The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #19

Sebuah Kata, Sebuah Permintaan

"Memang jadi lebay! Norak! Kenapa tiba-tiba aku jadi lembek begini? Kenapa cerita kehidupanku jadi seperti ini sekarang? Aku kan manusia paling jaim dan keren sejagat raya? Kenapa aku sekarang jadi tampak lemah dan tak berdaya? Tampak tolol! Apa aku sudah gila?

Itulah yang Pikiranku katakan setiap hari, setiap malam.

Berbeda dengan sang Hati, Sang Hati yang selalu merasakan ada hal unik tersendiri dari dalam diri 'Wanita' ituselalu berkata, ada ... ada sesuatu yang berbeda dari dalam diri dia yang sepertinya pantas untuk menutup semua kelemahanku. Saat dia berbicara punsuaranya yang terdengar seperti suara malaikat itu, seakan-akan mempunyai kekuatan untuk membelai sang Hati agar bisa menjadi lebih tenang untuk menghadapi kondisi apapun. Yah biarpun terkadang 'Wanita' ini sering menaikkan nadanya sehingga terdengar galak dan menyebalkan, tapi entahlah ... aku tidak merasakan sedikit pun rasa kesal dari hal yang seremeh itu. Dasarnya emang udah terbiasa dengan omelan Mama dulu.

Mungkin selama ini, sang Hati lah yang menuntutku untuk bisa segera mendapatkan seorang wanita yang manis ini. Cuman dengan alasan apa? Kalau di ingat-ingat ... aku memang pernah bertemu dengan wanita seperti ini sebelumnya. Bahkan dari aksen, ekspresi, cara berpakaiannya pun mirip.

Namun aku tak ingat, wanita itu ... siapa?"

---▽---

24 Mei 2008 - 10 tahun yang lalu, sebuah mobil Kijang terparkir tepat di tengah-tengah halaman sekolahan—yang jika dilihat dari jauh, hanya ada mobil ini yang berada di halaman sekolahan itu.

Dari dalam mobil, mas Bayu—kakak pertamanya Adam, sedang duduk santai sambil menyenderkan tangan kanannya di setir mobil. Lalu di kursi tengah, Adam yang tampak malu—hanya duduk terdiam sambil memegang kedua tangannya di pangkuan.

"Dek! Kok nggak keluar? Itu loh banyak temen-temenmu di luar sana," ucap mas Bayu.

"Nggak ah, kan aku nggak pake seragam sendiri. Lagian kenapa Mama ngambil rapornya harus di barengi dengan pergi ke Mall juga?" keluh Adam.

"Ya kan Mama sekalian mau belanja dek. Lagian kalo memang malu karena nggak pake seragam sendiri, kenapa tadi nggak pake Seragam?" tanya mas Bayu.

"Ya masa pake seragam biru putih gitu di Mall," balas Adam.

"Ya nggak apa-apa, banyak kok anak-anak yang masih pake seragam sekolah di Mall," ucap mas Bayu.

"Ya kan nggak keren," ucap Adam dengan nada manja.

Masa iya, nanti aku kalo dilihat nggak gaul gimana? Cewek-cewek di Mall nanti kalo ngeliatin aku kayak anak SMP yang cupu gimana? Kan nggak nyaman juga. Mana seragamku ini kan udah lumayan lusuh.

"Halah nggak masalah sebenernya, nggak ada yang ngeliatin kamu juga," jelas mas Bayu sambil mengubah posisi dimana tangan kirinya sekarang yang disenderkan di atas setir mobil.

"Ya nggak tahu aja kamu mas. Lagian, ini juga ... kenapa kamu parkir di tengah-tengah halaman gini sih? Kan jadi dilihatin banyak temen-temen! Tuh lihat sekeliling kita, kayak pejabat aja!" Adam mengeluh kembali.

Mas Bayu yang tampak tidak mempedulikan Adam berkata, "Nggak apa-apa, kan mereka temenmu juga."

Adam pun hanya menengok ke arah kanan dan kirinya. "Ya kan aku jadi nggak enak mas, ke sekolah kok nggak ketemu temen-temen, malah cuma di dalem mobil gini."

