"Keberadaan wanita ini memang selalu menghantui Pikiranku setiap harinya. Di mana pun dan kapan pun, entah kenapa aku selalu merasa khawatir dengan kondisinya. Dia bagaimana? Dia siapa? Segudang deretan pertanyaan itu membuat aku sendiri kesulitan untuk bisa menjawab semuanya. Sebenarnya aku ingin mencoba untuk berteriak 'Apa peduli gue!', namun sepertinya itu tidak akan bisa mengalahkan aura aneh yang terpancar begitu kuat dari dalam dirinya.
Pada saat itu aku benar-benar merasa buntu. Karena berada di dalam dua kondisi. Jika tidak mempedulikan dia sama sekali, itu adalah hal terbodoh yang pernah aku jalani selama aku hidup atau mungkin aku saja yang terlalu bodoh, karena terlalu peduli dengan wanita yang baru saja aku kenal 6 bulan yang lalu. Terkadang aku coba telaah beberapa alasannya, mengapa aku benar-benar ingin selalu bersama dengan dia. Cuman alasan-alasan itu tidak selalu memberi jawaban yang pasti, selalu berubah di setiap waktunya. Sampai aku yakin, kalau aku hanya terbuai melihat sifatnya yang unik itu.
Namun perlahan-lahan, cahaya untuk mencari semua jawaban itu pun ternyata sudah mulai memudar. Sepertinya, Tuhan saat itu memang sedang berkata kepadaku bahwa, 'Waktumu akan habis sebentar lagi'. Di titik ini, aku sebenarnya sudah mulai muak dengan semua permainan yang di tunjukkan oleh sang Illahi melalui perkataan Hati, karena berkali-kali usahaku untuk mengikuti kata Hati, selalu terganjal dengan satu kondisi. Kondisi yang menunjukkan bahwa dia tampak mulai tertarik dengan satu orang. Orang yang merupakan temanku sendiri, orang yang setiap hari duduk di sebelahku, orang yang aku hormati sebagai senior itu.
Buat apa aku berusaha dan mengiyakan perkataan Tuhan? Jika aku sendiri selalu ditarik lagi dan lagi supaya terhindar dari wanita yang aku sukai ini? Buat apa Tuhan menghadirkan wanita ini di depanku, kalau memang aku tidak diizinkan untuk mendekatinya sama sekali? Mengapa Tuhan begitu kejam denganku? Mengapa Tuhan malah membuatku semakin membenci kepada energi yang selama ini aku percayai punya kekuatan besar untuk mengutuk orang menjadi batu itu?"
---△---
02 November 2018 - Suasana kantor mulai sedikit lenggang di waktu sore. Para karyawan mulai tampak leluasa untuk berjalan kesana kemari, karena telah menyelesaikan laporan yang harus mereka kerjakan.
"Hei!" sapa Mita dengan menepuk pundaknya Bangrud.
"Hei gimana?" tanya Bangrud usai mengalihkan fokusnya dari bacaan artikel di web.
Mita mulai duduk di kursi kosong, yang berada di sebelah kirinya Bangrud dan mendorongnya agar posisinya bisa lebih dekat dengan Bangrud.
"Lagi browsing apa?" tanya Mita dengan lembut.
"Browsing tentang kamu," bisik Bangrud.
"Hmmm...," Mita mulai tersenyum mendengar godaan Bangrud.
Bangrud saat itu langsung mengubah topik obrolannya, namun masih tetap dengan nada bisikan. "Sekaten udah mulai loh."
"Oh ya? Eh ke Sekaten yuk...," ucap Mita.
"Sama siapa?" bisik Bangrud.
Mita hanya tersenyum.
Bangrud pun ikut tersenyum.
"Nggak apa-apa, ayuk," ajak Mita dengan manja.
...
Adam yang masih berada di meja kerjanya itu, hanya melirik benci ke arah Bangrud.
Ck, Memang anjing tuh manusia kepala dua!
~...hajar...saja...~
Adam segera memakai kedua earphonenya dan membuka pintu loker yang berada di atas mejanya, sehingga dapat menutupi muka dan suara kedua orang yang terdengar mesra di sebelahnya Adam tersebut.
~...benci...benci...~
Dari balik earphone, mulai terdengar intro alunan lagu yang dibawakan Gene Simmons - Fuckingham Palace. Sebuah lagu Heavy Metal yang secara genre adalah genre yang paling dibenci oleh Adam.
♪ Running away crying out loud, The followers of Fuckingham Palace. Morality used, Royaly fucked and abused, Fuck the Queen at the Fuckingham Palace. ♪
~...rasakan...buatlah...dirimu...puas...dari...ketidakpuasan...~
♪ Ruled by fear and fuckers who don't understand! Ruled by those who hate fuck, I'm gonna give it to them! ♪
~...terus...seraplah...energi...ini...~
---△---
Selang beberapa menit kemudian—Adam yang telah sedikit puas mendengarkan genre lagu yang paling dia benci itu, langsung melepas kedua earphonenya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka. Dia langsung balik lagi ke meja kerjanya, setelah mukanya terasa segar.
Dalam perjalanan Adam menuju meja kerjanya, tampak Mita mulai berdiri sambil memegang dompetnya. "Bang, yuk jadi nggak?"
"Ya bentar beb," jawab Bangrud dengan sedikit candaan.
"Ngahaha beb ... ayuk beb," saut Mita.
Bangrud dan Mita pun segera pergi menuju tangga turun dengan melewati Adam, yang saat itu mukanya tampak kusut sekali.
Beb kata dia? Gimana kalo sekarang gue ajak berantem aja ya tuh Senior?
Huft, Oh terus gue bakal dikeluarin dari kantor dengan imej yang sangat buruk gitu? Fak! Bahkan keinginan gue selalu dihambat sama pikiran gue sendiri! Lalu gue harus menyalahkan siapa?! Lama-lama bisa Depresi beneran gue ini!