The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #9

Mysterious Signal

24 April 2018 - 3 minggu semenjak kepindahan ke tim lamanya, Adam tampak masih galau dengan keinginannya sendiri untuk sesegera mungkin keluar dari Waverocks Company dan mempunyai status sebagai Filmmaker.

Itu sangat nggak mungkin!

Adam yang sedang mengaduk secangkir kopi hitam tanpa gula dan membawa snack rendah kalori yang beralaskan tisu, terlihat sedikit merenung di dekat mesin kopi.

Memang, dari awal gue udah menekankan untuk memperbaiki kondisi sosial gue yang sudah terlanjur berantakan ini. Gue udah terlanjur nyaman juga menjadi sosok pendiam yang tidak peduli dengan lingkungan luar.

Tapi entah kenapa, menurut gue itu tuh salah! Kadang gue nggak begitu nyaman untuk selalu sendirian dan kadang gue juga butuh temen ngobrol. Bahkan gue aja sekarang masih berusaha untuk mencari cara agar bisa mudah untuk membaur dengan semua orang di timnya mas Dika.

Mungkin ada cara lain? Biasanya gue sih selalu mimikri untuk menjadi orang yang baik, biar bisa diterima di suatu kelompok dengan mudah. Tapi ... males ah, gue waktu terakhir jadi orang baik aja, malah terlihat membosankan dan malah pernah dibohongin. Jadi diri sendiri? Hmm ... jadi diri sendiri itu memang gimana sih?

Atau ... gimana kalau menggunakan strategi gue waktu SMA dulu? Pura-pura Bego? Nah! Sudah terbukti kok dengan cara ini, gue bisa dikenal teman-teman dengan baik. Walaupun dengan resiko, gue jadi keliatan beneran bego sih dan bisa menurunkan martabat gue sebagai manusia.

Gimana ya? Nggak apa deh, toh ya bentar lagi gue mau cabut dari sini. Mungkin dengan gue aktif di grup chat dan bersikap seperti orang bego, bisa membantu. Pura-pura aja nggak paham apa yang mereka bicarakan, syukur-syukur kalo ada yang bisa ketawa. Biasanya sih it works!

Adam pun kembali ke meja kerjanya dengan membawa kopi dan snacknya yang belum dia makan. Saat Adam menyeruput kopi pertamanya pada hari itu, Bangrud yang berada di samping kirinya, memanggil Adam.

"Dam, aku bisa minta tolong kamu untuk bantu menyelesaikan rekap daftar-daftar permintaan Developer buat besok?" pinta Bangrud dengan reaksi wajah yang terlihat sopan.

"Hah? Oh bisa bang, bagian mana aja yang bisa aku bantu?" Adam menjawab pertanyaan Bangrud dengan sedikit terkejut.

"Tolong cek dong file AF sampai FD. Aku kalo ngerjain sendiri, lama-lama bisa gila hahaha, buanyak banget soalnya. Bisa kan?" jawab Bangrud dengan sedikit candaan.

"Bisa-bisa! Ya sini, kirim filenya, biar aku bantu," Adam yang selalu mencoba berperilaku baik di depan orang, mencoba tersenyum lebar dan mengiyakan permintaan Bangrud.

"Cek email ya," ucap Bangrud dengan pandangannya yang mengarah ke layar monitor Adam.

Adam pun menjawab "Oke bang, udah aku terima, sambil ngopi-ngopi bentar tapi ya hahaha."

"Iya, sambil ngopi-ngopi aja dulu Dam," jawab Bangrud.

Selang beberapa saat, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara Mita yang memanggil Bangrud dengan bentakan.

"Heh Bang!"

"Hai, ada yang bisa dibantu?" Bangrud menjawab dengan adanya perubahan ekspresi yang serius menjadi sedikit menggelengkan-gelengkan kepalanya, seakan-akan itu adalah candaan yang menggoda.

"Hahahaha...," Mita pun terlihat senang hanya dengan godaan Bangrud tersebut.

Adam yang masih fokus untuk mengerjakan tugasnya, secara tiba-tiba, tertarik untuk melirik ke arah kirinya dan secara tidak sengaja, Adam mendengarkan percakapan mereka.

"Ini loh bang, checklist nomer 7.2 itu ceknya gimana? Kan ini aplikasi cuma punya 5 Bahasa, padahal di ceklis bilangnya harus ada 7," tanya Mita.

"Oh ini ... bentar-bentar," Bangrud coba menjawab dengan mengeja tulisan kecil berwarna merah yang ada di checklist. "Hmmm ... Ahh mending coba tanyakan aja ke Produser dulu untuk pastinya Mit."

"Mmmm ... ini aku yang nanya ke produser?" tanya Mita.

"Nggak, nggak, ini biar aku aja yang nanya langsung," jawab salah satu senior timnya mas Dika.

"Keren," jawab Mita sambil menepuk bahu Bangrud.

"Iya adek manis," sahut Bangrud dengan godaannya lagi.

"Hahaha ... manis kebanyakan gula?" tebak Mita.

"Hahaha...," tawa Bangrud.