"Nah itu tau," jawab mas Bayu.

"Ya tapi kan aku nggak pake seragam mas...." jawab Adam dengan manja lagi.

"Udah nggak apa-apa, santai aja to kamu. Udah lulus juga kok, yang lain juga pada nemenin Mamanya ngambil rapor. Nggak bakal kena hukuman deh," pungkas mas Bayu.

Adam pun hanya terdiam cemberut dan sesering kali menengok kanan-kirinya.

Mama mana sih? Ngambil rapor aja lama banget! Ntar kalo ada temen aku nyamperin gimana? Kan jadi malu aku.

Setelah beberapa menit kemudian, ada 4 orang yang tampak menghampiri mobil itu, yang mana 4 orang ini adalah temen kelasnya Adam sendiri.

Adam pun menjadi tampak gelisah setelah melihat teman-temannya itu datang menuju mobilnya. "Tuh kan bener."

"Udaah santai aja to," jawab mas Bayu yang masih duduk dengan tenang di kursi kemudi.

Adam segera membalikkan badannya kebelakang dan bertekuk lutut di atas kursi tengah sambil melihat-lihat ke area mobil di bagian belakang. "Santai gimana sih!?"

Mas Bayu melihat Adam melalui spion tengah. "Kalo mau ngumpet, ngumpet aja di kursi paling belakang itu loh."

"Ah yaudah deh" Adam langsung menaiki kursi tengah dan melompat ke kursi belakang. Namun karena Adam merasa hal itu tak cukup menyembunyikan badannya. Dia pun menjatuhkan diri ke sela-sela antara kursi tengah dan belakang, untuk mengambil posisi tengkurap dengan menghadap ke karpet mobil.

Brukk...!

"Hahahaha ... kamu itu ngapain sih dek?" tanya mas Bayu.

"Diem! Jangan diajak ngomong! Lagi dalam posisi mode Stealth nih," ucap Adam dengan suara yang tertahan oleh karpet mobil.

"Nggak keliatan kok, percaya deh hahaha ... malah yang ada ntar kotor loh bajumu kalo tengkurap di bawah gitu. Udah to santai aja," tawa mas Bayu kembali.

Suara teriakan teman-temannya Adam pun terdengar semakin mendekat dan terasa sudah berada di samping mobil.

"Bodo! Salahnya parkir disini!" Dengan posisi masih tengkurap di karpet mobil, Adam mencoba sedikit menoleh ke arah atas. "Loh! Mas! Itu kenapa kayak ada siluet bayangan di kaca mobil sih? Pada ngintipin apa?"

"Hahaha!" tawa mas Bayu.

Adam sedikit berteriak dengan kepala yang masih menghadap lantai mobil. "Tuh kan~!!"

"Tapi kalo kamu ntar keliatan, malah jadi aneh loh dek hahaha ... udah to biasa aja," ucap mas Bayu.

"Diem! Ini lagi pake jurus menghilang tanpa jejak," ucap Adam dengan nada seperti anak kecil yang sedang bermain petak umpet.

Setelah beberapa saat, suara dari ke 4 orang itu menjauh. Adam yang masih dalam posisi tengkurap di lantai mobil berkata, "Mas? Udah sepi belom?"

"Udah!"

Adam pun segera duduk perlahan sambil sedikit membungkuk, agar bisa segera tengkurap kembali jika suasana benar-benar masih belum aman.

"Hmmm? Oh iya aman! Yaudah tak pindah ke tengah lagi!"

---△---

40 menit kemudian—usai mengambil rapornya Adam. Mama tampak sedang berjalan kembali dari ruangan kelas menuju ke dalam Mobil. Setelah Mamanya Adam masuk ke dalam mobil, mas Bayu segera menyalakan mobilnya dan pergi keluar dari halaman sekolah.

"Udaah ... Dek! Kamu tadi dicariin Veni. Dia nanya 'loh Adam kemana tante?', Mama jawab nungguin di mobil!"

"Lah ... gimana sih? Kan aku jadi nggak enak Ma!" keluh Adam kembali.

Lihat selengkapnya