The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #18

Dua Artropoda

"Sabtu malam kemarin cukup menyenangkan. Selain bisa mengenal mereka semua dengan lebih dekat, aku juga dapat terhibur dan bercanda secara bebas dari sebelum-sebelumnya. Namun ... semua itu sebenarnya tidak akan terjadi, jika Mita tidak berada disana. Karena dia lah yang secara tidak langsung mendorong dan memberikan banyak energi positif sehingga aku menjadi lebih aktif saat berkumpul bersama dengan yang lainnya. Ya, mungkin istilahnya akan lebih tepat, kalau diganti 'Aku cuma ingin mencuri perhatian Mita' saat itu."

---▽---

1 Oktober 2018 - Pukul 10:16 pagi, semua karyawan dari timnya mas Dika masih disibukkan dengan kerjaannya masing-masing.

"Dam, untuk checklist nomor 7 udah lu kerjain?" tanya Doni yang datang ke mejanya Adam secara tiba-tiba.

"Hah? Eh ... hmmm ... udah, tapi ada satu checklist yang mau gue cek ulang. Gue masih nggak yakin cara ngerjain Checklist yang nomor 7.6 ini," cakap Adam yang sedang menunjuk dokumennya di monitor PC dan dilanjut juga dengan memindahkan arah pembicaraannya ke Bangrud. "Bang? Kamu ngerti cara ngerjain checklist bagian ini?"

Bangrud yang saat itu sedang serius mengerjakan dokumennya, menyempatkan diri untuk mengalihkan pandangannya ke monitor Adam dan menjawab "Emmm ... User must check all fragments by using TWands tool. Coba aja cek pake tools TWands."

"Iya aku paham, cuma cara make TWands-nya gimana?" perjelas Adam.

"Bentar-bentar aku juga agak lupa," Bangrud tampak mulai membuka dokumennya sendiri dan segera menjawab pertanyaannya Adam. "Oh ini nih ... coba aja upload aplikasi testingnya ke tools, trus nanti tinggal tekan tombol check aja. Ntar hasilnya, kamu laporin ke salah satu senior, aku atau ke mas Dika langsung."

"Oh okay, makasih-makasih," Adam pun mengikuti arahan Bangrud dan saat itu juga Adam di tanyakan kembali oleh Doni.

"Gimana Dam?"

"I-ZI-PI-ZI-EI-PI-OU-SEE," jawab Adam dengan mengeja singkatan ciptaannya sendiri.

"Paan tuh?" tanya Doni.

Seketika Adam terhenti dari kerjaannya dan melihat ke arah Doni dan berkata "Easy Peasy As Piece Of Cake!"

"Oh lucu ya...," heran Doni dengan sedikit senyum.

Dengan tawa datar, Adam mengembalikkan fokusnya untuk melanjutkan kerjaan. "Ha-ha-ha-ha!"

Ga jelas ya? Biarin. yang penting setelah ini gue bisa bebas karena udah nyelesaiin kerjaan buat hari ini haha...!

---△---

Selang beberapa saat—setelah kerjaannya selesai, Adam melihat jam tangannya sendiri yang pada saat itu menunjukkan pukul 11:39.

Wah bentar lagi udah waktunya maksi.

Adam yang sadar bahwa waktu sudah mendekati jam makan siang, segera memutar kursi kantornya ke arah belakang dan melihat rekan-rekan satu timnya yang terlihat mulai melepaskan jari-jarinya dari Keyboard.

Adam lalu berjalan menuju ke tempat Doni dan menepuk pundaknya. "Eh, mau makan dimana lu Don?"

Sambil bermain game Moba di Smartphone-nya, Doni coba menjawab pertanyaan Adam. "Di depan ajalah."

"Oke"

Karena Doni dan Muslim masih belum terlihat beranjak dari kursinya, Adam pun langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Mita dan langsung datang ke meja kerjanya dia dengan alih-alih mengajak Mita. "Ehemmm ... eh Mit, makan siang yuk? Kamu mau ikut?"

"Hmm? Iya ikut ... bentar," jawab Mita—dilanjut dengan gelagatnya yang sedang mencari posisi Bangrud saat itu.

Ck Gue yang ngajak, kenapa yang dicari malah Bangrud! Gue kan juga mau menunjukkan eksistensi gue nih disini!

~...Sabar Adam...~

Dengan memaksakan senyum, Adam mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Bodo lah, yang terpenting buat gue saat ini cuma bisa dekat dengan dia aja.

"Ayok Don! Slim!" teriak Adam ke Doni dan Muslim.

Berdirilah Mita dan berjalan terlebih dahulu ke tempat Bangrud, "Makan nggak kamu?"

"Syahril?" tanya Bangrud.

