The Diary of The Unlucky Boy : B-Side

Jaydee
Chapter #18

Rahasia yang tersamarkan

Lanjut dari waktu sebelumnya...

Saat panas matahari mulai tampak menyengat dari luar jendela, Adam segera menghampiri Doni dan Muslim untuk mengajaknya makan siang.

"Don, Slim, lotek belakang kantor yok."

"Ya ayok," jawab Doni.

"Wah sayur ya? Nggak ah, aku ke warung depan aja," balas Muslim dengan sedikit keluhan.

"Oke deh," jawab Adam.

Mita akhir-akhir ini kalo makan siang maunya sama Bangrud terus, pasti kalo gue ngajak juga paling dikacangin doang. Mana dia nggak jadi ambil cuti lagi hari ini, untung gue tadi ngajak Bangrudnya agak pagian. Udah ah, sama Doni aja.

---△---

"Bu, Lotek satu ya tanpa timun ya. Eh lu apa Don?" tanya Adam ke Doni.

"Eeemmm ... kupat tahu aja deh bu, tapi nggak pake kupat," jawab Doni.

"Hah? Apaan tuh ... kupat tahu kok nggak pake kupat?" tanya Adam.

"Ya kan diet coy, yang penting ada sayurnya," jawab Doni.

Sambil menunggu, mereka berdua pun segera duduk dan membicarakan soal anak-anak di kantor yang mulai pada resign.

"Sepi ya akhir-akhir ini...," keluh Adam

"Iya, udah mulai banyak yang resign juga sih dasarnya," ucap Doni.

I-iya, tapi maksud gue kan sekarang maksi aja cuma berdua ... nggak ada Mita maksud gue Heuuh....

"Iya, emang lu nggak pengen resign juga apa Don?" tanya Adam.

"Belum, gue masih nyaman di kantor ini. Tapi itu juga semenjak di pindah ke timnya mas Dika sih," ucap Doni.

"Iya ya, semenjak di timnya mas Dika, gue juga jadi betah," balas Adam sambil menyeruput minumannya.

Hehehe ... kalo gue kan alasannya lain.

"Betahnya kenapa?" tanya Doni.

"Hmm? Ya betah aja. Temen-temennya pada nyambung kalo di ajak ngobrol. Nggak cuma nge-gosip atau di cengcengin doang. At least memaksa gue untuk aktif bekerja lah," ungkap Adam.

"Apa yang memaksa lu itu aktif Dam?" tanya Doni lagi.

"Apa ya...?"

Brengsek, Doni banyak nanya nih. Hmmm ... baiknya alasan apa ya?

"... Ya di tim ini tuh, gue bisa lebih aktif aja. Nggak tau juga sih alasannya kenapa," balas Adam dengan santainya.

"Eh iya Dam—kalo sekarang, kamu itu ada Crush nggak sih?" tanya Doni.

Beh ... harus jawab apa nih gue?!

~...Cobalah untuk sedikit membuang kegelisahanmu...~

Dengan penuh keraguan, Adam pun menjawab, "Emmm ... Ada sih ... tapi gue udah jarang lagi ketemu sama dia, jadi buat apa juga?"

"Orang kantor?" tanya Doni lagi.

Mmmm ... pertanyaan ini berat juga. Hmmm ... jujur aja lah, memang dia tau?

"I-iya," ucap Adam secara terbata-bata.

"Oooooo ... dari tim lain atau tim sendiri?" tanya Doni kembali seakan-akan ingin menggali informasi tentang Adam.

Eh bangsat, gue jawab apaan nih? Kalo tim sendiri pasti langsung di jackpot, cewek di tim gue kan cuma Mita doang. 

Adam hanya melihat langit-langit warung yang terbuat dari seng dan menjawab pertanyaan Doni dengan sedikit cuek. "Emmm ... tim lain."

"Dari tim sendiri yang pindah ke tim lain atau memang dari tim lain?" Doni yang memang suka meringis untuk menunjukkan giginya yang sedikit itu, selalu menghujam Adam dengan pertanyaan-pertanyaan seputar rahasia Adam dan membuat Adam sendiri semakin terpojokkan.

"Emmm ... tim lain," cuek Adam.

Doni mulai melebarkan senyumnya. "Ooooooh ... Kayaknya gue ngerti siapa."

Siapa? Memang dia tahu beneran? Nebak pun juga pasti salah. Kan Mita masih satu tim.

"Siapa emangnya? Orang dia nya juga udah enggak ada," ucap Adam dengan sedikit memelintirkan fakta yang ada.

Nggak ada?

dug...dug...

~...Adam, Mita nggak ada disini, dia sedang tertawa bersama dengan Bangrud sekarang...~

Sekarang aja dia nggak ada disini, jadi kangen gue.

"Oh udah Resign?" tanya Doni.

"Iya," jawab Adam yang masih termenung.

Lihat selengkapnya