada Syira? Bukankah dia datang ke sini untuk membunuhku dan merebut Syira dariku? Mengapa dia berterimakasih karena aku telah membantu Syira melarikan diri? Sungguh pria yang aneh.

"Apa kamu ada hubungannya sama Syira?" tanya ku.

"Sudah kukatakan bahwa aku tidak akan memberitahumu alasanku."

"Oi oi, bilang dong, jangan buat arwah ku nanti jadi penasaran," jawab ku.

"Semakin sedikit yang kau tahu, semakin baik bagimu!"

Saat dia mengucapkan kata-kata itu, dengan kecepatan yang mencekam dia bergerak ke arahku, dan mulai mengayunkan pedangnya menuju leherku. Serangannya tak terhindarkan karena begitu cepat.

"Buset cepet ba-"

'CLAKK!!'

"Loh, kenapa aku gak bisa gerakin badan ku?" pikir ku.

Lihat selengkapnya