"Jiwa yang bahagia adalah jiwa yang baru saja mengenal sebuah awal dari sebuah akhir."
---▽---
29 September 2018 - Pada hari sabtu, Adam berencana untuk berkumpul terlebih dahulu di warung samping kantor, sembari menunggu teman-teman yang lain datang.
Gue sekarang hanya menggunakan kaos putih, jaket varsity merah, celana jeans dan sandal. Simple banget, karena dasarnya gue itu orangnya emang nggak terlalu peduli soal Fashion.
Setelah semua berkumpul, Adam beserta yang lain langsung berangkat ke Hotel Fuchsia dengan kendaraan masing-masing. Seperti biasa, kedekatan Mita dan Bangrud saat ini mulai dicurigai Adam semenjak Mita lebih memilih Bangrud untuk dijadikan tebengan ketimbang Muslim.
Gue sendiri tahu, mereka cuma temenan dan sebenarnya nggak ada masalah dengan gue kalo Mita mau nebeng siapa aja, gue kan bukan siapa-siapanya juga. Tapi yang gue permasalahin adalah, Mita sendiri memang sudah terlihat tidak ada hubungan lagi dengan mas Dika dan Bangrud sendiri ternyata juga masih Single, yang mana sewaktu-waktu mereka bisa aja jadian sebelum gue benar-benar bisa dapet perhatian Mita seutuhnya. Yang berarti, selama itu terjadi, My heart will surely hate me and crushed my soul, then makes me feel hopeless everyday.
Hish! bakal penat pala gue kalo endingnya harus bersaing seperti ini, tidak adil! Udah nyolong start aja itu orang. Padahalkan gue kan masih dalam tahap kenalan dulu!
~...kebanyakan mikir sih...~
---∆---
Sesampainya di Hotel Fuchsia, seluruh anggota timnya mas Dika mencari parkir dan langsung menuju ke Venue untuk mengadakan acara Team Building bersama.
"Oh iya, mas Jaka mana sih?" tanya Doni.
"Telat tadi, katanya," jawab Bangrud.
"Oh, terus jadinya nanti ngumpul dimana?" tanya Doni kembali.
"Kurnia udah nunggu di kolam renang dari tadi sih. Nanti kita kesana langsung aja, ntar dia malah kayak orang ilang lagi kalo kelamaan sendirian disana," ucap mas Dika.
---∆---
Ketika sudah memasuki Venue, hempasan angin mulai menyambut mereka dengan rasa sejuk. Pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi itu pun, juga dapat menahan sinar matahari yang seharusnya jatuh ke permukaan taman. Banyaknya ornamen-ornamen jawa yang begitu unik dan kolam renang yang begitu besar, membuat suasana team building ini menjadi tampak eksklusif.
"Eh kata Kurnia, kita narok tas dulu di meja nomor 10. Udah di booking dia juga katanya," ucap mas Dika sambil melihat chat yang ada di Smartphone-nya.
Sebelum pergi ke area kolam, mereka semua mampir terlebih dahulu di meja nomor 10 yang terbuat dari kayu jati berwarna coklat tua. Meja kayu ini terbentang begitu panjang dengan kursi yang berjejer-jejer di dekat restoran hotel.
Baiknya gue ambil tempat duduk dimana ya...?
...
Ditengah-tengah aja lah, kayaknya lebih enak nih disini. Langsung menghadap ke restorannya juga.
Adam mencoba menoleh ke arah kiri, beberapa rekan tim juga mulai pada memilih tempat duduk dan ada juga yang langsung segera berlari ke kamar mandi untuk berganti pakaian berenang seperti mas Dika dan Masrufi.
Dan ketika Adam mencoba menoleh ke kanan, terlihat yang lain juga mulai memilih bangkunya masing-masing untuk duduk.
~...Adam, lihatlah sebelahmu. Aku sangat bahagia!...~
Hmmm...?
Namun yang Adam telat sadari saat itu adalah, posisi Mita yang memang sudah menempati bangku di samping kanannya Adam.
Eh ... dia duduk disebelah gue? Serius? Kenapa ... kenapa gue jadi merasa ... bahagia sekali?
~...Adam...ini...kesempatanmu...dekati...dia...ajak...dia...~
Adam sempat terdiam selama 3 detik di saat melihat ke arah Mita.
Cih, apa yang gue pikirin barusan. Sabar-sabar, ambil positifnya aja. Gue sekarang memang jadi lebih bahagia, tapi kalau suka ya jangan baper dulu!
Adam lalu menaikkan sedikit arah pandangnya dan seketika itu, dia melihat juga seorang lelaki yang juga memilih bangku untuk duduk di sebelah kanannya Mita. Lelaki itu adalah Bangrud.
~...Kenapa ada dia?...~
Aduh!! Kenapa muncul orang ini lagi sih! Ck ... udah deh, gue mau ke samping kolam renang dulu aja!
Adam pun melanjutkan perjalanannya ke Venue bersama dengan yang lain dan segera duduk di kursi kolam yang masih kosong sambil menyapa mas Kurnia. "Weh mas! Kayak yang punya hotel aja."
"Hahaha ... nggak ya. Eh tadi kalian tadi udah pada naruh tas di meja nomor 10 kan?" tanya mas Kurnia.