~...wanita...manis...ini...sekarang...lebih...suka...memperhatikan...orang lain...ketimbang...kamu...~

Setelah Mita kembali ke meja kerjanya, Adam tiba-tiba memiringkan kepalanya dan mencoba mengelus-elus di bagian tengah dadanya.

Hmm...? Barusan gue kenapa ya? Kok dada gue kerasa sesek gini? Apaan sih ini?

Adam pun mencoba melihat ke dalam cangkir kopinya.

Warnanya hitam pekat normal tuh, nggak kayak kopi Mirna. Hmmm ... jangan-jangan jantung gue kena ya, gara-gara sering minum kopi item. Tapi kan ini tanpa Gula?

Adam pun masih tetap mengelus dadanya sambil melihat ke dalam kopinya.

dug... dug...

Apaan sih? Di dalem dada gue kok tiba-tiba semakin kayak ke tekan gini, nyut-nyut gitu ... Hah? Jangan-jangan kolesterol gue naik? Gue memang lagi diet Keto sih—yang mana ngurangin Nasi, tapi tiap hari makannya daging-dagingan sama telur doang. Waduh! Tapi masa kayak gini kolesterol? Anjir! Kenapa gue malah mikir ini kolesterol? Amit-amit deh, gue masih belum punya penerus nih, wei...

 Dengan kepala menoleh ke kanan dan kiri secara perlahan dan mata yang melihat ke bawah, Adam merasakan hal yang benar-benar dia sendiri tidak mengerti apa penyebabnya.

---△---

3 Mei 2018 - Adam tetap menjalankan rutinitasnya sebagai karyawan yang hanya melakukan kerjaanya, pulang, tidur, bangun dan kerja lagi. Namun di sela-sela dia bekerja, jika ada Film Nasional yang sedang premier di bioskop, dia selalu menyempatkan diri untuk menonton film tersebut.

Udah mau Jum'at lagi ya? Waktu yang tepat buat nonton nih, film apaan ya yang menarik di bioskop sekarang?

Dengan melihat aplikasi Cinema XCIX di Smartphone, Adam hanya membaca-baca deskripsi film-film Indonesia yang memang sedang tayang pada saat itu. Walau film terakhir dari The Avengers sudah memasuki masa Pre-Buy Ticket, Adam tetap tidak terlalu mempedulikannya.

Terbang? Filmnya Fajar Nugros ya? Cuma ini deh kayaknya, film Indonesia yang menarik. Oke deh nonton ini aja besok.

Hmmm, ngomong-ngomong, kenapa gue sekarang cuma peduli dengan film Indonesia buat di tonton di Bioskop? Well, gue cuma mau apresiasi mereka-mereka aja yang udah susah payah untuk membuat film. Film Hollywood pemasukannya bisa dari berbagai negara, sementara film negara kita sendiri? Ya cuma dari kita yang nonton. Masa masih aja sih kita dengan bangga menonton hasil bajakannya? Kalo memang nggak suka, ya nggak perlu nonton dan nggak usah download gratisannya juga.

Begitu juga gue. Acuan gue pertama memang dari siapa Sutradaranya? PH nya darimana? Bagaimana Reviewnya? Bagaimana first impression ketika menonton Trailer filmnya? Apa Sinopsisnya? Begitu... Jadi nggak semua film indonesia juga gue tonton. Karena males banget kalo nontonnya film sejenis Pocong Keseret atau Hakim Ugal-ugalan gitu, takut merusak imaji gue untuk perfilman Indonesia.

Hmmm, ini kenapa gue malah ngomongin film sih? Udah ah, besok aja mesen tiket filmnya.

Siang-siang gini, gue memang selalu bermain Battlefield sama temen-temen kantor, tapi ... akhir-akhir ini gue ngerasa ada sesuatu yang mengganjal. Entah kenapa akhir-akhir ini gue ngerasa sendirian dan kadang ada rasa aneh di dalam dada guekayak sakit gitu, seakan-akan membuat gue sulit untuk bernapas dengan lega. Memang sih, seharusnya gue mulai ngurangin makanan berlemak dan fast food untuk rutinitas diet gue, cuman apa benar ini gara-gara kolesterol?

4 Mei 2018 - Pukul 07:49 pagi, Adam berjalan dengan menenteng tas selempang yang hanya berisikan Smartphone, Charger dan Kartu karyawan. Langkah kaki Adam seakan-akan mengiringi senandung kecil yang keluar dari mulutnya.

Saat tiba di meja kerjanya, Adam terlihat menaruh tas selempangnya itu di atas meja, lalu melanjutkan untuk sedikit membungkukkan badannya agar bisa menekan tombol power di PC kantornya yang berada di bawah meja. Ketika dia menegakkan badannya kembali....

dug...dug...dug...

~...Mita...mana...~

... Adam tiba-tiba menoleh kebelakang dengan sendirinya untuk melihat ke arah mejanya Mita dan dilanjut untuk segera duduk di kursi kerjanya. Seketika itu, dia pun tiba-tiba tersadar.

Lihat selengkapnya