The Diary of The Unlucky Boy : B-Side

Jaydee
Chapter #35

Terima kasih ya, Mita!

"Sebenarnya, aku hanya ingin bertemu kamu untuk terakhir kalinya, melihat senyummu dan melepaskan semua hal yang telah aku pendam selama ini. Tapi biarlah waktu yang menjawab itu semua. Karena aku tahu ini hanya sia-sia. Dan, aku cuma ingin kamu tahu bahwa aku itu memang mencintaimu"

---△---

24 Juli 2019 - Dinginnya Air Conditioner malam itu, membuat Adam ingin merebahkan badannya di atas kasur. Dia melihat langit-langit rumah yang terkena biasan cahaya dari lampu meja.

Jujur gue merasa bosen akhir-akhir ini, kehidupan gue kayaknya sama terus dari waktu ke waktu. Datang ke suatu tempat, kenal dengan seseorang, nyaman, lalu setelah itu berpisah. Konsep cerita yang sama, bedanya dulu gue sering ninggalin temen gue karena pindah-pindah tempat terus. Sekarang...?

Hmmm ... jadi seperti itu kah rasanya ditinggalkan? Apa ini bentuk Karma?

Bzzz... Bzzz...

Ada notifikasi masuk di Smartphone-nya Adam.

Hmmm? Rahmat?

"Dam, pembukaan Artjog.

Lu mau ikut nggak?"

"Kapan?"

"Besok ini, masuknya gratis

kalo pas pembukaan."

Iya, gue butuh distraksi akhir-akhir ini. Gue butuh ngelupain Mita dan sebisa mungkin move on dari situ. Jalan gue udah berakhir.

"Ikut deh. Berdua aja?"

"Nggak, nanti ada temenku,

anak Designer."

"Ya udah, aku ikut. Bawa kamera kan?"

"Iya, kita nanti foto-foto di sana."

huft...

Ya udah, memang waktunya gue mengambil jalan lain untuk saat ini. Sampai ketika Mita bener-bener keluar dari kantor. Gue harus bisa buktikan ke diri gue sendiri bahwa gue bisa ngelupain dia.

...

Sekarang tidur dulu deh, udah malem. Selamat tidur Adam, semoga kamu mimpi indah.

25 Juli 2019 - Jam 5 pun tiba. Dari meja kerjanya, Adam bergegas untuk berjalan turun menuju Lobi dan bertemu Rahmat yang sudah menunggu di sana.

"Mat!" sapa Adam.

"Eh gimana, bawa kamera? Minjem dong, pengen liat kameramu," tanya Rahmat.

"Bawa dong. Eh sekarang apa nanti kita kesananya?" ajak Adam sambil memberikan kameranya.

Rahmat yang mengambil kameranya Adam menjawab, "Bentar, nunggu temenku."

"Okey."

Adam dan Rahmat pun sempat ngobrol beberapa menit untuk membahas soal Fotografi di Lobby.

Tidak lama kemudian, terlihat Mita yang berjalan turun dari tangga dan berjalan menuju Lobi. Dia sendiri terlihat menghampiri Rahmat. "Eh, Mat jadi?"

Hmmm? Kok ada Mita?

Rahmat menjawab, "Jadi."

"Di Jogja National Museum kan?" tanya Mita.

"Iya. Eh, nanti kita enaknya kesana motoran apa jalan kaki ya? Kan deket tuh," usul Rahmat.

Mita tetap menjawab pertanyaannya Rahmat tanpa mempedulikan Adam yang sedang duduk di Lobi saat itu."Motoran aja, ngapain jalan kaki?"

"Ya!" jawab Rahmat.

Gue sepertinya bukan temennya lagi sekarang. Bahkan di sapa pun tidak.

Wajahnya Adam memucat. Dia kesal karena Mita, yang notabene teman satu timnya dulu, tidak menganggap Adam sama sekali saat itu.

"Sama siapa aja?" tanya Mita dengan cueknya ke Rahmat.

Karena kesal, Adam yang mendengar itu pun langsung memotong pembicaraan mereka berdua dengan nada yang tinggi, tanpa melihat ke arah Mita. "Aku!"

Mita yang masih tidak mengindahkan dengan keberadaan Adam di tempat itu, langsung melanjutkan pembicaraannya ke Rahmat. "Eh, nanti aku mau les inggris dulu, kita berangkatnya jam 7-an ya?"

"Oh kamu ada les inggris dulu?" tanya Rahmat.

"Iya," Mita langsung berjalan balik ke lantai 3.

Dari Lobi, Adam hanya memandang ke arah Mita yang sedang berjalan menuju tangga naik dengan mata yang terkulai.

~...Mita sepertinya tidak bisa melihatmu lagi Dam, apalagi setelah kamu mengungkapkan perasaanmu kemarin...~

Bahkan dia sekarang nggak melihat gue sama sekali. Sepertinya dia memang tau apa yang harus dia lakukan dan itu yang terbaik buat semuanya. Gue juga nggak bisa apa-apa lagi, gue cuma bekas temen kerjanya yang bodoh. Nggak lebih.

huft...

Lagian kenapa Rahmat kemarin tidak bilang kalo Mita ikut?

"Mat, Mita memang kamu ajak kemarin?" tanya Adam.

"Iya, aku iseng ajak dia pas karaokean bareng-bareng kemarin sore di Sing Room," ucap Rahmat.

"Oh...."

Gimana ini? Gue harus apa? Udah terlanjur Awkward gini.

---△---

Pukul 19:16, Adam, Rahmat dan Rendra, seorang karyawan divisi designer temannya Rahmat, masih menunggu Mita di Lobi. Penantian pun berakhir ketika Mita berjalan turun dari lantai atas. Mita tampak menghentakkan kakinya begitu cepat tanpa menghiraukan orang lain selain Rahmat di Lobi.

"Yuk Mat, aku bonceng kamu ya?"

"Ya!" balas Rahmat.

Dalam perbincangan singkat itu, Adam hanya terdiam dan sesekali melihat ke arah Mita dengan masam.

Iya ... gue memang bukan siapa-siapanya lagi sekarang.

Lihat selengkapnya