The Diary of The Unlucky Boy : A-Side

Jaydee
Chapter #10

Jantung

Berlanjut dari waktu sebelumnya...

Pukul 18:26, di Bioskop, Adam membuka Barcode dari aplikasi Cinema XCIX dan menyodorkan Barcode itu ke dalam Scanner yang berdiri tegak di samping petugas Ticketing. Setelah kode pemesanan masuk ke dalam layar, Adam langsung menekan tombol OK dan segera mengambil tiket yang keluar secara otomatis dari mesin.

Nonton film jaman sekarang itu enak ya, apalagi buat Single kayak gue.

Dari tempat mesin tiket tersebut, Adam melihat puluhan orang yang sedang mengantri untuk membeli tiket langsung di bioskop.

Kalo harus berdiri sendirian dan mengantri seperti itu, males banget. Udah dilihatin banyak orang, sendirian lagi. Kan nggak ada keren-kerennya sama sekali....

Adam yang sudah memegang tiket film dan berjalan menuju Studio 2, secara spontan melihat suasana Lobi yang penuh akan pengunjung.

Eh iya, gue nggak salah pesen kursi kan ini ya? G10. Pas gue pesen tadi sih memang masih sepi. Hmmm ... tapi sekarang kok udah rame sekali Lobinya? Mana berpasang-pasangan lagi. Semoga mereka hanya mengantri untuk pre-buy ticket film Avengers yang terakhir. Gila aja kalo gue sampe sebelahan sama orang pacaran, bakal terintimidasi to the max pasti.

Adam yang sudah menjadi Moviegoers semenjak terkesan dengan film Pengabdi Setan karya Joko Anwar tahun 2017 lalu, memang sudah sedikit hafal dengan ritme-ritme soal perkiraan jumlah penonton dan letak kursi yang benar-benar nyaman buat nonton di Bioskop.

Ya ... kalo secara posisi sih, posisi di G10 ini memang posisi paling nyaman, apalagi kalo ngikutin postur tubuh gue sendiri. Posisi kursi ini terletak di baris G yang berada di tengah dengan sedikit agak ke atas dan film ini sudah premier sejak satu setengah minggu yang lalu, berarti punya Possibility penonton yang mungkin kurang dari 30 atau 20? Karena kalo dari Review, film ini ratingnya lumayan baik ... dan kapasitas studio 2 di Empire XCIX sendiri sekitar 290-an orang, yang berarti jumlah kursi di studio itu rata-rata 19 kolom per baris.

Jadi nggak mungkin lah ya, bakal ada yang mengintimidasi pandangan gue dengan melihat orang pacaran di sekitaran gue duduk. Secara gue udah milih di barisan kursi yang nggak di atas-atas banget. Yah, sekali-kali jadi raja gitu, duduk di tengah-tengah Studio sendiri, Hahaha....

Adam pun langsung memberikan tiket nonton ke petugas penjaga studio dan segera masuk ke Studio 2. Usai melewati tirai berwarna merah darah dan lorong yang begitu gelap, tampak layar proyeksi berwarna putih terpampang begitu lebar di depan susunan kursi penonton—yang jika dilihat, hanya ada sekitar 15-an penonton yang telah duduk santai menikmati alunan lagu Jazz di dalam studio.

Adam lalu berjalan ke atas untuk menuju kursi G10. Yang mana jika dilihat, di baris tersebut sampai ke barisan bawah, tidak ada satu pun orang yang menempati, alias benar-benar kosong. Perkiraan Adam saat itu memang terbukti benar.

Nah kan! Asoy banget kalo bisa dapet posisi tengah gini, udah sepi, layar lebar, sandaran kursi pas. Pokoknya, berasa studio yang sebesar ini tuh beneran punya gue hahaha...

12 Menit kemudian, lampu studio mulai mati, yang menandakan bahwa film ini akan segera dimulai. Saat itu, Adam benar-benar sudah merasa nyaman untuk duduk di kursi G10 karena tidak ada sama sekali orang yang duduk di sebelahnya dan tidak ada yang mengganggu pandangannya dari depan. Dia lalu meletakkan kedua lengannya di sandaran tangan dan kaki yang sedikit dilebarkan sehingga posisi duduknya pun tampak seperti Raja.