"Iya yuk," saut Mita.

Cih! Mungkin gue kurang menarik di matanya Mita kali ya. Tiap wanita kan juga punya ideal masing-masing. Apa gue orangnya jelek? Gue mungkin nggak ideal. Ck, kesel ... kenapa wanita tuh sulit jujur untuk mengatakan hal yang sebenarnya sih? Misal kalo nggak suka dengan kehadiran gue kan tinggal ngomong aja gitu loh. Brengsek emang.

~...Sabar Adam, mungkin Mita memang belum benar-benar mengenalmu...~

Ck, malah mikir apaan sih gue nih? Kenal deket aja belom, udah mikir yang nggak-nggak!

Sambil menunggu Mita dan Bangrud, Adam, Doni dan Muslim berjalan duluan menuju lift dan menunggu pintu lift itu terbuka.

Terlihat matanya Adam mulai berubah menjadi datar dan suara napas dari hidungnya terdengar berat, juga kedua tangannya tampak tak bisa lepas dari genggamannya sendiri.

"... Huuft ... Huuft...."

---∆---

Berjalanlah mereka berlima menuju warung makan yang berada di depan kantor, Bu Syahril.

Saat sampai di tempat, mereka berlima segera menulis pesanan makan siang dan duduk dengan formasi yang sama seperti biasanya di meja kotak. Yang mana, Adam selalu duduk dan berada di depannya Mita.

Mereka pun kembali menyibukkan diri dengan gadgetnya masing-masing dan hanya Adam yang pada saat itu tidak menyibukkan diri, karena merasa bosan dari kegiatan yang berhubungan dengan Sosial Media.

Ini orang pada ngapain sih kok pada diam semua? Doni dan Muslim main Game, Mita dan Bangrud kayaknya sedang surfing di Sosmed.

Lagian ngapain sih? Kalo ngumpul-ngumpul gini cuma pada buka hape masing-masing?

Pfft ... gue kalo buka HP paling cuma buat buka feed IG yang isinya itu-itu aja, WA...? Siapa juga yang mau chat sama gue?

Palingan Papa yang sering nanyain perkembangan permainan gitar gue atau nanyain perkembangan karir gue, atau mungkin Mama? yang selalu sharing soal perbaikan diri yang diulang-ulang berkali-kali sampai gue sendiri bisa nebak apa yang bakal dikatakan Mama? Ah atau grup keluarga yang isinya selalu memaksa gue untuk memastikan setiap postingannya hoax atau bukan dan kadang ada ceramah yang sumbernya tidak bisa dipertanggungjawabkan?

Grup kantor? Topiknya aja kadang gue nggak paham dan kadang bahasanya suka pake kode-kodean. Grup temen SMA? Isinya udah pada nyebar undangan nikah dan menunjukkan kesuksesannya masing-masing atau mungkin grup temen kuliah gue? Palingan share lowongan kerjaan, iya udah ... nggak lebih, Itu-itu aja. Mantan? Cih, satu-satunya yang lagi gue kejar aja belom dapet. Sial amat hidup gue!

Mungkin gue harus cari-cari komunitas film kali ya? Biar bisa sok sibuk kalo lagi pada ngumpul-ngumpul gini. Bete dah. Huft~

Dari tidak adanya satupun yang berbicara, Adam tiba-tiba langsung membuka pembicaraan dengan topik yang pernah terjadi saat medical check-up 3 bulan lalu di kantor.

"Ehem ... eh kalian tahu nggak? Gara-gara ada medical check up kemaren di kantor. Aku jadi tahu loh, kalo golongan darah aku itu AB!"

Mita yang sebelumnya fokus pada Smartphone-nya, tiba-tiba mengalihkan pandangan ke orang yang berada di depannya sendiri dan terlihat antusias untuk mengikuti percakapan itu. "Oh ya? Memang sebelumnya?"

"Sebelum-sebelum ini aku kira, aku itu B. bahkan di KTP ku aja tertulis B loh."

Setelah Adam menjelaskan hal yang bisa di basa-basi kan, ada notifikasi getar yang masuk ke Smartphone-nya Adam waktu itu.

Bzzzt...

Namun setelah dilihat, ternyata hanyalah SMS iklan dari toko elektronik. 

Halah, sedihnya hidup gue ini.

"Terus...?" tanya Mita yang sepertinya ingin tahu kelanjutannya.

Adam melihat kanan dan kirinya.

Hmmm ... Anyway yang peduli sama obrolan gue cuma Mita doang ini? Gue kira malah dia yang bakal cuek kayak biasanya. Gue jelasin aja deh, lagian gue memang pengen dapetin perhatiannya dia kan?

Lihat selengkapnya