The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #21

Syak Wasangka - part 2

Berlanjut dari kisah sebelumnya...

"Kamu pernah ke sekaten Bang?" tanya Adam ke Bangrud.

"Udah kok," jawab Bangrud.

~...Tanyalah hal ini ke Mita...Adam...bukan ke Bangrud...~

"Kalo kamu Mit?" tanya Adam.

Mita dengan tatapan yang terlihat kosong, hanya menggelengkan kepalanya.

Fak! Dia diem doang. Apa lagi dong?

~...Teruslah berbicara...~

"Hmmm ... aku juga selama di Jogja nggak pernah ke sekaten kok. Aku kan dulu pindah ke Jogja waktu kelas 3 SD, tahun berapa sih itu, oh iya sejak tahun 2002. Biarpun dulu sama nenekku juga sering di ajak jalan-jalan ke Malioboro sih tapi...."

Anjir, eh ... ini kenapa malah cerita sejarah gue sendiri?

~...Teruslah berbicara, tidak apa-apa...~

"...tapi sampai sekarang, ya belum pernah gitu ke sekaten hahaha," pungkas Adam dari penjelasannya yang di akhiri dengan memaksakan tawanya.

Malah jadi Norak banget gue...

Mita pun mulai memalingkan pandangannya ke Adam. "Masa sih mas?"

~...Adam!...~

Iya, tapi kan bakal kelihatan bodo banget kalo harus nyeritain sejarah pribadi gue.

"I-iya," jawab Adam.

Mita secara tiba-tiba memindahkan pandangannya ke Bangrud. "Eh, besok ke Sekaten yuk Bang?"

LAH?!

~...Hei Adam, jangan marah dulu...~

INI CEWEK NGGAK PAHAM APA GIMANA SIH?! KENAPA YANG MULAI NGOMONG GUE, YANG DILIHAT MALAH BANGRUD LAGI?!

~...Mungkin dia memang tidak paham dengan maksudmu...Sabar...~

Bangrud hanya tersenyum ke arah Mita untuk menjawab pertanyaannya.

Adam yang masih berusaha menahan amarahnya kepada Bangrud, hanya memaksakan diri untuk tetap tersenyum dan mencoba mengatur nafasnya yang mulai tidak teratur.

AWAS LU BANG!

~...Adam...mungkin ini memang belum momenmu...Sabar...~

Adam pun mengakhiri emosi di dalam jiwanya dengan melepas napas sebanyak-banyaknya dan segera membalikkan badannya kembali untuk melihat ke arah Alun-alun utara.

Hufft ... capek juga ya. Barusan gue kenapa sih? Bisa sampai sebesar itu emosi yang gue keluarkan. Padahal kan yang ganjen Mita, kenapa gue marahnya ke Bangrud? Sekuat itukah pengaruh Mita di dalam kehidupan gue, sampai-sampai gue sendiri nggak bisa marah ke Mita sendiri. Brengsek, sakit banget dada gue sekarang.

tap...tap...tap...

Terlihat Fandy mulai berpindah tempat duduknya untuk duduk di samping kanan Doni yang masih kosong. "Eh pada nggak jalan-jalan apa gimana gitu?"

"Nggak ah, paling cuma gitu-gitu aja," ucap Doni.

"Loh mas Dika tadi kemana?" tanya Muslim secara tiba-tiba ke Fandy.

Adam yang menoleh ke arah kiri pun juga menyadari kalau pimpinan timnya mereka sudah tidak ada di bangku paling ujung. Fandy yang tadinya duduk di dekat mas Dika coba menjelaskan kemana perginya mas Dika. "Tadi dia jalan sendirian ke arah alun-alun sana, nggak tahu mau ngap... Eh, nah itu dia."

Mereka semua kecuali Adam yang sudah sejak awal melihat ke arah Alun-alun, terpancing dengan arah pandangannya Fandy. Terlihat mas Dika yang sedang berjalan sendirian di tengah-tengah Alun-alun dengan membawa Arum Manis di tangan kirinya. Pimpinan tim ini lalu berpindah haluan untuk berjalan menuju salah satu wahana istana balon yang sudah selesai dibangun dan berhenti untuk melihat anak-anak yang sedang bermain di wahana tersebut.

Mas Dika yang tampak serius melihat ke Istana Balon itu, benar-benar membuat dia tampak seperti anak kecil yang ingin ikutan bermain.

"Hahaha ... mas Dika loh ... Hahaha...," tawa Doni.

"Hihihi ... aneh banget kok mas Dika tuh," celetuk Muslim yang dilanjut dengan bermain game di Smartphone-nya.

Mas Dika itu orangnya memang seperti itu? Baru tahu gue. Hmmm ... melihat mas Dika yang seperti itu membuat gue sadar kalo memang menjadi apa adanya itu jauh lebih menarik ketimbang harus menjadi orang lain.

Adam yang sempat termenung melihat tingkah laku mas Dika, mencoba untuk membalikkan badannya kembali. Di saat yang sama, dia melihat raut wajah Mita yang sedang terlihat sedikit sedih bercampur malu.

"Maafin leader mu ini ya...," ucap Mita dengan lirih.

Hah? Loh? Kenapa tiba-tiba Mita bersikap dan berbicara seperti itu? Jangan-jangan, dia masih punya hubungan dengan mas Dika? Atau dasarnya dia masih suka dengan mas Dika?

Lihat selengkapnya