Fix! Lain kali gue bakal nonton menjelang hari-hari terakhir tayang aja. Ya kurang lebih di hari ke 14? 16? Tapi tergantung filmnya juga sih, kalo film komersil yang reviewnya cuma OK, rata-rata jadwal tayangnya cuman 1 atau 2 mingguan doang. Yah ... pokoknya, kapan lagi gue bisa menikmati film senyaman ini?

Namun setelah Adam duduk secara santai dan nyaman di kursi tersebut, tiba-tiba muncul pergerakan sekelompok orang yang berjalan dari bawah Studio.

Bayangan 4 orang tersebut, berjalan menaiki tangga secara perlahan dan berhenti di baris G. Mereka pun mulai memasuki barisan itu. 4 orang itu memang tampak seperti anak kuliahan, 1 pasangan cowok-cewek tersebut duduk di kiri Adam, sementara 1 pasangan lain duduk di kanan Adam.

Loh?

Adam pun membuka mata lebar-lebar dan terheran dengan sendirinya. Secara otomatis, Adam langsung melirik kanan dan kirinya. Seluruh kursi dari ujung kanan sampai ujung kirinya memang kosong. Tetapi di samping kanan dan kirinya, ada 2 pasangan yang tampak sedang menikmati dunia romansa dengan saling berpegangan tangan.

Suara pembuka Dolby Atmos pun terdengar, Adam pun sadar bahwa cuma dia yang satu-satunya masih berstatus Single di barisan tersebut.

"Beb, diem ... udah mulai tuh," terdengar ucapan seorang cewek ke cowoknya, yang berada di kanannya Adam.

"Beb, Dion Wiyoko sama Laura Basuki tuh sering acting bareng ya? Kok sering banget lihat mereka berdua," terdengar juga ucapan seorang cewek ke cowoknya, yang berada di kirinya Adam.

"Iya, mereka tuh memang udah punya chemistry gitu loh. Semacam jodoh dalam berakting. Biarpun aslinya, mereka masing-masing udah punya pasangan," jelas cowoknya yang di sebelah kirinya Adam.

"Kalo kita Jodoh dalam apa?" tanya ceweknya.

"Jodoh sehidup semati lah beb, sshhh udah diem ... udah mulai tuh," jawab cowoknya.

Adam lalu menarik kedua lengannya perlahan dari sandaran tangan, untuk dipindahkan dan saling berpegangan di atas perutnya dia sendiri.

Memang sih, gue melihat dari barisan H kebawah ... tidak tampak adanya orang sama sekali. Tapi....

...

..

.

Fak! KENAPA GUE MALAH DIHIMPIT SAMA 2 ORANG PACARAN GINI WOI!!! DIMANA LETAK KEADILAN!

7 Mei 2018 - Ketika cahaya sinar matahari mulai berpindah ke arah barat, umumnya para karyawan sudah mulai membuat laporan kerja. Kebetulan pada hari ini yang membuat laporan itu adalah Fandy.

Karena Adam tahu Fandy adalah termasuk karyawan yang masih baru. Adam langsung memutar kursi kantornya dan memajukannya ke arah belakang, sehingga kursinya tersebut tampak menutupi jalan di area gang timnya mas Dika. "Fan, ayo gih buat laporannya, gue liatin dari sini deh"

"Haha ... Mending lu bantu gue buat ngisiin data-data laporan nya deh Dam," Fandy juga menjawab dengan candaan.

"Halah EZPZ, cuman gitu aja masak harus minta bantuan gue? Jangan-jangan lu kalo kebelakang ... ke toilet tuh ... lu juga minta bantuan gue buat nemenin lu gitu?" Adam pun membercandakan balik Fandy.

"Memang gue anak kecil apa? Dasar kadal buncit, mending lu bantuin nyelesaiin kerjaan gue deh, cepetan!" jawab orang yang bermata sipit ini.

"Eeh monyet! Pake ngatain lagi nih Tong Sam Cong, yaudah gue bantu aja sini," jawab Adam sambil memajukan sedikit kursi kantornya ke arah meja Fandy.

Lihat selengkapnya