"Lama aku tak menjumpaimu, bahkan harapan yang telah sirna itu pun hampir membuatku tak mengenal rasa itu lagi.
Namun jika aku melihat wajahmu, suaramu, aura sifatmu dan semua pesonamu, itu akan selalu membawaku kembali untuk mencari cahaya di dalam jurang yang gelap. Tempat dimana harapan tak akan pernah bisa ditemukan.
Hal ini membuatku tidak menginginkan untuk berpapasan denganmu lagi. Kalaupun harus, aku hanya bisa memalingkan muka dan tak akan mau untuk berucap satu kata sedikitpun.
Maaf, aku sendiri sebenarnya tidak suka untuk melakukan hal ini, biarpun dari awal ini adalah salahku, tapi tetap aku tidak bisa mengeluarkanmu dari daftar orang-orang yang berpengaruh di dalam kehidupanku. Lebay banget ya? Iya baru kali ini aku lebay. Tapi Ini demi menenangkan perasaanku yang selalu marah kepadaku.
Juga, aku mempunyai nyawa yang masih aku rawat di dalam kehidupanku ini. Tidak mungkin juga aku menyerahkan kehidupanku terhadap kematian sebagai jalan pintas untuk meredam kekecewaan di dalam perasaanku. Aku juga tidak mau, jiwaku terganggu karena kehadiranmu yang tidak akan pernah bisa aku miliki itu.
Maaf, aku ini memang seorang lelaki yang lemah dengan sebuah Perasaan, Bodoh, namun aku juga lelaki yang tidak mau berdiri terlalu lama di atas kelemahanku sendiri, yaitu kamu."
---△---
Dengan bertopang dagu, Adam tampak sedang melamun di meja kerjanya.
Akhir-akhir ini gue drama mulu? Hidup gue jadi lebay gini, padahal sebelumnya normal-normal aja. Tapi dari dulu gue memang selalu menghindari drama sih, pernah pun untungnya terselamatkan dengan beberapa hal yang membuat gue Ill Feel hahaha ... Apa sebaiknya gue resign dengan segera ya? Cuman entar kalo gue kangen sama dia gimana? Ah bodo banget, di umur segini masih aja belum bisa melepas apa yang seharusnya gue lepas.
"Heh Dam!" Doni menyapa dari meja kerjanya.
"Eh Don, apaan?" jawab Adam yang sedang berada dalam lamunan.
"Tadi pagi tumben telat lu? Enggak takut dengan peraturan yang baru?" ucap Doni.
"Ya sedikit, cuman ya gue bodo amatlah sama peraturan. Udah nggak semangat lagi gue kerja disini," keluh Adam.
"Oh gara-gara si itu ya?" tebak Doni sambil tersenyum.
"Iya, yang lagi menikmati indahnya dunia. Yang lagi norak-noraknya," sindir Adam yang dilanjut dengan berjalan menuju Toilet. "Udah ah, gue mau ke WC dulu."
Sewaktu Adam berjalan ke arah Toilet Cowok di lantai 2, dari arah ruangan HR, Mita tampak juga berjalan menuju ke Toilet Cewek.
Oh Mita? Kenapa bisa papasan lagi sih? Males ah, biarin aja.
Adam pun membelokkan arah pandangnya ke tempat lain dan mempercepat gerakan langkah kakinya.
tap.. tap.. tap..
Ah untung dia diam saja. Kalo sampai dia nyapa kan gue mau nggak mau harus noleh. Hee~eeh, berat juga ya jadi jahat gini.
---△---
6 Maret 2019 - Waktu makan siang pun tiba, Adam yang ingin mencari makan, berjalan turun melalui tangga dengan Doni. Dengan jalan perlahan-lahan, Adam saat itu sedang tepusatkan perhatiannya ke Smartphone. Sesampainya di bawah, tiba-tiba Adam mendengar Doni yang berkata, "Hei Mit!"
Adam pun secara reflek, menoleh ke arah orang yang dipanggil Doni. Saat itu terlihat Mita dan Boris berjalan menuju tangga naik.
Ck! Ah Anjing!
Dengan cueknya Adam, kembali lagi memusatkan perhatiannya ke dalam Smartphone. Namun kali ini, Adam mempercepat jalannya.
Ketika memasuki Lobi, terdengar Doni yang tertawa dari belakangnya Adam. "Dam ... Dam ... Hihihi ... Kenapa lu?"
"Apaan lu! Mau mancing Gue?! Gue jodohin sama Roro Jonggrang mau lu, hah?!" bentak Adam.
Doni pun langsung tertawa lepas mendengar Adam yang marah terhadapnya. "Hahahahaha!!! Bagus banget adegannya!"
"Tai lu, udah cepetan. Males gue kalo harus liat dia lagi, Anjing!" jawab Adam dengan mempercepat langkah kakinya.
"Kenapa?" tanya Doni.
"Pake tanya kenapa lagi ... ntar kalo gue kangen lagi, lu mau tanggung jawab!!?" bentak Adam.
"Anjir santai aja kali! Galak amat ... Kayak si itu aja, hahahaha...!" ucap Doni yang memperlambat jalannya.
"Babi! Udah yok lama amat, jalan kek siput aja lu!" bentak lagi Adam.
"Hahahahaha!!" tawa Doni dengan terbahak-bahak.
Tap.. tap.. tap..
---△---
Sesampainya di Warung Makan, Doni memulai kembali untuk memancing Adam bercerita mengenai Mita.
"Gimana Dam? Jadi resign kapan?" tanya Doni.
"Hah? Belom, masih fase belajar dulu gue. Lumayan kan ikut workshop film sana-sini. Susah bro, kalo misal nggak punya link tuh," jawab Adam.