The Director

Annisa Fitrianti
Chapter #6

Is It Alright

Merasa begitu cemas akan kondisi Kendall, kini Zayn dengan sekuat tenaga mempercepat langkahnya memasuki area gedung dan menuju satu-satunya pintu yang menjadi aksesnya untuk naik ke rooftop. 

"Fuck!" umpat Zayn ketika pintu handle yang berulang kali iya tekan tetap tidak terbuka. 

Memilih untuk menumpuhkan kaki di lantai dengan Kendall yang masih berada dalam rengkuhannya, dengan cekatan Zayn mengeluarkan ponsel dari saku celana miliknya. 

"Damn it!" umpat Zayn sekali lagi ketika melihat baterai ponselnya berkedip dan tiba-tiba layar ponselnya gelap, lowbat.

"Dingin" rintih Kendall, membuat Zayn kemudian menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Kendall lalu menempelkan pipinya dengan pipi Kendall. 

Tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir karena tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Kendall, kini Zayn kembali berdiri dengan Kendall dalam gendongannya dan memutuskan untuk menggunakan tangga darurat untuk turun dari gedung sialan ini. 

"Bertahanlah Ken" pinta Zayn seraya berjalan menuruni anak tangga dan mengabaikan sakit di bagian tulang rusuknya. 

Berbeda dengan Zayn yang kini tengah mencari jalan keluar untuk bisa menyelamatkan wanitanya, Harry justru dengan perasaan yang dipenuhi amarah tengah menyesap tequila di bar yang tersedia dalam gedung ini. 

Dalam pikiran Harry, saat ini mungkin Kendall tengah mengobati Zayn yang sudah sadar dan mereka mungkin tengah asik membicarakan kelanjutan hubungan mereka dan berakhir dengan ciuman panas yang bisa saja terjadi. 

Tidak perduli dengan Taylor yang tiba-tiba menghilang dari club malam ini, Harry justru tengah menanti kedua pasangan itu di lantai dasar yang merupakan club utama. 

Dua jam berlalu, tiba-tiba tubuh Harry lantas membeku ketika melihat wanita pujaannya terlihat sudah tidak berdaya dalam gendongan Zayn. 

Apa yang telah terjadi? 

Sepertinya dugaannya salah besar. 

Kemana jas miliknya? Kenapa Kendall justru menggunakan coat berwarna coklat? 

"Apa yang terjadi tuan?" tanya pria plontos berpakaian seragam dan kacamatanya yang berwarna hitam seolah menjawab pertanyaan Harry. 

"Siapkan mobil sekarang!" perintah Zayn yang sama sekali tidak menjawab pertanyaan bodyguard nya karena kini kedua tangan Kendall sudah terlepas dari tengkuk lehernya. 

"Baik, ayo tuan" jawab sang bodyguard patuh dan membuka akses jalan untuk Zayn yang tengah menggendong Kendall ala bridal style

Baru saja Harry ingin menghampiri kedua pasangan tersebut yang kini berjalan kearah pintu keluar, tiba-tiba saja tangannya di tahan oleh Gigi. 

"Kini giliran aku, jadi lebih baik kamu menunggu kabar selanjutnya dirumah Har" ucap Gigi, membuat Harry terkekeh dan menggelengkan kepala tidak percaya. 

"Ini bukan waktunya untuk bermain main dengan rencana sialan kamu Gi!" protes Harry. 

"Please, biarkan aku urus mereka lebih dulu. Aku janji begitu selesai, aku langsung menghubungi kamu" jelas Gigi seraya menyatukan kedua tangannya sebagai bentuk permohonan. 

"Apa kamu tertarik pada Zayn?" tebak Harry yang lantas mendapat anggukan kepala dari Gigi. 

"Untuk itu aku mohon biarkan semua rencanaku berjalan sebagaimana mestinya" pinta Gigi membuat Harry menekan pelipisnya yang pening. 

"Lakukan apapun rencana kamu, tapi aku akan tetap mengikuti mereka dari belakang" putus Harry membuat Gigi kemudian tersenyum sumringah dan menepuk pundak Harry sebelum berlalu pergi. 

Berdiri di dekat pintu keluar karena masih menunggu mobilnya datang, tiba-tiba pundak Zayn di tepuk dari belakang. 

"Kendall kenapa?" tanya Gigi yang kini berpura-pura khawatir. 

"Kami terjebak di rooftop" jawab Zayn seadanya. 

"Astaga, tubuhnya dingin sekali. Sepertinya Kendall perlu penanganan dokter Zayn" saran Gigi setelah lebih dulu menggenggam tangan Kendall. 

Lihat selengkapnya