"Udah," ucap Muslim.
"Loh mas Dika sama Masrufi kok nggak ada?" tanya mas Kurnia.
"Kan mereka yang ambil voucher untuk berenang disini, ya otomatis mereka langsung lari ke kamar mandi buat ganti baju," jawab Muslim kembali.
"Hahaha...," tawa mas Kurnia.
Doni yang mengikuti Adam dari belakang, juga langsung mengambil bangku kosong yang berada di depannya Adam dan segera menyiapkan kartu-kartu Werewolves-nya di atas meja.
Mas Dika dan Masrufi yang sudah berganti pakaian renang, juga terlihat bahagia dengan jalan beriring-iringan dari arah kamar mandi menuju ke kolam renang.
Adam yang tiba-tiba jenuh, langsung berinisiatif untuk berdiri kembali dan berjalan-jalan di area sekitar kolam untuk melihat ornamen-ornamen jawa yang terpajang di taman hotel itu.
Saat Adam coba mengambil foto di salah satu ornamen, terlihat Mita dan Bangrud juga mengikuti dari arah belakangnya.
Ck, mereka berduaan lagi, bodo amat!
Setelah Adam mengambil 6 gambar foto, Adam sendiri sadar bahwa suasana di sekitarnya mendadak sepi.
Loh yang lain tadi pada kemana? Perasaan tadi pada disini?
Dari arah pinggir kolam terdengar suara Bangrud, "Satu ... Dua ... Tigaa!!!"
Loh! Kok udah pada disana?
"Woy gue ikuut ... bentar!" Dalam sekejap, Adam berlari kencang dan mengambil posisi yang kosong di barisan waktu itu.
Dengan kondisi terengah-engah, muka Adam menjadi tampak tidak karuan saat foto itu di ambil.
Buset foto gue jelek sendiri ... meringis tapi kurang lebar, kayak wajah pasien dokter gigi yang penakut.
---∆---
Setelah semuanya bosan untuk menikmati pemandangan sekitar Kolam—mereka semua terkecuali mas Dika dan Masrufi yang lebih memilih untuk berenang, akhirnya mulai berkumpul di salah satu meja dekat kolam untuk bermain Werewolves.
~... Adam!...Kamu...biarkan...dia berdiri disitu?...~
Hmmm...?
Adam yang memang dari awal sudah mengambil tempat di kursi kayu yang mengarah ke kolam, mengubah arah pandangannya ke Mita yang sedang berdiri sendirian disebelah kanannya. Mita saat itu memang tampak diam dengan melihat ke arah kartu-kartu yang sedang disusun Doni di Meja.
Eh iya goblok banget gue. Ini Mita udah cewek sendiri, nggak dapet tempat duduk lagi.
Adam pun tampak celingak-celinguk untuk mencari kursi yang kosong di sekitar kolam. Namun sayangnya, tidak ada satu kursi pun yang kosong.
Nggak ada kursi yang kosong ya?
~...Tempatmu!...~
Bodo ah, kursi ini gue kasih Mita aja deh.
Adam sendiri tampak tidak mampu untuk melihat kondisi seorang wanita yang sedang berdiri sendirian di sebelahnya itu. Karena merasa iba, dia sesegera mungkin untuk memberikan kursinya ke Mita.
Adam pun segera berdiri. "Hei Mit, sini Mit ... Kamu duduk disini aja."
"Hmm? Eh ... makasih mas!" ucap Mita.
Adam pun akhirnya berdiri dan bergantian dengan Mita untuk duduk di Kursi itu.
Gue mah berdiri aja nggak masalah, aturan sebagai lelaki kan memang begitu. Cewek selalu menjadi yang di utamakan. Biarpun Mita bukan cewek gue, tapi biarlah ... gue kasihan sama dia.
~...Baiknya...dengarkan...hatimu. Kamu itu...sebenarnya...memang...~
"Udah nih Slim, bisa dibagiin," ucap Doni.
Hmmph...!
Karena secara posisi—Doni berada di depan posisi duduk Mita, Adam langsung mempunyai akal untuk segera bisa menempati kursinya Doni.
Doni sepertinya bisa jadi sasaran empuk nih. Lagian kan dia duduk di depannya Mita persis. Gue isengin deh, barangkali dia mau.
Saat itu juga, Adam langsung berbisik ke telinga Doni. "Don, lu capek ya duduk terus dari tadi? Sini ... gue gantiin. Daripada kartu lu gue intip dari belakang ... mau?"
"Hah? Hmmm...," Doni tampak berpikir. "Ya udah lah ... gue berdiri aja. Gue dari tadi juga bosen duduk mulu."
Anjir, berhasil!
"Nah gitu dong mamen, my broo," Jawab Adam sambil menepuk bahu Doni.
Terima kasih banyak Doni! Kurang ajar bener sih yang gue lakuin barusan Hahaha ... cuman bukan gue kalo nggak bisa ngakalin orang lain. Haha, dengan gini, gue kan bisa duduk santai. Mana Mita duduk persis di depan gue lagi. Yes! Bahagia banget gue hari ini!
---∆---
Terlihat Muslim mulai membagikan kartu Werewolves yang sudah di acak oleh Doni.