Menunggu elevator selama beberapa waktu karena Kendall dan Kim memutuskan untuk kembali ke kamar rawat, di kejauhan terdengar adanya keributan tepatnya dari arah lorong kamar Harry.
Takut terjadi sesuatu yang buruk, Kendall pun meminta Kim untuk membawa ke dekat lorong kamar Harry namun tetap dalam jarak aman karena dia tidak ingin ada keributan lagi.
"Kita pulang!" Tegas Simon dengan raut wajah marah dan menggenggam erat tangan Taylor yang mana terlihat menggunakan pakaian steril untuk operasi.
"Aku tidak bisa, Pa. Harry masih membutuhkan aku disini" ujar Taylor begitu putus asa dan air mata terlihat mengalir deras membasahi di pipinya.
"Dan membiarkan kamu mendonorkan organ hatimu kepadanya? Jangan harap! Aku sudah menjaga kamu sampai sebesar ini dengan baik dan dengan susah payah. Jadi, kamu tidak bisa seenaknya sendiri Ty. Tidak terencana dalam otakku untuk mempertaruhkan kesehatan kamu di masa depan nantinya" jelas Simon pada Taylor agar anaknya itu memikirkan resiko di kemudian hari atas keputusannya menjadi pendonor.
"Aku mohon Pa. Sekali ini saja izinkan aku membuat keputusan sendiri untuk hidupku" keluh Taylor dengan tatapan memohon kepada Simon.
Namun, permintaannya itu jelas ditolak mentah mentah oleh Simon dan terlihat bodyguard siap untuk membawa paksa Taylor meninggalkan lorong rumah sakit. Sepeninggalan Taylor, Simon justru terlihat menghampiri orang tua Harry dan merobek surat persetujuan menjadi pendonor milik Taylor.
Terlihat jelas kekecewaan di mata Hana yang lantas berlalu pergi dari hadapan Simon dan memilih untuk menatap Harry dari kaca ruangan ICU. Berbeda dengan David yang kini sudah mengepalkan tangannya erat dan menatap Simon marah. Siap untuk memaki, namun Simon lebih dulu membuka suara.
"Taylor satu satunya keluarga yang saya punya dan saya harus menjaganya dengan sebaik mungkin. Saya yakin anda pun akan melakukan hal yang sama jika menjadi saya" ujar Simon yang diam diam mencuri pandang kearah Harry yang masih terbaring didalam ruang ICU melalui kaca ruangan.
"Anda benar, saya pun akan memantau ketat aktivitas Harry setelah ini. Dia harus fokus akan karirnya bukan lagi perihal perasaan wanita kepadanya" jawab David yang terdengar dingin dan penuh makna tersirat.
"Aku juga sepemikiran dengan kamu. Well, semoga Harry segera mendapatkan pendonor lain" putus Simon seraya menepuk bahu David dan berlalu pergi.
Mengetahui apa yang harus dilakukan kali ini, Kendall pun meminta Kim untuk menemaninya kembali keruangan tempat melakukan prosedur sebagai pendonor.
Besar harapan Kendall kali ini adalah dia tidak salah langkah untuk menyelamatkan Harry dan Zayn. Satu jam melakukan prosedur kelayakan sebagai pendonor, hasilnya pun berakhir sesuai harapan bahwa Kendall layak menjadi pendonor sumsum tulang belakang untuk Zayn.
Dokter mengatakan kehamilan Kendall tidak terlalu berisiko untuk menjadi pendonor bagi Zayn, namun sangat dilarang untuk melakukan pendonor hati untuk Harry.
Sehingga, kini Kendall dan Kim sedang menunggu kedatangan Sergio. Satu-satunya harapan yang dia punya saat ini untuk keselamatan Harry.
"Bagaimana hasilnya Ken?" Tanya Sergio yang lebih dulu mengecup pipi kanan dan kiri milik Kendall dan Kim.
"Sesuai harapan" jawab Kendall dan di detik itu juga Sergio membekap mulutnya dengan tatapan berbinar seraya berkaca kaca kemudian langsung memeluk Kendall erat.
"Aku akan beritahu ayahku" ungkapnya setelah mengurai pelukannya dengan Kendall.
Belum sempat Sergio mengeluarkan ponsel dari saku, Kendall lebih dulu menahan pergelangan tangan Sergio dan menatap pria itu dengan lekat karena ada hal lain yang ingin dirinya sampaikan.
"Aku punya persyaratan lain" ucap Kendall dengan tatapan dingin dan Sergio pun menatap Kendall tak kalah dingin.
"Apa?" Tanya Sergio.
"Aku ingin kamu, Selena dan Zac juga melakukan prosedur pemeriksaan menjadi pendonor hati untuk Harry" jelas Kendall atas upayanya untuk menyelamatkan kedua pria yang dia cintai itu.
"Aku pikir kakakku satu satunya pria yang kamu cintai selama ini" sindir Sergio yang tidak terima atas fakta bahwa kini Harry menjadi orang ketiga di antara hubungan keduanya.
"Dan sekarang aku sedang bertanggung jawab untuk itu, Gio. Forgive me, i'm trying my best .." jelas Kendall dengan perasaan sesak dan merasa sangat bersalah kepada mereka.
"Aku hanya akan menghubungi ayahku. Tidak dengan Selena. Kamu bisa jelaskan sendiri kepadanya, karena aku tidak ingin terlibat apapun dengan perempuan ular itu" putus Sergio yang mengambil jarak dan sibuk memainkan ponsel nya.
Beberapa saat setelah Sergio menghubungi Zac, pria tua itu pun langsung datang membawa beberapa berkas perjanjian diantara mereka bertiga. Sebab, dirinya dan Sergio setuju untuk melakukan prosedur tersebut asal Zayn segera mendapat tindakan.
Namun, setelah satu jam melakukan prosedur pemeriksaan baik Zac maupun Sergio dinyatakan tidak layak menjadi pendonor. Dan satu-satunya harapan mereka semua adalah Selena.
Tidak ingin terlalu banyak membuang waktu, Kendall pun menghubungi Selena dengan ancaman hanya agar wanita itu mau bertemu saat ini juga di ruang prosedur pemeriksaan.
"Ada apa ini?" tanya Selena to the point karena terkejut melihat Kendall yang ternyata justru mengajaknya bertemu tidak seorang diri.
"Kita bicara disana" ujar Kendall mengajak Selena mengambil jarak dari keberadaan Kim, Sergio dan Zac.
"Apa lagi yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Selena yang merasa jengah karena harus berhadapan dengan wanita yang berhasil mengambil hati Zayn.
"Aku ingin kita membuat kesepakatan" jelas Kendall mengajukan surat prosedur pemeriksaan pendonor hati dan hasil pemeriksaan milik Kendall yang dinyatakan layak sebagai pendonor sumsum tulang belakang.