The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #26

Conscience & Synderesis

Berlanjut dari kisah sebelumnya...

Setelah mandi, Adam yang masih penasaran dengan suara hati, segera mengambil Smartphone-nya untuk mencari informasi mengenai hal tersebut sambil rebahan di kasur. Dia pun menemukan beberapa artikel mengenai suara hati tersebut.

'Thomas Aquinas (1225-1274), menganggap peran suara hati atau Synderesis berasal dari hasil pikiran manusia terhadap sesuatu. Dia berpendapat bahwa setiap manusia itu mempunyai pemahaman mendasar tentang kebenaran dan kesalahan, yang nantinya akan menjadi pengetahuan buat manusia itu sendiri untuk selalu di pegang. Sementara, Hati nurani adalah pertimbangan dalam kasus tertentu yang berkaitan dengan pengetahuan Moral, yang mana jika berlawanan dengan Hati nurani sudah pasti jahat.'

Suara hati dan hati nurani itu berbeda? Lalu apa hati nurani itulah yang biasa disebut suara Tuhan? Kan tidak bisa jahat?

'Dalam Plato's Apology of Socrates, Sokrates mengaku bahwa dia memiliki daimonion (secara harfiah,"sesuatu yang illahi") yang sering memperingatkannya-dalam bentuk "suara"-melawan kesalahan, tetapi tidak pernah memberi tahu apa yang harus dilakukannya. Akan tetapi, Platonic Socrates tidak pernah menyebut Daimonion sebagai Daimon atau setan; dia selalu menyebutnya sebagai "sesuatu" yang impersonal atau "tanda". Dari istilah tersebut, dia sepertinya merujuk ke sifat sejati dari jiwa manusia, sebuah kesadaran dirinya yang baru.' -Wikipedia

Sokrates? Aduh lupa, dia siapa sih? Filsuf ya? Beh ... dulu waktu pelajaran sejarah, gue selalu sibuk sendiri buat nge-gambar di buku tulis sih.

Setelah berjam-jam mencari informasi yang di rasa Adam sangat rasional. Adam langsung menyimpulkan sendiri dengan ucapan yang seakan-akan dia berbicara dengan dirinya sendiri.

"Jadi suara yang muncul tadi itu, intinya cuma pengetahuan yang pernah gue dapat selama ini? Sementara hati nurani atau yang orang-orang biasa katakan sebagai suara Tuhan itu berdasarkan dari pengetahuan moral yang pernah gue dapat? Kalo misal gue ada rasa ingin membantu orang yang kesusahan tapi pikiran menolaknya karena takut repot, berarti sama saja gue menolak kata Tuhan? Atau gue hanya menolak dengan keinginan gue sendiri?"

...

"Gue memang sering dapet hal-hal seperti itu sih. Gue dari dulu paling tidak suka untuk melihat orang lain itu kesusahan, makannya gue selalu merasa harus membantu mereka. Ya biarpun, ujung-ujungnya ... gue nggak pernah dapet apa-apa dari mereka. Itu memang tidak adil, makannya gue sekarang males dan selalu menutup mata untuk ramah dan berbuat baik lagi."

...

"Wait, kalo begitu ... semisal gue mau berbicara dengan Tuhan, berarti tidak perlu memakai bahasa Arab?"

...

"Iya juga sih, kalo begitu jadi tidak adil. Masa iya, biar anak-anak gue sholeh nanti, gue harus pindah ke Arab dulu. Biar anak-anak gue fasih berbicara Arab dan berdoa dengan mudah ke Tuhan. Tidak seperti itu juga dong."

~...Adam, aku bagian dari keinginanmu...yang selalu kamu abaikan...~

Keinginan? Bentar ... gue jadi inget perkataannya Lira kemaren soal keinginan. Siapa sih nama psikolognya itu? Froyd?

Adam segera mengambil Smartphone-nya dan membuka Google dengan kata kunci 'Froyd'. Walau penulisannya Adam salah, tapi mesin pencari itu mampu menangkap maksud dari pencariannya Adam.

"Sigmund Freud! Iya, tulisannya Freud, kenapa bacanya jadi Froyd?"

~...beda negara...~

Bener juga beda negara, gue kan orang Indonesia.

"Oh iya ... hahaha ...!" Adam lalu tertawa sendiri sambil membaca unsur pertama dari yang di tuliskan dalam artikel tersebut. "Ini nih yang disebutkan Lira kemaren itu."

'Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi maka akan timbul kecemasan dan ketegangan.' -Kompasiana

Usai membaca artikel, Adam pun tersenyum dan berbicara dengan sendirinya. "Sama seperti Singa yang menginginkan daging segar untuk memuaskan perutnya atau seekor Anjing yang membutuhkan perhatian majikannya agar hidupnya tidak bosan. Manusia itu pasti juga punya keinginan dari dalam dirinya yang berdasarkan kebutuhan untuk mencari kesenangan dan kepuasan tersendiri, walau terkadang perilaku dari keinginan itu agak sedikit primitif. Karena Manusia itu sendiri sebenarnya bagian dari makhluk hidup yang ada di dunia ini. Namun seiring adanya pengalaman, jiwa manusia itu akan tercampur dengan rasa takut yang terlahir dari pikirannya sendiri. Sebenarnya sama aja sih dengan hewan, bedanya kita bisa berpikir."

~...Adam, sebenarnya aku itu hanya menginginkanmu bahagia. Makannya, aku mengarahkanmu untuk mencintai wanita yang membuat dirimu sendiri bahagia...~

Adam yang tiba-tiba paham dengan penjelasan itu, langsung menepuk tangan kirinya dengan kepalan tangan kanannya. "Ketemu! Jadi selama ini gue yang salah!"

~...Kamu itu sebenarnya...sayang dengan Mita...~

"Fak! Betapa bodohnya gue, sampai-sampai gue nggak menyadari bahwa gue selama ini benar-benar menyukai Mita apa adanya. Hati gue ... nggak, gue ini ternyata benar-benar menyayangi Mita karena dasarnya memang sudah perhatian dan peduli sama dia sejak awal. Cuma, karena Pikiran gue yang sudah terlanjur dipenuhi dengan rasa takut dari pengetahuan yang berlebihan ini. Makannya gue itu selalu berjalan di tempat alias progressnya nggak jalan-jalan. Anjir, penemuan baru nih!"

...

Lihat selengkapnya