Beberapa hari telah Adam lewati tanpa berbicara sedikitpun dengan Mita. Adam juga sudah lelah dan mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri. Bahkan dengan Bangrud pun sudah mulai sedikit bisa berdamai, karena Adam mulai terbiasa dengan rasa jengkel dan kesal yang sering mengiris perasaannya tiap hari.
13 Desember 2020 - Siang itu kondisi timnya mas Dika sedang tidak ada proyek. Adam yang masih terlihat kesepian dan bosan, seringkali iseng untuk memutar kursi kerjanya sendiri. Bangrud yang juga sedang tidak ada kerjaan, tampak memanggil Mita yang terlihat duduk sendirian di tempat kerjanya.
"Ssst ... sst ... Mit ... sini...," panggil Bangrud dengan lambaian tangan
Cih, sana deh, kalo mau pacaran ... sana. Gue udah kalah, sana ... gue udah dibenci juga ... sana ... gue udah capek juga.
Terlihat Mita mulai berjalan dari meja kerjanya dan segera duduk di bangku Fandy, yang memang dari tadi terlihat kosong. Ketika Mita duduk, tiba-tiba Bangrud membatalkan semua yang mau dibicarakannya tadi.
"Eh nggak jadi ... hahaha," ucap Bangrud.
"Gimana sih?" jawab Mita dengan sedikit kesal.
Saat itupun, Mita tidak segera kembali ke meja kerjanya dan terlihat tetap ingin duduk di kursi yang letaknya berada di belakang meja kerjanya Adam tersebut. Dengan memanyunkan bibirnya, dia sesekali mengayunkan kedua kakinya ke atas dan ke bawah. Adam yang tahu kondisi itu pun, tetap berusaha keras untuk cuek dan memainkan kursinya sendiri untuk diputar ke kanan dan ke kiri.
~...Adam, ini kesempatanmu...~
Nggak mau!
~...Adam!...~
Bodo amat!
Suasana hening terasa di antara mereka bertiga terbentuk karena tidak adanya bahan obrolan yang ingin mereka bahas. Adam disitu yang sudah berminggu-minggu tidak berbicara dengan Mita, tiba-tiba ada rasa ingin mencoba untuk membuka obrolan dengannya.
~...Bicaralah dengan dia mumpung tidak ada bahan obrolan...~
Apa?!
Di saat yang sama, Adam melihat ada sesuatu yang berbeda dari diri Mita. Terlihat dia sedang menggunakan sepatu berwarna putih dengan merk Sike, yang masih baru di kedua kakinya.
Itu Air Form Nine kan? Bahan dan logonya sih emang kelihatan asli ini. Sepatu yang sering diincer banyak orang. Ah apa gue coba buka dengan candaan tentang sepatunya aja ya? Siapa tahu dia responnya positif.
"Eh Mit, sepatu baru ya? Itu KW atau asli?" tanya Adam dengan masih tampak sedikit cuek.
"Menurutmu?!" Mita tiba-tiba mengubah ekspresinya menjadi cemberut, dia lalu berdiri dan berjalan untuk kembali ke meja kerjanya dia.
Lah? Dia tersinggung?
~...Iyalah, tambah marah kan dia!...~
Adam lalu menepuk keningnya sendiri.
Goblok! Salah gue! Padahal kan tadi niatnya cuma bercanda doang. Bercanda dengan Mita itu gimana sih? Kayaknya susah amat buat dia tertawa.
~...nggak semua orang suka dengan candaan satir kamu Adam!...~
Yaaaah ... kayaknya emang gue harus minta maaf langsung deh.
~...Jadilah lelaki! Minta maaf lah secara langsung...~
Cih, padahal gue udah berusaha untuk bodo amat, masih aja tetep ada keinginan untuk merebut perhatian dia. Mita lagi, Mita lagi! Lagian kenapa sih akhir-akhir ini gue selalu grogi kalo ngobrol dengan dia. Does my time is really over? God, if you were really there, please help me.
---▽---
Sore itu, menjelang maghrib, di luar gedung terlihat gelap sekali, lampu kantor yang terangnya seperti lampu tembak itu pun mulai dinyalakan dan seketika itu terdengar derasnya hujan dari atas atap gedung kantor.
"Wah enggak bisa pulang lebih awal nih gue," Adam berbicara dengan sendirinya.
Bangrud yang sedang bermain DOTA, mendengar ucapan Adam itu. "Udaah, di kantor dulu aja ... main-main dulu."
Dengan mencoba untuk sedikit lebih santai, Adam membalas ucapan Bangrud dengan sindiran dan tanpa melihat wajahnya dia. "Males, ngapain? nyari cewek?"
"Hahaha ... kalo saranku jangan nyari cewek satu kantor Dam, nanti berat loh akhirnya," ucap Bangrud untuk kesekian kalinya.
Nah tuh kan, cuap-cuap dengan kalimat itu lagi. Hmmm aslinya, elu mau ngejauhin gue dari Mita kan? Awas aja ntar....
"Oh ya? Memang kamu enggak apa?" sindir Adam.
"Enggak? Maksudnya?" tanya Bangrud yang sedikit bingung dengan komentarnya Adam.
"Ya itu, sama si Mita?" terang Adam.
"Mita? Nggak kok, kita cuma temenan aja," jawab Bangrud.
Ha-ha-ha temenan aja? Oh temenan aja?
"Oh cuma TTM," bisik Adam dengan sedikit cuek.