3 Tahun lalu, dalam satu waktu di tahun 2015 - "Dam, Adam ... bisa ke meja gue bentar?" panggil mas Dika dari meja kerjanya.
Adam yang masih menggunakan kemeja lengkap beserta celana kain, berjalan melewati beberapa anggota timnya yang terlihat diam dan serius untuk menghadap ke layar monitornya masing-masing. "Iya gimana mas?"
"Mulai nanti sore, kemungkinan lu bakal di pindah dan masuk ke tim sebelah, timnya pak Garing," ucap mas Dika.
"Pak Garing?" Dalam sesaat, Adam memalingkan mukanya ke arah deretan mejanya pak Garing yang berada di belakangnya. "Oh ya mas, berarti semacam transfer anggota tim ya mas?"
"Ya ... ya gitu deh ... tapi mejanya sementara di situ dulu nggak apa," ucap pimpinan ini sambil menunjuk meja kerjanya Adam saat itu.
"Oh baik mas," jawab Adam.
Adam pun kembali berjalan menuju meja kerjanya, dia sekilas tersenyum dan melihat kembali ke arah deretan meja pak Garing yang rata-rata anggota timnya terlihat santai walau di saat mereka sedang bekerja. Bahkan Amira, teman satu angkatan Adam saat pelamaran kerja juga, terlihat diterima dengan akrab sekali di sana.
Berbeda dengan internal timnya Adam sendiri, yang semuanya terlihat serius dalam mengerjakan kerjaannya dan bercanda hanya dengan orang-orang yang menurut mereka sendiri gokil.
Gue memang baru kerja 3 bulan di tim ini, tapi kenapa langsung dipindah? Ya ... gue tahu sih, ini pasti karena selama ini gue nggak begitu aktif dan terlihat kikuk dengan timnya mas Dika sendiri. Tapi gimana ya? Jujur, gue masih nggak tau caranya masuk ke dalam obrolannya mereka. Hmmm ... tapi ya sudahlah. Kalo semisal gue dipindah, di timnya pak Garing juga ada Amira, setidaknya ada yang bisa gue ajak ngobrol kalo lagi butuh bantuan.
---∆---
Beberapa minggu kemudian - "Apa kata mu?! Tembagapura ada di Bali?!" teriak Aldi yang sedang duduk di salah satu kursi meeting.
"Hahahaha," semua orang tertawa.
"Eh bener nggak sih? Tembagapura itu bukannya pura yang terbuat dari tembaga? Bali kan banyak pura kan ya? Bener dong?" ucap Adam dengan segala pembenarannya.
Eh kok pada ketawa sih? Kayaknya salah deh gue.
"Hah? Di desa ku juga ada pura, tapi bukan berarti Bali kan?" tanya Adhi dengan menahan tawa.
"Hahahaha ... bodo sih kamu Dam, harusnya itu kamu tau Tembagapura itu bukan di Bali," ucap Rahmat.
"Emang dimana?" Adam bertanya-tanya dengan apa yang di ucapkan Rahmat.
"Ostrali, tau ostrali?" canda Rahmat.
"Hahahaha," semua orang tertawa.
"Eh ... kirain beneran," ucap Adam.
"Kamu beneran nggak tahu Dam? Kamu tahu kan kalo apa yang kamu katakan ini bakal membekas nantinya di dirimu dan bisa jadi bahan candaan satu tim? Hahaha...," ucap Rani.
"Oh iya ya, bener juga mbak, hahaha. Nggak jadi deh, bercanda doang hahaha," ucap Adam dengan tawanya.
Amira yang sudah kenal Adam sejak pendaftaran karyawan pun ikut tertawa melihat ulah Adam, "Ya ampun Adam, Adam, Hahaha."
Wah sial, mana gue sempet salah sebut Tembagapura di Bali lagi. Kalo nanti gue jadi bahan candaan seperti kata mbak Rani tadi, males juga. Coba gue alihin perhatian mereka aja deh.
"Hahaha ... eh iya, baca-baca dari obrolan chat grupnya mas Dika, katanya ada anggota di timnya yang bakal dikeluarin ya?"
"Hah siapa Dam?" ucap Aldi.
Semua orang pun terdiam melihat Adam dengan penuh pertanyaan.
"Denger-denger sih, Darius mau dikeluarin ... Gara-gara ketahuan HR sering ijin pake surat dokter palsu," ucap Adam dengan polosnya.
"Wah serius Dam?" tanya Adhi.
"Penaltinya bisa kena satu tim loh itu ... hihihi," ucap mas Keni.
"Eh Dam, memang itu berita udah boleh disebarin ya?" tanya pak Garing.
"Nah loh," sindir mas Keni.