The Director

Annisa Fitrianti
Chapter #11

Angels Like You

Memilih mengambil jarak dari dekat Zayn dan terduduk di sisi ranjang dengan air mata yang semakin deras membasahi pipi, tidak kuasa Kendall kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangan. 

Tidak kuasa menyaksikan tunangannya kembali mengingat luka yang ditorehkan karena kesalahannya, Zayn lantas dengan gontai menghampiri Kendall dan berlutut di hadapan tunangannya ini. 

"Sekarang aku mengerti kenapa kamu begitu marah dan mungkin benci kepada aku. Kamu juga mungkin sudah bosan mendengar semua ucapan maaf dari aku, Ken. Tapi percayalah cuma itu satu satunya kata yang mampu aku ucapkan atas semua kesalahan yang sudah aku perbuat terhadap kamu.." ucap Zayn dengan kepalanya yang tunduk dan menatap lekat kaki jenjang Kendall. 

Mengandahkan tatapannya untuk menatap lekat wajah Kendall, dengan hati-hati Zayn pun membawa tangan Kendall untuk dia genggam erat.  

"Tapi Ken, kalau aku boleh jujur sebenarnya hatiku pun sangat sakit dan kecewa sekali atas fakta yang sudah kamu sembunyikan selama ini.."

"Terlebih kenapa malam itu kamu tidak langsung memberitahukan keadaan kamu? Bukankah tepat pada malam kejadian itu aku terus menghubungi kamu? Atau ada hal lain yang kamu sembunyikan lagi dariku?" tanya Zayn yang kini menatap Kendall dengan tatapan curiga. 

"Please, Zayn. Aku tidak ingin membahas hal ini lagi" putus Kendall dengan sepihak sehingga Zayn pada akhirnya melepas tangan Kendall dan memilih bangkit dari posisinya. 

"Baiklah kalau memang itu yang kamu mau. Aku akan mencari tahu sendiri seperti apa sebenarnya keronologinya sampai kamu bisa terjatuh dari tangga malam itu..." 

"Sebentar lagi, setelah anak buahku selesai memeriksa rekaman CCTV satu tahun lalu di apartment lama kamu" jelas Zayn membuat tubuh Kendall menegang dan terlihat jelas kedua tangannya gemetar hebat. 

Menatap tajam kearah Zayn, tanpa sadar air mata Kendall kembali terjun bebas membasahi pipi sebab dia merasa malu kalau sampai Zayn melihat apa yang sudah bajingan itu lakukan padanya. 

"Ah ya, tidak lupa juga aku pastikan peluru akan bersarang tepat didalam tengkorak Daniel" ancam Zayn berhasil membuat Kendall bangkit dari keterdudukannya dan memeluk erat Zayn. 

Well, selalu hanya dengan cara menekannya seperti inilah tunangannya ini baru akan menjelaskan apa yang dia sembunyikan. 

Merasakan kedua tangan yang melingkar di pinggangnya bergetar hebat, Zayn dengan lembut membalas pelukkan Kendall dan mengecup pucuk kepala tunangannya itu dengan hikmat. 

"Malam itu aku terjatuh dari tangga karena mencoba menyelamatkan diri, tapi sialnya aku gagal menyelamatkan anak kita" jelas Kendall dengan terbata karena wanitanya ini tidak kuasa menahan tangis. 

"Dan aku yang meminta Daniel untuk tidak memberitahu kamu mengenai keadaanku malam itu, karena aku takut kamu akan sangat marah karena aku datang ke apartment pribadiku lagi" ungkap Kendall dengan berat hati dan semakin erat memeluk tubuh Zayn. 

"Then who?" tanya Zayn berusaha menatap wajah Kendall yang kian bersembunyi di dadanya. 

"My Ex" cicit Kendall seraya meremas kemeja yang Zayn kenakan. 

Terkejut dan bercampur marah, Zayn yang sudah terbakar emosi pun secara paksa menyingkirkan tangan Kendall yang kini terlingkar erat di tubuhnya dan berjalan menuju ruang kerjanya dengan tetap mengabaikan seruan Kendall yang mengekori nya. 

Dengan satu gerakan Zayn lantas membuka laci dan meraih shotgun serta mengecek peluru di dalamnya, Kendall dengan langkah tergesa pun segera memblokir jalan keluar. 

"Letakkan senjata itu Zayn" pinta Kendall.

"Zayn! Letakkan senjata itu!" Sentak Kendall yang sudah ketakutan setengah mati seraya menatap lekat kedua mata Zayn yang mana terlihat marah dan sudah berlinang air mata. 

"Aku mohon" lirih Kendall dengan tatapan permohonan. 

"Melihat kamu harus sekarat berbulan bulan karena tindakan kriminalnya saja, aku hampir hilang akal Ken. Lantas bagaimana bisa aku menerima kenyataan harus kehilangan anakku, yang aku sendiri sama sekali belum mengetahui keberadaannya didalam perut kamu" tuturnya dengan nada bergetar dan sudah banjir air mata.

"I'am Sorry.." gumam Kendall yang lantas menghampiri Zayn dan memeluknya erat seraya perlahan mengambil alih shotgun yang digenggam Zayn kemudian melempar benda itu asal. 

Tok..tok..tok...

"Permisi, maaf mengganggu Tuan dan Nyonya. Ace sudah menyelesaikan tugasnya dan dia meminta saya menyampaikan ini kepada Tuan" ujar bodyguard kepercayaan Zayn yang nampak mengulurkan kotak hitam. 

Memberi ruang untuk keduanya, Kendall kemudian memilih terduduk di sofa seraya mengamati Zayn yang menerima kotak yang diulurkan oleh Jim. 

"Jim, sampaikan pada Ace untuk segera memberikan salinan nya ke Mr.Payne" titah Zayn membuat Kendall memijat pelipisnya. 

"Baik Tuan, permisi" ucapnya seraya undur diri dan Zayn lantas menutup pintu ruangan ini dan membuka kotak hitam tersebut di meja kerjanya. 

Lihat selengkapnya